AKU DITALAK KARENA TIDAK BEKERJA

AKU DITALAK KARENA TIDAK BEKERJA

By:  Firsyaka  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
6 ratings
50Chapters
946views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Aku ditalak karena dianggapnya tidak bisa mandiri dan mencari uang. Siapa yang mengira dia justru menikahi wanita yang sakit-sakitan hingga bergantung terus padanya. Apakah dia akan menyesal setelah melihatku hidup mandiri dan mapan?

View More
AKU DITALAK KARENA TIDAK BEKERJA Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Iftiati Maisyaroh
lanjuuut ... semangat Kak...
2024-04-24 09:03:14
2
user avatar
Adny Ummi
Bagus ceritanyaa. lanjut Thoor
2024-04-23 23:47:35
2
user avatar
Norwinda
Ceritanya menarik
2024-04-23 20:24:41
2
user avatar
sweetchocosin
semangat up ya kakkkk
2024-04-23 20:09:51
1
user avatar
Iyustine
Cerita yang keren. Semangat kaka sayang
2024-04-23 19:21:48
1
user avatar
Nychinta
enak ceritanya, Kak! semangat terus kk!
2024-04-23 15:23:12
1
50 Chapters
sikap Revan yang berubah
Suamiku marah karena di matanya aku terlihat santai dan berleha-lehe. Dia mengeluh capek karena harus mencari nafkah seorang diri. Dulu dia tidak pemarah seperti ini. Ada apa sebenarnya? Apa yang coba dia sembunyikan dariku?Bab 1“Enak banget, kamu! suami capek-capek kerja, kamu malah enak-enakan nonton televisi sambil makan cemilan!” teriak Mas Revan. Aku terlonjak mendengar suara bariton yang terdengar dari arah ruang tamu. Itu suara Mas Revan_suamiku, karena asyiknya nonton TV sampai tidak mendengar lelakiku pulang. Sekarang sudah jam 21.00, dia telat pulang, biasanya setelah Magrib sudah sampai rumah.“Tak biasanya lelaki yang bertubuh atletik itu teriak-teriak sambil ngomong yang menusuk sanubariku, itu bukan sifatnya. Tapi kenapa sekarang begitu? Pikiranku berkecamuk, apa yang terjadi dengan suamiku? batinku.“Mas, sudah pulang?” kucium punggung tangannya dengan takzim.“Tumben, Mas, pulang terlambat? apa Mas lembur?” kucecar lelaki yang berhidung mancung itu.“Mas pulang se
Read more
Malam Kelabu
Malam Kelabu BAB 2Malam ini begitu sepi dan dingin, mungkin karena sejam yang lalu bumi ini usai diguyur hujan, begitu adem dan sejuk. Akan tetapi, tidak dengan hatiku. Begitu pun dengan pipiku yang masih terasa perih dan sakit akibat bekas gambar tangannya kemarin malam. Hari sudah menunjukkan malam, jarum jam sudah bergerak ke angka 12. Tetapi suamiku belum menampakkan batang hidungnya, kabar pun tak ada. Tidak seperti biasanya, kalau terlambat pulang dengan alasan apa pun pasti berkabar.“Ke mana kamu, Mas, kenapa belum pulang?” lirihku seraya menantinya dengan penuh kecemasan. Meskipun akhir-akhir ini dia membuatku sedih dan kecewa karena perlakuannya, tapi dia masih suamiku, ayah dari anakku yang masih aku hormati.Kuambil telepon genggam yang ada di sebelah televisi, kucari nama Mas Revan di deretan kontak, lalu kupencet tombol hijau untuk memanggil. Berkali-kali kupencet tombol memanggil, tetapi panggilanku dia abaikan hingga lelah jari ini, lelah pula hati ini. Entah dia
Read more
Butuh Sandaran
BAB 3Indira bingung dibuatnya, suami yang sejak pagi sudah berangkat kerja, ternyata tidak ada di kantornya. Segala cara sudah dicoba dengan menghubungi orang-orang terdekatnya, tetapi mereka tidak ada yang tahu. Ponsel suaminya pun tidak bisa dihubungi.Akhirnya wanita beranak satu itu memutuskan pergi ke rumah mertuanya di luar kota. Rumah yang agak jauh dan membutuhkan waktu dua jam untuk bisa sampai ke tempatnya.Dengan mengendarai taksi yang sudah dia pesan melalui aplikasi, Indira dan anaknya berangkat.Setelah dua jam perjalanan, istri dan anak Revan sampai di rumah tujuan. Rumah yang begitu besar dan berlantai dua, dengan cat biru langit dan halaman yang luas. Dihiasi taman dengan beraneka pohon dan bunga yang cantik, rapi dan terawat. Karena mertuanya mempunyai tukang kebun.Setelah sampai di depan rumahnya, mereka disambut oleh Pak Jaya, dia tukang kebun ibu. Sambil dipersilakan masuk.“Eh, Non Indira dan Den Manaf,” sapanya dengan penuh keakraban. Karena Mang Jaya s
Read more
Ketika Harus Memilih
BAB 4Indira masuk kamar mandi, membasahi tubuhnya di bawah guyuran shower. Terisak, hanya itu yang bisa dia lakukan. Wanita yang berkulit kuning langsat itu hanya memendam semua rasa yang menyesakkan dada. Ingin berteriak sekeras mungkin, agar beban pikirannya sedikit berkurang.Sebenarnya dia sudah mulai bosan dengan hubungan rumah tangga yang tidak sehat ini. Ingin menyerah tapi dia memikirkan nasib anaknya. Kalau mereka berpisah, Manaf akan kehilangan sosok ayah, dan kurang kasih sayang dari ayahnya. Istri dari Revan ini berpikir dua kali untuk mengakhiri pernikahannya.Tiba-tiba dari arah luar terdengar suara pintu kamar mandi diketuk, Mas Revan memanggil.“Indira, kamu sedang apa di dalam kenapa lama banget? Mas sudah tak tahan,” panggilnya dengan suara yang terdengar manja.“Sudah tak tahan?” Ia Mencoba mengulang ucapannya. Menerka apa maksudnya.“Mas mau apa? Kalau mau buang hajat, sana ke kamar mandi belakang saja, aku belum selesai mandinya,” umpatnya sambil ter
Read more
Pov Revan
Bab 5Pov RevanSiang hari di kantor“Kenapa kamu, kusut amat itu muka?” Rendi menepuk pundakku, dia teman satu kantorku.Aku dan Rendi sedang istirahat. Memilih warteg depan kantor, yang terkenal enak dan ramah di kantong. Semalam karena ribut besar dengan Indira, hingga wanita yang sudah memberiku satu anak itu lupa tak membawakanku bekal makan siang.“Pusing mikiri hidup! Tiap hari ribut terus dengan Indira.” Kuhela napas panjang, kemudian kuraih secangkir kopi susu dan menyeruputnya.“Memangnya ada masalah apa? Coba kamu cerita sama aku siapa tahu aku bisa bantu!” Tatapan matanya begitu serius.“Indira sudah tahu hubunganku sama Kamila, entah siapa yang mengadu? Semalam Indira cemberut dan memberiku pilihan yang sulit.” Aku menatap balik wajahnya dengan sedikit mendongakkan kepalaku karena dia berdiri, sedangkan aku duduk.“Eiittss,! Tunggu ... kamu bilang apa barusan? Ka_Mi_La!” Rendi mengeja ucapannya.” Mantan kamu yang waktu SMA bukan?” Matanya tajam menatapku hingga b
Read more
Talak Tiga
Talak Tiga“Indira Wijaya, Mas ceraikan kamu sekarang juga dengan talak tiga. Mulai hari ini kamu bukan istriku lagi! Silakan kamu kemasi barang- barangmu! Besok kamu harus pergi dari rumah ini, karena kita sudah bukan suami istri lagi!” ucap Mas Revan, lelaki berwajah tampan yang sudah lima tahun menjadi imamku.“Tapi kenapa, Mas? Apa salahku hingga Mas tega menalakku?” lirihku dengan menatapnya tajam.“Maafkan Mas, Indira. Mas sudah tidak lagi mencintaimu, ada nama wanita lain yang masih bertakhta di ruang hati ini. Jauh sebelum Mas mengenalmu,” tuturnya lagi.“Siapa wanita itu, Mas?” tanyaku dengan linangan air mata.“Dia Kamila, mantan kekasih Mas waktu SMA, sampai sekarang cinta itu masih ada dan makin bersemi setelah beberapa bulan terakhir sering bertemu. Dan kamu bukanlah wanita karir seperti yang Mas inginkan. Aku lelah selama ini menjadi penanggung jawab semuanya,” cakapnya lantang hingga menusuk sanubariku.“Tega kamu, Mas, berbuat dan berucap seperti itu padaku! Mas anggap
Read more
Keluar dari rumah
Mas Revan baru saja berangkat kerja. Aku yang sedari tadi sibuk berkemas, memasukkan barang-barangku dan punya Manaf ke dalam koper ukuran sedang.Aku sudah diminta keluar dari Istana yang sudah lima tahun kami tempati. Segala kemewahan dan kenyamanan itu bakal aku tinggalkan. Semua sirna bertepatan dengan jatuhnya talak. Kisah cinta kami harus berakhir cukup sampai di sini.Semua sudah beres, tinggal aku telepon Sinta_sahabatku. Aku ingin meminta tolong padanya untuk dicarikan tempat tinggal untuk kami. Sebenarnya Mas Revan sudah membelikan kami rumah, tapi aku gak mau menerimanya. Bukannya aku sombong atau gengsi, tapi aku gak mau mengenang semua tentangnya, terlalu sakit hati ini karenanya.Aku ingin pergi sejauh mungkin agar tidak ada kesempatan untuk bertemu dengannya lagi.Hanya Sinta yang bisa menolongku, karena aku tidak punya keluarga atau saudara. Sedari kecil aku tinggal di panti asuhan, dan tidak tahu siapa orang tuaku, karena Ibu panti tidak pernah bercerita.Aku malu
Read more
Indira kerja
Indira KerjaHari ini langit terlihat cerah setelah beberapa hari cuaca mendung seperti hati Indira. Kicau burung saling bersahutan menyambut segarnya udara pagi. Bias keemasan tampak berkilauan di ufuk timur.Wanita berhijab itu harus menjalani hidupnya hanya berdua dengan anaknya meski sebenarnya tak pernah dia duga sebelumnya. Mencari pekerjaan adalah hal yang harus dia lakukan, setelah mantan suaminya menceraikannya belum lama ini. Setidaknya ia memiliki penghasilan agar tidak merepotkan siapa pun.Ah, biarlah kujalani dulu garis takdirku ini sendiri, berjuang meski jalannya tak akan mudah,” dalam hatinya.Indira ingin memperjuangkan masa depan anaknya, agar kelak dia bisa hidup bahagia. Memberikan kasih sayang dan perhatian penuh meski jadi single parent. Tidak seperti dirinya yang tak pernah merasakan kasih sayang dan belaian lembut dari orang tuanya.***Keesokan harinya.“In, kamu sudah bangun,?” tanyanya sambil mengucek matanya yang masih sayup.“Iya, dari tadi,” jawab Ind
Read more
Merenung
MERENUNGSaat sedang bersih-bersih ruangan, tak sengajaNetraku membola menatap pada sebuah foto di dinding yang ukurannya lumayan besar.“Kenapa Mas Revan bisa foto bersama keluarga Bu Dian?Ada hubungan apa mereka?” batinnya.Pikirannya mulai berkecamuk, jiwa penasarannya meronta-ronta.Dunia begitu sempit, usahaku untuk lari jauh dari bayang-bayang Mas Revan ternyata percuma.Justru sekarang wajah itu ada di hadapanku, wajah serupa garam yang menaburi luka dalam hatiku.Dulu lelaki itu pernah begitu hangat menyinari hidupku.Lalu dengan garangnya pula pernah mencampakkanku di saat sudah tak dibutuhkan lagi.Aku tak mengerti apa yang ada di benak seorang lelakiKetika menghianati istri dan anaknya. Tidak tahukah dia?Bahwa pernikahan adalah ikatan suci, janji di hadapan Tuhan.Belum pernah ada yang menyakitiku sedalam ini, sakit dan nyerinya bahkan tak bisa lagi aku deskripsikan. Mungkin karena aku mencintainya terlalu dalam, hingga akhirnya aku merasakan sakit dan kecewa yang men
Read more
Akta cerai
Revan datang menemui Kamila di rumahnya untuk memberikan kabar gembira padanya.“Yank, surat cerai dari pengadilan sudah keluar. Itu artinya aku sudah terbebas dan tak sabar ingin segera menikahimu, wanita cantik dan idamanku,” tandasnya girang dengan senyum yang melebar menghiasi wajahnya.“Seriuuuuus ...? Akuu seneng banget dengernya, Beb. Aku juga sudah gak sabar ingin mendampingi hidupmu,” balasnya tak kalah girangnya sambil langsung memeluk lelaki tampan di hadapannya. Setelah melepaskan pelukannya, Kamila duduk di sofa ruang tamunya.Tiba-tiba Kamila terdiam, mengerucutkan ujung mulutnya seraya matanya berkelana ke sembarang arah.“Lah, kok, sekarang cemberut? Bukannya barusan senang. Ada apa?” tanya Revan seketika dengan memicingkan sebelah matanya.“Beb, nanti kalau kita sudah menikah, aku gak mau kamu masih berhubungan dengan mantan istri dan anakmu. Apalagi kalau harus mengirim u*n* untuk mereka, aku gak setuju!” pekiknya dengan merajuk dan suara manja.“Lah, emang kenapa?
Read more
DMCA.com Protection Status