Beranda / Rumah Tangga / AMBISI WANITA SIMPANAN / BAB 8. Berbalasan Pesan Dengan Wanita Simpanan Suami

Share

BAB 8. Berbalasan Pesan Dengan Wanita Simpanan Suami

Penulis: Mayangnoura
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-20 01:58:21

Citra menatap layar ponselnya lekat-lekat. Dia menunggu jawaban atas pesan balasan yang dia kirim pada wanita pemilik nomer asing yang mengirimkan foto dan video mesum antara suaminya dengan seorang wanita yang tidak dikenal itu. Dia begitu penasaran dengan orang ini dan siapa dirinya.

Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya pesan balasan yang ditunggu-tunggunya datang juga. Dia langsung membaca pesan itu meskipun dengan hati yang sedikit berdebar.

'Aku telah mengirimkan foto dan video suamimu. Respon kamu seperti ini? Kamu tidak terkejut? Marah? Syok? Sakit hati? Atau yang lainnya?'

Citra tersenyum miring. Jari-jarinya kemudian membalas. 'Kenapa kamu mau tahu apa yang aku rasakan? Pentingkah perasaanku buat kamu? Terus, memangnya kamu siapa mau tahu perasaanku? Bukan siapa-siapaku kan?'

Jawaban Citra sontak membuat Rini menggeram kesal. Rahang wanita itu sampai mengencang dan wajahnya memerah karena sangking menahan marah.

"Kurang ajar! Belum tahu saja kamu siapa aku! Nanti kalau
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 40. Niat Aborsi

    Citra terhenyak. Matanya langsung melebar begitu mendengar apa yang dikatakan oleh mantan suaminya tersebut. "Ternyata kamu belum berubah ya, mas? Ternyata kamu masih jahat dan tidak berperasaan seperti dulu. Saat ini kamu masih terikat pernikahan tapi bisa-bisanya meminta wanita lain untuk menjadi istri kamu?""Aku kan sudah bilang ke kamu kalau pernikahanku dan Rini sudah di ujung tanduk. Itu sebabnya aku berani bicara seperti ini padamu," balas Galih."Tidak. Saat kita sedang dalam proses cerai pun dan di saat yang bersamaan kamu akan menikahi Rini, beberapa kali kamu memintaku untuk kembali padamu, mas. Dan sekarang di saat perceraianmu belum terjadi, kamu melakukan hal yang sama.""Itu karena aku masih mencintaimu, Cit.""Kalau kamu masih mencintaiku kenapa kamu mengkhianati aku, hah?"Galih tak langsung membalas. Wajahnya kemudian menunduk. "Aku khilaf, Cit.""Khilaf itu perbuatan spontan dan di saat itu saja, mas! Tapi kamu dan Rini melakukannya secara terus menerus! Kalau buka

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 39. Meminta Kesempatan

    "Aku terbawa kesal, bu. Habisnya aku merasa dia bodoh sekali sudah memberikan tubuhnya padahal laki-laki itu tidak memberikan apa-apa. Terus menyamakan aku dengan pria brengsek itu. Aku akui aku nakal, bu. Tapi aku masih menghargai wanita. Aku memakai Rini dengan imbalan yang lebih. Aku membelikannya mobil dan lain-lain walaupun sebagiannya bukan uangku.""Masalahnya sekarang itu yang harus kamu fokuskan adalah bagaimana caranya apa yang sedang dialami oleh Gina ada jalan keluarnya.""Nah, ini juga masalahnya, bu. Bagaimana mau mendapatkan jalan keluar kalau laki-laki itu saja tidak diketahui keberadaannya? Ibu dengar sendiri kan kalau Gina tidak tahu dimana rumah pria itu dan tempat kerjanya? Ibu pikir aku Intel bisa cari rumah pria brengsek itu tanpa diberitahu?""Aku mengerti maksudnya. Mencari orang yang tidak kita kenal memang tidak mudah atau bahkan rumit. Tapi tidak juga dengan cara mencela adik kamu. Adik kamu memang salah. Tapi jangan disudutkan. Saat ini dia pasti sedih, bin

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 38. Semuanya Sama Saja

    Bagai petir di siang hari. Galih dan Marni kaget luar biasa begitu mendengar cerita Gina. Mau tidak percaya tapi Gina sendiri yang bercerita. Apa ini hanya prank?"Kamu jangan main-main dengan kami, Gin," ucap Galih sembari melangkah mendekati tempat tidur.Gina mengalihkan pandang pada Galih. "Tapi aku tidak main-main, mas. Aku serius. Saat ini aku memang sedang hamil anak dia.""Kalau begitu beritahu padaku siapa namanya dan alamatnya. O ya, nomer ponselnya saja dulu. Aku akan menelponnya.""Untuk apa mas menelponnya?""Tentu saja untuk meminta pertanggungjawaban atas kehamilan kamu!" sahut Galih dengan suara meledak. "Kenapa harus ditanyakan lagi sih?!""Tapi dia sudah punya istri dan anak, mas. Tadi kan aku sudah bilang.""Mau dia punya istri sepuluh dan anak seratus sekali pun, aku akan tetap menghubungi dia! Dia harus mempertanggung jawabkan apa yang terjadi sama kamu!""Maksud mas, dia tetap harus menikahi aku meskipun sudah punya anak dan istri? Aku jadi istri keduanya begitu

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 37. Muncul Masalah Lain

    Bahu Galih mengendik. "Tidak taulah, bu. Kan Gina juga baru datang. Belum sempat nanyain ada apa. Tapi sepertinya terjadi apa-apa karena wajahnya basah dengan airmata dan rambut awut-awutan.""Duh, kenapa ya?" tanya Marni pada dirinya sendiri dengan perasaan khawatir."Baiknya ibu tanyakan langsung sekarang pada Gina. Takutnya memang sudah terjadi sesuatu sama dia.""Iya, deh." Marni pun masuk ke dalam kamar Gina disusul oleh Galih yang hanya sampai di pintu saja. Menurut Galih lebih baik ibunya saja yang bertanya karena sama-sama perempuan sedangkan dia hanya akan memperhatikan saja. Dan yang pertama kali mereka lihat adalah Gina sedang menangis dalam keadaan berbaring miring membelakangi pintu sambil memeluk bantal guling."Gin, ada apa kamu pulang dalam keadaan menangis begini?" tanya Marni sembari mengambil duduk di tepi tempat tidur. Gina tak menjawab. Gadis itu terus saja menangis. Malah tangisnya bertambah sedikit mengencang. Mendapati hal itu, Marni semakin penasaran dengan

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 36. Kembali Ke Rumah Ibu

    "Kalau begitu tak ada gunanya kamu menjadi suami Rini!" sahut Siti dengan wajah marah dan tidak terima. "Rini butuh suami yang kaya! Bukan suami miskin!"Galih menelan saliva. "Kenapa ibu bisa bicara seperti itu? Memangnya siapa yang menginginkan aku menjadi suaminya Rini? Kalian bukan? Bahkan kalian memaksa aku untuk segera menikahi Rini."Mata Siti melebar mendengar jawaban itu sebagai ekspresi tak menyangka. Mulutnya pun turut menganga. "Apa kamu bilang?! Berani kamu menjawab seperti itu?!""Aku hanya mengatakan yang sebenarnya, bu.""Yang membuat kami kesal adalah kenapa kamu tidak mengatakan kebenaran ini dari dulu?! Kalau Rini tahu kamu pria miskin, tentu dia tidak mau ada hubungan dengan kamu! Apalagi sampai hamil anak kamu!""Aku tidak pernah mengatakan pada Rini kalau aku pria kaya, bu. Rini sendiri yang mengambil kesimpulan kalau aku pria kaya. Terus, yang menginginkan kehamilan adalah Rini sendiri. Aku sering mengingatkannya untuk tidak lupa meminum pil KB. Eh, dia malah ti

  • AMBISI WANITA SIMPANAN   BAB 35. Hanya Pria Miskin

    Mendengar itu, tubuh Rini gemetar. Dia merasa langit baru saja runtuh. Bagaimana tidak, dia sudah memberikan diri sepenuhnya pada Galih dan menaruh harapan yang sangat besar pada pria itu demi bisa hidup tak berkekurangan. Tapi tiba-tiba dia mendengar pengakuan Galih kalau suaminya itu pria miskin yang tidak memiliki apa-apa."Kamu jangan membohongi aku, mas. Bilang kalau kamu bukan pria miskin. Bilang juga kalau rumah ini dan toko adalah milik kamu," ucap Rini menggebu. Dia menolak untuk menerima kenyataan yang sudah dijelaskan oleh semua orang yang sekarang ada di rumah ini."Tapi memang bukan aku pemilik rumah ini dan toko. Rumah ini dan toko adalah warisan orangtua Citra untuk Citra. Aku tidak membawa apa-apa masuk rumah ini selain mahar yang tidak seberapa.""Jadi kalau toko itu milik Citra, usahamu sekarang apa, mas?"Galih menelan saliva. Sebenarnya dia malu untuk mengakui. "E... aku sedang nganggur sekarang. Belum tau mau buka usaha apa. Bagaimana bisa aku harus mengakui rumah

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status