Home / Romansa / AKU TETAP MENCINTAIMU, SAYANG / Bab 20 Keresahan Tama

Share

Bab 20 Keresahan Tama

Author: Lyren Kael
last update Last Updated: 2025-12-11 00:01:48

Senja menuruni Greenfield dengan lembut, meninggalkan warna keemasan di dinding sekolah yang kini sepi.

Ravika duduk di bangku taman kecil dekat ruang guru, mencatat laporan akhir sambil menatap Elyra yang bermain dengan beberapa murid Greenfield. Anak itu tertawa, tapi napasnya terdengar sedikit berat. Ravika menatapnya lama, diam-diam ia menekan dadanya sendiri, seolah sakit putrinya ikut berdenyut di sana.

Langkah kaki terdengar mendekat. Tama datang tanpa jas, hanya kemeja putih dengan lengan yang digulung ke siku, wajahnya kelelahan tapi matanya tetap penuh tanya.

“Masih di sini?” suaranya pelan, menjaga jarak.

Ravika menolehnya cepat, lalu tersenyum lelah.

“Belum sempat pulang. Aku mau pastikan semua laporan beres dulu. Nanti malam mungkin baru sempat istirahatnya.”

Tama lalu duduk di sampingnya, tapi tidak terlalu dekat.

“Aku sempat ngobrol sama dokter klinik Cendrawasih barusan di telepon. Katanya, kondisi Elyra stabil, tapi memang ada indikasi yang perlu dicek lagi. Mereka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • AKU TETAP MENCINTAIMU, SAYANG   Bab 38 Kolam Terapi Pembawa Masalah

    Pagi di Klinik Cendrawasih terasa lebih cerah daripada hari-hari sebelumnya. Elyra sudah bisa duduk di tempat tidur tanpa bantuan, bahkan terkadang tertawa kecil saat membaca buku cerita yang dibawakan Tama. Kabar tentang perkembangan kondisi ginjalnya memang seperti angin segar di tengah kepenatan yang melanda."Papa janji, kalau hasil lab minggu depan bagus, kita bisa jalan-jalan ke taman dekat sini," ujar Tama sambil menyuapi Elyra bubur ayam.Ravika yang sedang membereskan barang-barang di sudut ruangan menatap mereka dengan perasaan campur aduk. Di satu sisi, dia bahagia melihat kedekatan Elyra dan Tama semakin erat. Di sisi lain, bayangan Alya dan konsekuensi dari "jalan-jalan" itu membuatnya cemas."Kita nggak usah terburu-buru, Mas," bisik Ravika ketika Tama berpaling ke arahnya. "Aku nggak mau ini malah bikin masalah.""Justru ini saat yang tepat, Vik," bantah Tama lembut. "Ely butuh suasana baru. Dia sudah terlalu lama terkurung di sini."Tapi Ravika tahu, yang dikhawatirkan

  • AKU TETAP MENCINTAIMU, SAYANG   Bab 37 Di Antara Harapan dan Kenyataan

    Sementara itu, di rumah megah kawasan Menteng, Raisha sudah mulai merasa seperti tuan rumah. Dengan cerdik, dia memanfaatkan kedekatannya sebagai adik Alya untuk mengamati setiap dinamika dalam rumah tangga kakaknya. Ia memang memendam rasa suka terhadap kakak iparnya. “Dia pulang larut lagi, Kak,” ucap Raisha suatu sore saat mereka berdua sedang minum teh di taman, menyiratkan Tama. “Lagi sibuk urusin anaknya itu ya?”Sebutan “anaknya” sengaja diucapkan Raisha dengan nada sedikit sinis. Alya yang sedang memegang cangkir teh langsung menatapnya tajam.“Sudah jangan ikut campur urusan itu, Sha,” potong Alya singkat. “Aku sudah tahu semuanya.”Raisha tak menyerah. “Tapi, Kak… Kamu nggak khawatir? Itu kan bukan cuma sekedar ‘anak’, tapi juga ada mamanya. Ravika, kan? Mereka bertiga sekarang kayak keluarga kecil di rumah sakit.”Alya meletakkan cangkirnya dengan agak keras. “Aku tahu apa yang aku lakukan. Dan aku tahu apa yang dia lakukan.” Ada amarah yang tertahan di nadanya. Meski su

  • AKU TETAP MENCINTAIMU, SAYANG   Bab 36 Kedatangan Raisha

    Vika kembali dengan dua cup minuman panas, nasi bungkus dan beberapa pack roti untuk Elyra. "Aku akan menemani kalian selama proses dialysis," ujarnya pada Ravika."Kamu nggak perlu, Mas. Ada aku di sini. Lagipula, kamu pasti harus ke kantor," jawab Ravika mencoba bersikap praktis, sembari menyerahkan kopi panas dan menyiapkan sarapan mereka. "Tidak ada yang lebih penting dari ini," bantah Tama dengan lembut tapi tegas. "Aku sudah mengatur semuanya. Seno akan menangani meeting pagi ini, dan aku bisa bekerja dari sini." Dia mengeluarkan laptop dari tas kerjanya, menunjukkan niatnya untuk benar-benar hadir sepenuhnya.Selepas sarapan dan sambil menunggu persiapan dialysis selesai, Tama membuka laptopnya dan mulai membalas email. Ravika memperhatikannya diam-diam. Ada yang berbeda dalam caranya sekarang. Bukan lagi CEO yang dingin dan berjarak, melainkan seorang ayah dan... seseorang yang berusaha memperbaiki kesalahan. Tapi bisakah niat baik mengubah takdir? Bisakah kehadirannya seka

  • AKU TETAP MENCINTAIMU, SAYANG   Bab 35 Suara Hati Ravika

    Di dalam mobil yang meluncur kembali menuju ke rumah sakit, Ravika memegang erat tas berisi pakaian ganti dan barang-barang kecil Elyra. Sebuah boneka kain beruang yang sudah usang, buku cerita favorit, dan selimut kecil yang selalu menemaninya tidur. Barang-barang itu terasa begitu ringan, namun seakan berbicara tentang betapa rapuhnya kehidupan yang sedang mereka perjuangkan."Tadi... apa kata Ayah setelah aku masuk?" tanya Ravika, memecah kesunyian.Tama menghela napas, kedua tangannya masih erat memegang kemudi. "Dia bilang, yang dibutuhkan bukan janji, tapi tindakan." Dia melirik sebentar ke arah Ravika. "Dan dia benar. Aku sudah terlalu banyak berjanji dalam hidup ini, tapi mungkin terlalu sedikit yang benar-benar kutepati," imbuhnya. "Kamu nggak harus merasa terpaksa, Mas. Aku dan Ely udah terbiasa...""Jangan," potong Tama, suaranya tegas. "Jangan lagi bilang kalian sudah terbiasa. Aku nggak mau kalian 'terbiasa' lagi. Aku ingin kalian... terbebas. Terbebas dari semua pende

  • AKU TETAP MENCINTAIMU, SAYANG   Bab 34 Jejak yang Kembali Terbuka

    Beberapa jam kemudian, setelah memastikan Elyra stabil dan dijaga oleh perawat, Tama mengantar Ravika pulang untuk mengambil pakaian ganti untuk Elyra dan dirinya sendiri serta perlengkapan rawat inap lainnya. Di dalam mobil, Ravika memejamkan matanya, mencoba menenangkan diri. Tapi yang terlihat justru bayangan Alya, wajahnya yang terluka, tatapannya yang tajam menyalahkan. "Apa yang harus kita lakukan sekarang, Mas?" tanyanya lirih, suaranya serak.Tama menghela napasnya dalam. "Aku akan bicara dengan Alya. Jelasin semuanya dari awal." Tangannya menggenggam kemudi lebih kencang. "Dia berhak mendengarnya langsung dariku.""Tapi...""Tidak ada 'tapi', Vik. Ini sudah keterlaluan. Bagaimanapun, Alya adalah istriku, dan dia menemukan kebenaran dengan cara yang paling buruk." Suara itu ada penyesalan dalam nada bicaranya. "Aku harus bertanggung jawab atas situasi ini."Mendengar kata "istriku" dari mulut Tama, Ravika semakin hancur. Itu adalah pengingat keras tentang posisinya yang se

  • AKU TETAP MENCINTAIMU, SAYANG   Bab 33 Penyusup di Atas Panggung

    Di luar ruangan, langit mulai beranjak senja. Sinar jingga menerobos jendela, menyinari wajah Elyra yang masih tertidur pulas dan dua orang di sampingnya yang akhirnya bersatu kembali oleh sebuah ujian hidup. Ruang klinik itu menjadi saksi bisu sebuah ikrar baru, sebuah janji untuk memperjuangkan kehidupan, sebuah tekad untuk tidak lagi melarikan diri dari tanggung jawab, dan sebuah harapan bahwa liontin biru itu akan terus berkilau di leher putri mereka untuk waktu yang lama.Sementara itu, di lantai bawah, seorang wanita berdiri di depan resepsionis Klinik Cendrawasih. Wajahnya tersembunyi di balik kacamata hitam besar, tapi posturnya yang anggun dan aura mahalnya tak bisa disembunyikan."Saya di sini untuk menjenguk Elyra Ananda," ucap Alya pada perawat jaga, suaranya datar.Perawat itu memeriksa buku tamu. "Silakan, Bu. Lantai 2 ruang 304.""Terima kasih," ucapnya datar. Alya berjalan menuju lift, jantungnya berdebar tidak karuan. Armand telah melaporkan insiden di sekolah. Dia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status