Share

Bab 9

Part 9

“Kamu mau makan apa?” tanya Mas Fahmi berbisik.

Aku hanya diam saja enggan menanggapi.

“Hanum,” panggilnya lirih.

“Aku mau sendiri. Tolong tinggalkan aku,” jawabku lirih.

“Kamu kenapa?” bisiknya mesra di telinga. Jika tidak dalam keadaan marah, tentu saja aku akan tergoda.

"Ada apa sebenarnya, Hanum?" tanya ibuku yang tiba-tiba masuk ke ruang dimana aku dirawat.

Kata dokter, setidaknya aku harus dirawat paling tidak semalam. Untuk mengobservasi keadaan.

"Hanum terlalu lelah dan banyak pikiran sepertinya," jawab Mas Fahmi yang langsung berdiri.

"Ibu mau ambil makanan yang ketinggalan di motor dulu, ya?" kata Ibu kemudian.

Kami berdua kembali di ruangan yang hanya berisi pasien aku seorang saja.

"Pergilah, Mas! Aku sama Ibu. Barangkali kamu sudah ada yang menunggu di tempat lain. Aku tidak mau membatasi gerakmu sekarang," kataku sambil menitikkan air mata.

"Hanum, kamu bicara apa? Dokter sudah bilang jangan banyak pikiran! Kamu terlalu stress dan terbebani dengan prasangka kam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status