Share

Indira kerja

Author: Firsyaka
last update Last Updated: 2024-04-23 11:35:35

Indira Kerja

Hari ini langit terlihat cerah setelah beberapa hari cuaca mendung seperti hati Indira. Kicau burung saling bersahutan  menyambut segarnya udara pagi. Bias keemasan tampak berkilauan di ufuk timur.

 

Wanita berhijab itu harus menjalani hidupnya hanya berdua dengan anaknya meski sebenarnya tak pernah dia duga sebelumnya.

 

 Mencari pekerjaan adalah hal yang harus dia lakukan, setelah mantan suaminya menceraikannya belum lama ini. Setidaknya ia memiliki penghasilan agar tidak merepotkan siapa pun.

 

Ah, biarlah kujalani dulu garis takdirku ini sendiri, berjuang meski jalannya tak akan mudah,” dalam hatinya.

 

Indira ingin memperjuangkan masa depan anaknya, agar kelak dia bisa hidup bahagia. Memberikan kasih sayang dan perhatian penuh meski jadi single parent.

 

Tidak seperti dirinya yang tak pernah merasakan kasih sayang dan belaian lembut dari orang tuanya.

 

***

Keesokan harinya.

“In, kamu sudah bangun,?” tanyanya sambil mengucek matanya yang masih sayup.

“Iya, dari tadi,” jawab Indira dengan senyum yang menyungging.

“Kamu, jadi hari ini mau kerja?” ujarnya.

“Iya, jadi dong!” jawabnya dengan semangat.

“Oke, aku mandi dulu ya! Mumpung hari ini aku sif siang nanti ngantar  kamu dulu ke sana!” sambil berlalu dan masuk kamar mandi.

 

Setelah selesai semua, mantan istri dari Revan itu bersiap untuk menemui calon majikannya yang diantar Sinta.

 

Dengan mengendarai motor matiknya, mereka meluncur menuju rumah Ibu Dian. Rumahnya tak terlalu jauh, hanya saja kalau jalan kaki terasa jauhnya dan juga capek.

 

Akhirnya mereka sampai di rumah tujuan, rumahnya yang tidak terlalu besar, lebih besar daripada rumah mantan suaminya. Tapi rumahnya terawat sehingga enak dipandang mata. Lalu mereka memencet bel yang ada di samping pintu dan tak lupa mengucapkan salam. Tidak lama kemudian yang punya rumah keluar. Seorang wanita cantik yang masih kelihatan muda dengan penampilan yang berkelas layaknya sosialita, rambutnya digulung ke atas, lalu menyapa.

 

“Sinta, ada apa pagi-pagi datang kemari?” dengan senyum yang ikhlas.

“Ini, Bu, katanya Ibu mencari orang untuk kerja, saya bawakan orangnya. Kebetulan ini sahabatku sedang mencari pekerjaan, mudah-mudahan Ibu masih membutuhkan,” jawab Sinta dengan penuh harap.

 

Sinta sudah lama mengenal Ibu Dian, kebetulan wanita cantik itu menjadi owner di tempatnya bekerja. Menurutnya, Beliau orangnya baik, ramah, dan tidak sombong.

“Oh, ya, memang saya lagi butuh orang, kebetulan ART saya mendadak berhenti. Kalau kamu siap menggantikan, kamu boleh kerja sekarang. Nanti saya tunjukkan kamar kamu dan kasih tahu tugas-tugasnya,” ujarnya dengan ramah.

“Iya, Bu, saya siap kalau harus kerja sekarang, tapi apa boleh saya kerja sambil bawa anak?” tanya Indira sedikit gugup dengan raut muka yang tegang.

 

“Boleh, gak papa, yang penting kamu kerjanya hati-hati dan jangan lengah,” tukasnya lembut.

“Iya, Bu, saya ngerti,” dengan senyum riang sambil menjabat tangan Ibu Dian sebagai ucapan terima kasih.

 

Lalu sang Nyonya rumah mengajaknya masuk dengan diikuti Indira dan Sinta dan menunjukkan kamar yang nantinya dia tempati. Dan juga memberitahu tugas-tugasnya, serta menceritakan siapa saja orang yang tinggal di situ.

 

Wanita sosialita itu seorang ibu dengan dua orang anak perempuan yang masih duduk di bangku sekolah. Memiliki suami seorang Nakhoda yang pulangnya gak nentu, dia bernama Mike Hardi.

 

Setelah semua dikasih tahu, Sinta pamit pada Indira dan Ibu Dian untuk pulang.

 

“In, aku pulang dulu ya, kamu dan manaf baik-baik ya, di sini, kamu kerjanya hati-hati, kalau ada apa-apa kabari aku!” pesan Sinta sambil menyemangati sahabatnya.

 

“Iya, Sin, terima kasih ya, atas semua bantuanmu. Aku tak akan melupakan budimu yang sangat berharga ini,” balas Indira sambil memeluk sahabatnya dengan erat.

 

“Iya, sama-sama, kita ini sudah seperti saudara harus saling membantu. Deritamu, deritaku juga, dan bahagiamu, bahagiaku juga,” balasnya.

 

“Bu Dian, terima kasih ya sudah menerima sahabatku untuk kerja di sini. Pokoknya Ibu tidak usah takut dan khawatir, sahabatku ini orang baik,” ujar Sinta.

 

“Iya, sama-sama Sin. Ibu percaya sama kamu,” balasnya dengan senyum manisnya.

Sejak hari ini, Indira sudah mulai bekerja dengan mengikuti arahan dari majikannya. Pekerjaannya dilakukan dengan penuh semangat.

 

Belum lama majikannya pergi ke butiknya, katanya sih, Beliau pemilik butik yang besar di depan jalan raya. Ibu Dian seorang desainer ternama, dan rancangannya banyak dipakai kaum sosialita di kota-kota besar.

 

Jam dua siang, kedua anak majikannya pulang sekolah, sebelum mereka bertanya tentang dirinya. Indira memperkenalkan diri sebagai ART di rumahnya, keduanya menerima dengan senang hati.

 

Setelah semua selesai, wanita berhijab itu menemani anaknya di kamar untuk tidur. Kamarnya dengan ukuran yang lumayan besar, dengan kipas angin yang menempel di dinding, TV berwarna, dan satu set tempat tidur. Membuat mereka merasa nyaman.

 

Setiap hari, mantan istri dari Revan menjalankan tugasnya seperti biasa. Anak-anak dari majikannya juga sudah mulai akrab dengan Manaf, bahkan mereka kerap kali mengajaknya main sudah seperti adiknya sendiri. Sehingga membuat Indira senang dan tenang dalam bekerja.

 

Saat sedang bersih-bersih ruangan, tak sengaja netranya membola menatap pada sebuah foto di dinding yang ukurannya lumayan besar...

Kok, bisa ada fotonya di rumah ini? Ada hubungan apa mereka??

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • AKU DITALAK KARENA TIDAK BEKERJA   Part 50

    “Tuh, cewek kasihan banget ya, jidatnya sampai berdarah gitu,” cerita cewek yang lewat ke temannya.“Siapa suruh jadi pelakor, gue aja kalau jadi istrinya sudah kucakar-cakar wajahnya. Pake jilbab tapi kelakuan minus,” celetuk yang lainnya menimpali.Abi menajamkan pendengarannya agar suara mereka terdengar jelas. Dia takut kalau yang mereka ceritakan itu Indira karena sudah 15 menit ke toilet tapi belum kembali.Lalu lelaki tampan nan mapan itu bergegas ke toilet untuk mengecek kebenarannya. Ternyata memang benar, di toilet wanita terjadi keributan. Abi langsung menerobos kerumunan sambil netranya memutar mencari keberadaan kekasihnya.“Hentikaaaan!” teriaknya sambil memeluk tubuh kekasihnya dari belakang dan satu tangannya ke atas sebagai tanda menghalangi dari amukan mereka yang terprofokasi Kamila. Indira kini berada di pelukan sang kekasih sambil digandengnya keluar dari kerumunan.

  • AKU DITALAK KARENA TIDAK BEKERJA   Part 49

    “A—bi, ma—af, bu—kan mak ...,” Panji tak melanjutkan ucapannya karena Abi segera memotongnya.Abi tersenyum menatap Panji, wajahnya terlihat santai. Tak ada gurat emosi atau kecewa. Hari ini entah dapat angin dari mana, Abi menunjukkan sikap yang penyabar. Tak seperti biasanya yang gampang terpancing emosi dan cemburu. Justru sebaliknya, Indira begitu tegang dan gugup terlihat dari guratan dahinya serta netranya yang fokus memantau situasi.“Udah, santai aja. Aku gak marah, kok. Yang penting nanti kalau aku dan Indira sudah menikah, kamu jangan coba-coba meng-go-da-nya!” Abi menatap lekat wajah kekasihnya sambil tersenyum, tapi wanita cantik itu membalasnya dengan memasang wajah penuh tanya.“Ada apa dengan dia? Tumben banget sok bijak kayak gitu, apa jangan-jangan dia kesambet?” dalam hatinya penuh teka-teki.“Ma—af, Ji. Aku menganggapmu sebagai sahabat baikku, tidak lebih karena aku hanya menc

  • AKU DITALAK KARENA TIDAK BEKERJA   Part 48

    “Pi ..., kenapa anak kita belum pulang juga, ya? Apa di kantor lagi banyak kerjaan?” Wajah Mami terlihat tegang, netranya menyisir ke arah ruang tamu berharap putrinya muncul dari situ.“Eng—gak, hari ini gak terlalu sibuk. Apa mungkin dia pergi sama Abi, ya?” Papi berjalan mendekat ke arah istrinya sambil menyisir rambutnya yang terlihat tinggal separo tersisa di kepalanya.Mereka berdua panik, padahal malam ini mau ada pertemuan dua keluarga dari pihak Abi mau datang ke rumah Indira. Namun, sampai detik ini putrinya belum kunjung pulang dari kantornya.“Coba Papi telefon anak kita, dia lagi di mana?” Nyonya Sukma sambil berjalan bolak balik seperti Siti Hajar yang lagi mencari air dari bukit sofa ke bukit marwa dengan pikiran limbung.“Iya, tunggu sebentar,” Tuan Presdir mencoba menghubungi putrinya , tapi berkali-kali tak di angkat. Kemudian langsung menelefon Abi untuk menanyakan

  • AKU DITALAK KARENA TIDAK BEKERJA   Part 47

    Revan menatap Abi dengan tatapan gak suka, dia begitu cemburu saat melihat kebersamaannya seakan tak rela ada lelaki lain mendekati mantan istrinya. Lalu Revan mengajak berbicara empat mata di depan ruangan ibunya dirawat. Mereka berdiri berseberangan.“Gue mau loe jauhi Indira, karena gue mau mengajaknya rujuk demi Manaf!” Wajahnya begitu serius dan netranya nanar menatapnya.“Kalau gue gak mau, gimana?” Abi tersenyum tipis menanggapi ucapannya tanpa menatap ke arahnya.“Jangan nunggu gue berbuat kasar sama loe, gue gak main-main!” Matanya melotot ke arahnya dengan wajah merah menahan emosi seraya menunjuk satu jari ke wajahnya.“Dasar cowok aneh!” Abi tersenyum getir sambil menyalakan rokok yang ia keluarkan dari saku celana lalu menghisapnya.Buugg!!Seketika bogem mentah melayang ke wajah Abi, membuatnya terhunyung ke samping. Tak terima dengan sikap kasarnya, lalu Abi me

  • AKU DITALAK KARENA TIDAK BEKERJA   Part 46

    “Mas A_ bi? “ sapanya dengan menarik kedua ujung bibirnya ke atas.Abi hanya tersenyum membalas panggilannya. Rona bahagia terpancar dari sorot mata dan wajah keduanya. Sekian minggu tak bertemu membuat keduanya memendam rindu yang membuncah, begitu tersiksanya karena terbelenggu oleh rindu.“Mas, kenapa ke sini? Kalau Papih sampai tahu bagaimana?” tanyanya dengan perasaan takut dan khawatir.“Tenang saja, tadi Mas sudah menemui papihmu dan ngomong baik-baik. Lalu Beliau sudah mengizinkan Mas untuk selalu menjaga dan mendampingimu, wanita cantik yang Mas sayangi,” balasnya seraya mencolek dagunya lalu menggenggam erat jemarinya dan netranya tak lepas menatapnya.Membuat wanita yang berhijab nan cantik itu tersipu malu hingga pipinya merona. Tak berselang lama, Pak Presdir lewat kemudian melihatnya dan langsung menghampirinya.“Ehemm .... “ Beliau tersenyum melihat keakraba

  • AKU DITALAK KARENA TIDAK BEKERJA   Part 45

    Tuan dan Nyonya Gunadi datang bersamaan ke kamar putrinya. Mereka hendak menanyakan sikapnya yang begitu cuek dan jutek tiap kali bertemu Revan. Kemudian mereka masuk setelah diizinkan olehnya. Lalu duduk bersama di sofa kamarnya.“Nak, kami mau tanya, apa kamu masih mencintai Revan, dan ingin kembali rujuk demi Manaf?” tanya mereka seraya menatap lekat putrinya.“Maaf, Mih, Pih, rasa cinta itu perlahan pudar seiring sikapnya yang sudah keterlaluan sama aku. Aku tidak bisa rujuk dengannya, hati ini masih sakit atas pengkhianatannya. Perlu kalian tahu, pipi ini sudah sering jadi sasaran kemarahannya. Dan aku berapa kali hampir diperk*s* oleh majikanku saat kerja jadi ART. Tak ada yang menolongku saat itu, aku menangis sendirian dalam ketakutan dan kepedihan hidup,” terangnya dengan linangan air mata dan netranya menyiratkan kesedihan yang mendalam.“Astaghfirulla

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status