Share

Bab 11

Part 11

Semalaman Mas Fahmi murung. Ia pelit jadi bicara, padahal sebelumnya dialah yang selalu mengajakku berbincang.

"Apa kamu sedih tidak bisa menemui seseorang?" tanyaku tanpa basa-basi.

"Kamu bicara apa? Aku sedang merasa tidak enak karena sudah menggunakan uang kamu," katanya.

"Kemarin saat mitoni juga pakai uangku. Kamu biasa saja, Mas. Kamu tidak sedih, tidak juga murung. Kamu malah semangat mempersiapkan acara itu. Beli apapun kamu yang mempersiapkan. Apa karena saat itu, aku masih mengijinkan kamu pergi? Atau karena yang belanja semua persiapan acara adalah orang lain yang aku tidak kenal sama sekali?" Sambil tersenyum getir, kuucapkan segala rasa kesal.

"Hanum, jangan mulai! Kamu mulai ngelantur. Bukankah aku sudah menjelang semuanya sama kamu? Aku sudah menyuruhmu untuk menelpon temanku juga istrinya. Kurang apa lagi? Jangan memancing perdebatan! Nanti kamu bisa sakit lagi."

"Kalau begitu, kamu juga ikut menjaga kondisi emosiku! Jangan aku saja yang harus menjagan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status