Share

BAB 16

"Ibu, apakah kain-kain ini boleh dilepas?" Tanyanya menunjuk perban yang masih melilit bagian kepala, kaki, dan tangan.

"Nanti kita tanya dokter ya, nak." Jawabku sambil tersenyum.

'Kepala Leang masih sakit?" Tanyaku.

Leang menggeleng.

Nandean datang membawakan sarapan.

"Abang dari kemarin membawakan sarapan untuk mereka, jangankan bilang terimakasih, menegur saja tidak." Kata Rossy.

"Itu kan kakak-kakakmu." Jawab Nandean sambil tertawa.

Rossy tersenyum datar.

"Tapi tadi Anggun bilang: Terimakasih, Bapak Leang." Kata Nandean.

"Tapi Abang langsung pergi?" Tanya Rossy.

"Ya mau ngapain?" Nandean balik bertanya.

Aku mendengarkan percakapan mereka sambil tersenyum. Mereka ini aneh sekali. Selama aku menjadi menantu di keluarga ini jarang kulihat mereka berbincang akrab antar kakak beradik bersama-sama. Mereka hanya berkumpul saat Bapak memanggil untuk merapatkan sesuatu yang suasananya selalu formal cenderung tegang.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status