Share

BAB 18

"Iya, mba." Kami menyahut.

"Permisi Bapak dan Ibu, sampai ketemu lagi nanti sore ya, Leang." Pamit dokter.

"Terimakasih, dokter." Sahut kami.

Sesaat setelah rombongan dokter pergi, Bapak dan Mama datang.

Mereka menyapa dan mencandai Leang.

Tigapuluh menit kemudian mereka dipanggil Rossy untuk menemui dokter yang memeriksa Marry. Bapak mengajak Nandean ikut serta.

Aku sendirian bersama Leang yang mulai terkena efek obat, mengantuk. Tak lama kemudian ia tertidur.

Aku memandangi wajah anakku, mengusap kepalanya, menyentuh wajahnya. Dia yang pernah sembilan bulan menghuni rahimku, nafasnya pernah menjadi nafasku, pertumbuhannya dari air susuku.

Mengapa ada yang begitu tega ingin mencelakakan anak tak berdosa ini? Bahkan saat ia sama sekali belum mengerti rasa benci, belum memahami merah hitam dunia ini.

Sedemikian dengkinya kah Lily kepada kami? Bukankah kami tak pernah meminta apa pun kepada Bapak? Bahkan kami telah mengalah perg

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status