Share

BAB 14

Hingga Nandean datang, Rossy masih menangis.

"Kenapa?" Bisik Nandean kepadaku.

Aku menggeleng.

Aku tak mampu bersuara. 

Tenggorokanku seperti tercekat.

Aku menghampiri Rossy yang tertelungkup di samping Leang. Mengusap-usap punggungnya. 

Bahkan aku saja terperanjat mendengar ceritanya, apalagi dia yang mendengar langsung dan mengetahui fakta tentang kejahatan kakaknya. 

"Bapak sama Mama mau kesini katanya." Ujar Nandean memecah kebisuan.

Aku membereskan makanan yang tadi dibawa Nandean. 

"Kok banyak amat ini?" Tanyaku.

"Bapak dan Mama mau makan bareng disini." Jawab Nandean.

Rossy bangkit mengusap matanya, kemudian ke kamar mandi. Gemercik suara air terdengar, tampaknya ia mencuci muka.

Tak lama ada suara salam dan ketukan di pintu kamar. Aku gegas membukanya, tampak wajah Bapak dan Mama yang terlihat letih.

"Bagaimana si Leang?" Tanya Bapak.

"Sedang tidur, pak. Tadi demam tingg

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status