Beranda / Romansa / AKU JUGA BISA CANTIK / Bab 3 Pengganggu Rumah tangga

Share

Bab 3 Pengganggu Rumah tangga

Penulis: Yunita
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-18 22:18:07

Aku juga bisa cantik

Makeover

Bagian 2.

Aku segera menghampiri mereka berdua dengan gemuruh sesak di dada.

"Apa yang telah kalian lakukan? Apa itu?"

Ku tunjuk photo pernikahan itu dengan emosi yang meluap-luap.

Ku lihat Mas Adam dan Helen saling berpandangan, lalu keduanya saling tertawa.

Tak ada yang lucu bagiku, aku tetap berdiri di hadapan mereka sembari tubuh gemetar.

"Kamu kenapa Ratih? Jangan panik begitu melihat photo kami ini. Ini hanya sandiwara," ucap Mas Adam dengan tenangnya.

"Iya Bibi, ini photo bukan photo sungguhan. Kami sengaja membuatnya karena rumah ini akan kedatangan tamu teman kantornya Mas Adam," sambung Helen.

Menurut ku, tetap saja itu berlebihan. Pernikahan bukan suatu hal yang boleh di permainan.

"Tapi, apa maksudnya? Bukankah di sana sudah ada photo pernikahan kita?" tanyaku lagi sembari menunjuk ke arah photo pernikahan ku dan Mas Adam yang tertempel di dinding ruang tamu.

"Ratih, untuk sementara akan aku gantikan photo kita itu, dengan photo ini, karena yang teman-teman ku tau, Helen lah istriku."

"Kamu berlebihan Mas, kamu benar-benar tidak menghargai aku, kamu anggap apa aku?"

Terdengar suara Rahma menangis dari dalam kamar, aku bergegas menemui Rahma dan menggendongnya.

Setiap keinginan Mas Adam, tak bisa di ganggu gugat. Aku hanya tak mau bertengkar di depan anak-anak.

Ku biarkan mereka melakukan kemauannya.

Saat kembali ke dapur, Helen terlihat sedang membalikan ikan yang berada di dalam wajan, seketika Helen menjerit kaget saat minyak panas meletus.

"Aawww!"

Dan Mas Adam berlari ke arah dapur dengan wajah cemas.

"Ada apa Helen?"

"Tidak apa-apa Mas, ini minyaknya meletus."

"Aduuuuh, Helen. Kenapa kamu di sini. Nanti takutnya minyak panas itu melukai wajah kamu. Ayok!"

Mas Adam menarik tangan Helen menuju ruang tamu, aku yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua benar-benar tak di anggap keberadaannya. Mas Adam begitu takut minyak panas melukai wajah Helen, sementara ia sendiri tak pernah takut melukai hatiku.

Ku dudukan Rahma di tempat duduknya, dan aku melanjutkan menggoreng ikan.

Tak ku izinkan Hanif dan Rahma mendatangi ruang tamu, karena aku tak mau anak-anak ku banyak bertanya tentang photo itu. Kami memilih bermain di dalam kamar. Tak berselang lama, terdengar datangnya beberpa mobil di depan rumah, pertanda tamu Mas Adam telah tiba.

Mas Adam dan Helen terdengar menyambut kedatangan tamu dengan suka cita.

"Bibi, siapin airnya Bi."

Terdengar suara Helen memanggilku. Seakan ia menganggap ku babu. Aku tak beranjak dari kamar dan tetap menemani anak-anak.

"Bibi? Ko lama? Mana airnya?"

Teriaknya lagi. Aku masih diam tak pedulikan suruhannya.

Tak lama Mas Adam mendatangi ku, dengan wajah kesal.

"Ayok siapkan hidangannya! Kenapa tetap di sini?"

"Aku tidak mau!" jawabku tegas.

"Ratih! Jangan bikin malu aku."

Matanya membulat, membuat Hanif dan Rahma ketakutan.

Tak ada pilihan lain, aku harus menuruti perintahnya.

"Hanif, jaga Rahma dulu ya sayang? Ibu mau bantu ayah dulu sebentar."

Hanif mengangguk..

Aku segera membuat air, dan mengantarnya ke depan, di antara tamu yang datang aku tak melihat kehadiran suami Ririn, hanya dia yang tau kebenaran siapa istri Mas Adam sebenarnya.

Ku tata minuman di atas meja, bersama kue pendampingnya. Helen terlihat menebar senyum saat di hadapan tamu-tamu suamiku. Tak hanya itu, sikap Mas Adam yang terlihat mesra di samping Helen membuat aku muak melihatnya.

"Beruntung sekali kamu Dam, mendapat istri yang cantik seperti ini, oya kalian sudah punya momongan?'' tanya salah seorang teman Mas Adam.

"Em.. ada dong. Sayang coba lihat Rahma di kamarnya dan bawa dia kemari," pinta Mas Adam.

Helen bergegas ke arah kamarku, dan masuk tanpa ragu. Aku segera memburunya.

"Tidak! Jangan bawa anakku!" Seketika aku menghalangi tubuh Helen yang akan menggendong Rahma.

"Bibi, berikan Rahma padaku, jangan buat suamimu marah Bi."

"Silahkan saja dia marah! Saya tidak takut."

"Hmmm, ya sudah kalau itu maunya Bibi. Oya Bi, aku ada di sini karena permintaan suami bibi sendiri. Jadi Bibi jangan marah sama aku, apalagi sama ibuku. Paham?"

Helen berlalu meninggalkan kamarku kembali. Aku mengikutinya dari belakang, ingin tau apa jawaban Helen saat kembali tak membawa Rahma.

"Sayang, Rahma nya masih tidur, kasian mau di bangunin."

"Oooh, begitu. Ya sudah tidak apa-apa. Maaf ya, anaknya masih tidur katanya."

"Oooh, iya iya, tidak apa-apa ..." jawab teman-teman Mas Adam.

Aku benar-benar tak menyangka, keponakan ku sekarang menjadi setega itu. Gadis lucu yang lugu saat dulu, kini telah berubah menjadi wanita penggoda yang menyeramkan.

Aku membereskan kamar, dan bermaksud akan menemui rumah Mbak Yuli, ibunya Helen. Meminta tolong pada kakaku agar menasehati anaknya, karena apa yang telah Helen lakukan sudah sangat di luar batasan.

Aku sengaja keluar dari pintu belakang, bersama ke dua anakku lalu aku menaiki taksi online.

Sesampainya di rumah Mbak Yuli, yang kebetulan berdekatan dengan rumah ibu mertuaku. Awalnya aku mengunjungi ibunya Mas Adam. Ku titipkan anak-anak sementara di sana. Dan aku bergegas mendatangi rumah Mbak Yuli.

Beruntung Mbak Yuli ada di rumah, sudah hampir Empat tahun Mbak Yuli menjanda. Ia membesarkan dua orang anak. Helmi anak pertama yang kini sudah berumah tangga, dan Helen anak bungsu yang masih kuliah.

Awalnya kami bicara santai, lambat laun obrolan ku arahkan pada pembahasan kedekatnya hubungan antara suamiku dan ponakan ku itu.

"Apa yang mereka lakukan sudah di luar batasan Mbak, aku sama sekali tidak mereka anggap." keluhku.

Mbak Yuli, terlihat tenang menanggapi ucapanku.

Tanpa ada reaksi kaget marah, atau kecewa terhadap anaknya.

"Aku mohon Mbak, Mbak nasehati Helen, jangan sampai dia menjadi bumerang di dalam rumah tangga kami."

"Ratih! Kamu bicara panjang lebar tentang Helen, apa kamu sudah berusaha memperbaiki dirimu?"

"Maksud Mbak?"

"Ratih, Mbak pikir dalam masalah ini Helen sama sekali tidak salah. Dia hanya membantu suamimu. Dan coba kita pikir kebelakang. Mengapa Adam meminta bantuan Helen? Pasti karena ada yang kurang di diri istrinya, iya kan?"

"Aku menikah dengan Mas Adam sudah lama Mbak, jadi mana mungkin aku di bandingkan dengan gadis yang baru berkembang seperti Helen?"

"Itulah kelemahan mu. Ingat Ratih, kita itu sebagai istri harus pintar menjaga diri. Menjaga penampilan. Biar suami tidak lihat kanan kiri. Coba lihat penampilanmu? Aduuh Ratih, bisa nggak si kamu diet? Atau sedikit bedakan, pakai lipstik. Mungkin Adam akan betah kalau lihat istrinya bersolek seperti Helen yang tak pernah lepas dari make up."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
cukup sampai disini baca cerita sampah g masuk akal ini. terlalu berlebihan sampah halunya.
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
laki biadab modalin bini lho ,pidah aja ratih biar nyungsep laknat berduaa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • AKU JUGA BISA CANTIK    Bab 29

    Ya, aku harus ikuti rencana ibu. Memang terpikir sangat ekstrim, dan beresiko. Tapi tak ada pilihan lain, aku tak mau mempunyai saingan. Tak ada pilihan lain.*****"Berapa bayarannya?" "Sepuluh juta. Gimana?""Gila, ini pekerjaan berat. Mana mau kalau gue cuma di bayar Sepuluh juta?""Tenang, lu gak bakal di penjara. Karena lu akan berperan sebagai orang gila yang masuk pesta.""Ogah! Gue mau tambahan."Heu! Sial. Ternyata tak mudah membujuk preman jalanan ini."Oke, lu mau berapa?""Dua puluh Lima juta. Gimana?""Apa?""Terserah lu, gue pastiin gak bakal ada yang mau kalau lu hanya bayar di bawah angka yang gue tawar.""Oke. Gue setuju. Ingat pesan gue. Sasaran lu pengantin yang memakai cadar.""Siaaaap gue paham."Begitulah percakapan ibu dengan orang suruhannya. "Beres Helen, sekarang kita tinggal tunggu waktunya saja. Kamu siapkan uangnya Dua Puluh Lima juta,"pinta ibu. Aku harus memutar otak untuk pengeluaran uang, takutnya Mas Adam menanyakan uangnya selama ini aku pegang.T

  • AKU JUGA BISA CANTIK    Bab 28

    "Apa maksud kamu? Memuji wanita lain di depan aku? Kamu tau Mas, Ratih memakai cadar untuk menutupi wajahnya yang luka. Sok tau kamu bilang cantik."Aku begitu murka saat Mas Adam menyanjung mantan istrinya di depanku."Meskipun wajahnya tertutup, tapi aku bisa melihat dia lebih cantik dari yang dulu,"jawabnya sambil berlalu meninggalkan aku."Berani sekali kamu Mas bicara begitu di depanku? Kamu benar-benar tidak menghargai aku!"Seketika orang sekitar memandangi ku yang tengah memarahi Mas Adam."Sudahlah Helen, kenapa kamu harus marah-marah? Aku bicara apa adanya.""Tapi kamu nyinggung perasaan aku Mas!" Pertengkaran kami hingga ke rumah. Aku benar-benar tak bisa terima suamiku terus membela mantan istrinya. Jelas-jelas aku lebih cantik dan lebihj muda dari Si Ratih!"Kalian kenapa setiap hari bertengkar terus, apa tidak capek?"tanya ibu yang melihat wajahku penuh kekesalan. "Gimana aku tidak marah Bu, tadi kami bertemu Ratih, Mas Adam malah terus memuji kecantikannya. Aku gak su

  • AKU JUGA BISA CANTIK    Bab 27

    Sebulan berlalu dari kejadian itu, aku telah resmi menjadi istri Mas Adam.Dia terlihat sangat mencintai ku, tapi lain dengan perasaan ku, aku belum bisa mencintai nya, apalagi harus menerima kehadiran anaknya. aku menikahinya hanya untuk menumpang hidup. Menikahiku adalah harapan Mas Adam dari dulu, jadi ia begituBahagia saat Ibu datang untuk menawarkan aku untuk nya. Dia suami penurut, gajinya aku yang pegang. Tak hanya itu, ku jadikan anak tiriku Rahma menjadi babu di rumah. Lumayan ngirit, gak perlu cari IRT. Meskipun awalnya susah ngajarin dia nyapu, dan nyuci yang bersih. Tapi Lambat laun dia akan menjadi gadis yang rajin.Seperti hari ini setelah Mas Adam berangkat kerja ku beri tugas dia mencuci baju. "Rahma gak bisa Bu. Ayah gak bolehin Rahma nyuci."ucapnya manja."Gak bisa, gak Bisa! Bisanya apa kamu? Makan? Jajan? Ngabisin duit? Hah? Ayahmu gak ngajarin kamu, sekarang di sini ada Ibu, jadi kamu harus nurut apa kata ibu. Paham?"Anak itu terdiam dengan wajah ketakutan."

  • AKU JUGA BISA CANTIK    Bab 26

    Pov Helen... Aku merasa kecantikan ku begitu sempurna, berawal dari Mas Adam suami Bibi ku yang tajir namun kurang menyukai istrinya, sehingga ia lebih sering mengajakku ke acara-acaranya. Bukan hanya itu, Mas Adam pun memperkenalkan aku sebagai istrinya. Sebenarnya menurut ku itu berlebihan, tapi demi uang ku setujui permintaan dia.Entah mengapa semakin dekat dengan Mas Adam, semakin aku tak peduli dengan perasaan istrinya. Aku memang sedikit menyukai Mas Adam, hanya karena ia royal memperlakukan ku, dia selalu memberi berapa pun yang ku minta. Bagusnya lagi, ibu ku mendukung kedekatan ku dengan adik iparnya ini. Karena ibupun merasakan hasil dari kedekatan ku dengan Mas Adam. Hingga hari itu benar-benar tiba. Mas Adam menceraikan Bi Ratih, malang sekali wanita gendut itu, ia harus menghidupi anaknya tanpa tempat tinggal, karena Mas Adam telah mengusirnya. Ibu selalu membujukku agar menikah dengan Mas Adam, tapi aku tolak, karena aku masih penasaran dengan lelaki tampan yang

  • AKU JUGA BISA CANTIK    Bab 25

    "Wajahkuuuu.... Bu, wajahku hancur Bu." aku terus menangis histeris, ingin meronta namun sia-sia, percuma meskipun aku teriak hingga kehabisan suaraku, wajahku tak akan kembali seperti semula dengan cepat. Bu Neni dan Mas Ridho terus menenangkan aku, dan menyemangati ku. Hingga akhirnya aku perlahan bisa menerima kenyataan ini. Luka bakar serius itu menyebabkan rambutku hilang sebagian, terpaksa aku harus memotongnya pendek.Kini aku menjalani pengobatan di rumah sakit, Mas Ridho begitu setia menemaniku siang dan malam, terkadang jika ia sedang sibuk Bu Neni yang akan bergantian menemani ku. "Ratih, apa kamu tidak curiga pada Mbak dan ponakan mu itu? Kenapa mereka tidak menolongmu? Mengapa mereka lari saat kamu meminta tolong?""Aku tidak tau Bu, waktu itu aku lihat Mbak Yuli terlihat gesit, tidak terlihat sakit. Mungkin karena ia panik Bu.""Seharusnya Tih, meskipun mereka panik, saat melihat kamu seperti itu mereka menolongmu. Aah, tega sekali mereka. Saya merasa curiga ini

  • AKU JUGA BISA CANTIK    Bab 24

    Tiga hari sudah berlalu tanpa komunikasi dengan Mas Ridho. Kadang ingin sekali aku meneleponnya , namun ingat dengan perjanjian membuatku mengurungkan niat.Ting... Satu pesan di terima, dari Helen. "Bi, bisa kerumah tidak Bi, ibu sakit. Aku tidak bisa mengurusnya."Mbak Yuli sakit apa? Aku harus menjenguknya."Ibumu sakit apa Len? Baiklah Bibi akan ke rumahmu."Akupun segera menutup telepon dan bersiap-siap pergi."Ratih, kamu mau kemana?"tanya Bu Neni."Mau ke rumah Mbak Yuli Bu, katanya dia sakit.""Ibunya Helen sakit? Sakit apa? Ratih, biar saya temani kamu.""Tidak usah Bu, hari ini tidak ada jadwal kerja, jadi lebih baik ibu istirahat saja di rumah.""Tapi Tih, perasaan ibu, kenapa tiba-tiba saja gak enak. Kenapa ya?""Nah, itulah akibat ibu kurang istirahat. Sudah, ibu tenang saja, aku itu mau nengok Mbak kandung aku, bukan musuh aku Bu. Jadi ibu tidak perlu khawatir ya?'"Ya sudah, kamu hati-hati ya Tih.""Iya, Bu." Ku salami tangannya sebelum berlalu pergi. Satu jam lebih,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status