Share

148

“Kenapa-kenapa gimana maksud Mas?”

“Ngomong sendiri tadi, panjang lebar lagi.”

“Hah? Mas Fahry dengar?”

Ia kembali mengacak rambutku, lalu menghela napas dalam-dalam.

“Mas dengar semuanya, Dek. Makanya lain kali kalau bicara di depan pusara gini dalam hati saja. Bukan kayak tadi seolah-olah sedang berhadapan langsung dengan Tania.”

“Ehm ... Mas Fahry dengar apa?” Aku penasaran.

“Dengar ungkapan perasaan dari seorang gadis yang kini tiba-tiba saja sudah dewasa.”

Aku salah tingkah. Bagaimana ini? Dia mendengar aku mengakui perasaanku padanya di hadapan pusara istrinya. Pipiku mendadak terasa panas. Mas Fahry meraih tanganku, menyatukan jemarinya dengan jemariku. Kini kami berdua berdiri bergenggaman tangan di depan pusara Mbak Tania.

“Kamu lihat, Tania ... adik kecilmu ini udah dewasa sekarang. Dia sudah bisa jadi mama yang baik bagi Ghazy. Juga sudah bisa ... jadi istri yang memuaskan suami.” Kalimat terakirnya setengah berbisik. Aku mencubit pinggangnya.

“Ayo pulang.”

“Nilam bawa moto
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Aina D
ada yang baca cerita ini gak si? kalo gak ada gak lanjut lagi deh.........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status