Aku Bukan Menantu ImpianPart 34. Fara menikah.Fara tidak bekerja lagi di pabrik konveksi.Setelah kursus menjahitnya selesai, Fara membuka usaha tailor di rumah. Sebuah mesin jahit, mesin obras dan sebuah mesin neci di belinya. Novi dan Andi calon suami Fara, yang katanya membeli semua itu. Andi juga belum sempat melamar Fara, karena kata Fara, ia ingin di lamar dan langsung menikah. Kini usaha Fara sudah terwujud. Walau belum besar seperti pengusaha lainnya, Fara sudah terima satu dua pesanan. Tak kam akhirnya, Fara pun menerima lamaran Andi.Sebulan setelah Andi dan keluarganya datang untuk melamar, hajatan pernikahan di laksanakan. Acara yang sederhana yang begitu terkesan buat ku dan keluarga, terlebih Fara sendiri.Oh ya, kami mengundang Mas Anton dan keluarganya, keluarga Mas Bayu juga kami undang. Tapi yang datang hanya Sofi beserta suami dan anaknya. Kata Sofi ayah ibu dan adiknya tak bisa hadir, begitu juga Bayu karena sedang sibuk.Tak apalah, aku juga sudah bahagia
Aku Bukan Menantu ImpianPart 35. Pengantin baru.POV Fara.Menggamit tangan Kak Andi berjalan pelan menuju kamarku. Ini adalah malam pertama aku menjadi istri Kak Andi. Tapi memang nyatanya aku belum bisa menikmati indahnya menjadi pengantin baru. Aku berlaku manis di depan keluargaku saja. Padahal dadaku gemuruh penuh pertanyaan tentang prilaku ibunya Kak Andi sepanjang acara siang tadi. Tak ada senyum sedikitpun. Aku duduk di tepi ranjang. Kak Andi juga di sampingku. Tempat tidurku ku di penuhi bunga, hasil karya rias pengantin seharian tadi. Maksudnya mungkin supaya aku menikmati malam pengantin yang indah ini."Kak,,," aku buka suara."Ya Dek,""Kak Andi bilang, orangtua kak Andi sudah setuju dengan pernikahan kita, nyatanya apa kak? Kenapa Ibu Kak Andi sepertinya cemberut sepanjang acara tadi ya?""Nggak usah di pikirkan, Dek. Yang penting kita sudah menikah," jawab Kak Andi."Kok begitu aja jawabannya, ini bukan masalah sepele Kak, aku sudah bilang tak mau menikah tanpa restu,
Aku Bukan Menantu ImpianPart 36. Pengantin baru.Aku keluar menemui ibu kak Andi, ku cium punggung tangannya, walau tak begitu rela karena sepertinya mertua ku ini kurang suka padaku."Mbak ini siapa?" tanyaku menunjuk gadis di sebelahnya "Oh, ini Siska," mertua buru buru menjawab. "ini calon istri nya Andi. Tapi sayangnya Andi menolak,""Ooooo,,, calon istri tapi di tolak. Tapi nggak malu ya mau ke rumah orang yang sudah menolaknya. Kalau mau kondangan kemarin mbak, bukan sekarang. Sudah selesai hajatannya," ucapku ketus."Nggak sopan kamu ya," hardik mertua kasar. Matanya membulat, tanda ia sedang marah. "Siska ini anak orang kaya, dia sopan sama ibu. Kamu yang orang biasa aja, berani ngelunjak sama saya," Oh, jadi gadis itu namanya Siska. Dari parasnya, usianya sepantaran Kak Andi. "Bikinin kita teh es," perintah mertua sambil masuk ke dalam rumah. Dengan gaya acuhnya."Ya, Bu. Biar Andi yang bikin teh es," ucap Kak Andi menyongsong ibunya."Ibu bukan nyuruh kamu. Tapi nyuruh
Aku Bukan Menantu ImpianPart 37. Dia cinta terakhirku.POV AndiSejak kemarin, sebenarnya aku kurang nyaman dengan sikap ibuku saat hari pernikahanku. Aku sangat mencintai Dek Fara, tapi ibu terus menyalahkan pilihanku. Malam pengantin ku lalui begitu dingin. Dek Fara merajuk pula. Minta penjelasan tentang sikap ibu seharian tadi. Bahkan, ia tak mau tidur denganku. Ia nekat tidur dilantai. Untung aku segera terbangun dan mengangkat tubuh Dek Fara ke tempat tidur. Lalu diam-diam tidur di sampingnya sambil memandangi wajah Dek Fara sampai pagi, tanpa Dek Fara ketahui. Tapi ku lihat wajahnya sembab. Pipinya basah. Aku tau ia menangis semalaman. Sesensitif itukah hatimu, Dek?Tak apalah. Setelah ku bawa ia kerumahku, berdua saja di rumah, lalu aku katakan jangan pedulikan ulah ibuku. Karena aku cuma cinta sama kamu, ku pikir semua akan baik baik saja.Springbad pesanan ku sudah tiba. Ku masukkan kekamar utama. Sebuah kamar dimana aku dan Dek Fara akan menghabiskan malam malam indah, di
Aku Bukan Menantu ImpianPart 38. Satukan Kami ya, Allah.POV AndiWhatt? Dia bilang aku tak peduli? Padahal aku hampir semaput menunggu dia di sini. Badanku lemas karena tak bisa makan, aku takut terjadi sesuatu padanya. Aku sudah mencarinya kemana-mana tapi tak kutemukan, aku takut sekali kehilangan dia, aku masih dibilang tak peduli?"Untuk apa mencarikku, Kak. Di sini sudah ada Ibu dan calon menantu kesayangannya!"Suaranya serak dan bergetar."Aku nggak butuh calon menantu kesayangan Ibuku. Karena aku sudah punya istri yang sangat aku cintai," aku sedikit merayu. Tapi itu faktanya. Aku hanya mencintai Dek Fara. Mungkin ini yang yang dinamakan 'bucin'."Kalau Kak Andi mencintai aku kenapa membiarkan aku pergi dari rumah. Kak Andi tidak melarangku. Bahkan Kak Andi tidak mengejar ku saat aku akan pergi!?"Tangis Dek Fara pecah lagi."Aku mengejarmu Dek,,, ku suruh Ibu pulang dulu. Baru aku ngejar Dek Fara. Tapi Dek Fara keburu hilang. Dek Fara cepat sekali larinya. Aku kebingungan m
Aku Bukan Menantu ImpianPart 39 Dek Fara cemburu.Jam lima pagi. Sepertinya Dek Fara selesai mandi. Rambutnya masih basah di bungkus handuk. Wajahnya berseri. Bajunya juga sudah bukan yang semalam di kenakan. "Bangun Kak, solat," ucapnya membangunkanku.Aku menggeliat. Hampir saja aku lupa kalau sudah beristri. Jadi tak sesantai biasanya, karena pasti ada yang bawel membangunkan untuk bangun pagi. Padahal udara terasa dingin sisa hujan semalam, badan rasanya remuk dan sangat lelah. Aku menggeliat lagi."Kak bangun. Nanti kehabisan Subuhnya," katanya lagi."Iya. Bentar lagi. Ini badan rasanya remuk," keluhku."Makanya cepat mandi. Nanti capeknya hilang," seraya mengembangkan senyum."Kamu udah mandi Dek?" "Ya udah Kak, lihat aja nih bajuku udah ganti, rambutku udah di keramas, tandanya udah mandi,""Hmmm iya, wangi lagi. Udah keramas sih, pasti karena semalam mati lampu."Dek Fara menimpukku pake guling. Sambil tersenyum membuat pipinya bertambah merah, ia mendorong tubuhku, agar se
Aku Bukan Menantu ImpianPart 40 Aku harus tegar.POV FaraAneh memang, kenapa aku begitu mudahnya cemburu. Kak Andi hanya terpaku memandang Kak Sofi dari belakang. Katanya, Kak Sofi mirip denganku. Karena itu, Kak Andi agak sedikit terkejut. Aku sudah marah. Ini kah cemburu yang bukan pada tempatnya? Sebelum pernikahan ini, aku merasa tidak memiliki Kak Andi. Jadi aku tak pernah cemburu. Tapi saat ini, Kak Andi sudah jadi suamiku. Aku hanya ingin seluruh pandangan dan perhatian Kak Andi hanya untukku. Aku hanya ingin kak Andi memperhatikanku. Aku hanya ingin Kak Andi menjadi milikku. Tapi aku sendiri menyadari rasa ini berlebihan. Aku takut tak bisa menguasai diri. Ketika kulihat wajah cemberutku di kaca, betapa jeleknya. Aku masih pengantin baru. Harusnya wajahku ceria.Ku coba tersenyum. Cantik. Kak Andi ikut tersenyum melihat wajahku di cermin. Aku berjanji akan selalu tersenyum, terutama di depan Kak Andi."Pengantin baru, sarapan yok,,," suara Novi membuyarkan lamunanku.Ku l
Aku Bukan Menantu ImpianPart 41POV AndiDulu, aku bukan pria baik-baik. Setelah lulus SMA, aku mendaftarkan diri untuk masuk menjadi anggota polisi. Sembenarnya aku tak minat. Tapi Ibu yang ingin aku mendaftar. Pendaftaran tahun pertama aku tak lulus. Sebenarnya aku ingin kuliah ambil jurusan kesehatan. Tapi Ibu tak merestui ku. Kata ibu aku boleh kuliah kalau ambil jurusan hukum. Tapi aku tak minat. Akhirnya aku mogok tidak kuliah mengambil jurusan apapun. Bahkan iseng- iseng aku melamar kesebuah pabrik dan di terima. Aku bekerja di pabrik konveksi sebagai operator mesin jahit. Pada tahun berikutnya aku harus mendaftar lagi menjadi calon perwira polisi. Tahun itupun aku kembali gagal. Akhirnya aku nikmati saja pekerjaanku menjadi karyawan pabrik, walau akhirnya Ibu merestui ku untuk kuliah seperti yang ku inginkan, tapi aku sudah tak punya minat lagi. Aku tau, sebagai anak tunggal Ibu pasti akan selalu menyetir kehidupanku. Mulanya aku menikmati saja campur tangan ibu dalam se