Share

ANAKNYA MIRIP SUAMIKU
ANAKNYA MIRIP SUAMIKU
Author: Rita Febriyeni

Part 1 Anak Nayla

last update Last Updated: 2022-07-13 21:56:44

Anaknya mirip suamiku

_________________________

 

"Ini anakmu, Nay?"

 

"Iya, Mbak. Cantik 'kan?"

 

"Cantik, tapi ...." Aku tidak melanjutkan perkataan, entah kenapa rasanya aku melihat anak Nayla mirip dengan suamiku. Sangat mirip.

 

"Tapi kenapa Mba?" Nayla tetap sibuk menyuapi putrinya makan, sedangkan putri sulungnya sedang nonton kartun. Kami duduk di sofa depan televisi yang dibiarkan menyala. 

 

"Berapa umurnya?" 

 

"Sebentar lagi tiga tahun, Mbak lupa ya, aku pergi dari kota ini saat hamil muda," jawab Nayla sambil tersenyum kecil.

 

"Oh, aku lupa." Aku ingin berkata lagi tapi tidak jadi. Rasanya aku ingin bertanya siapa ayah biologisnya, tapi terhalang kalau Nayla sudah jelas istri dari Jhoni-sepupu suamiku.

 

"Halo, Cantik, namanya siapa?" Aku menyapa anak bungsu Nayla.

 

"Ayu Nda," jawab sibungsu.

 

"Mamam yang banyak, ya."

 

Hari ini kami berkumpul di rumah nenek suamiku. Setelah beberapa tahun, kami bertemu lagi. Nayla dan Jhoni pulang dari perantauan, mereka meninggalkan kota ini dulunya saat Nayla hamil muda anak ke dua mereka.

 

"El! Elya!"

 

Aku beranjak menuju teras. Mas Denis memanggilku.

 

"Iya, Mas," jawabku berdiri di ambang pintu. Mas Denis dan Jhoni sedang duduk sambil minum kopi.

 

"Ruko yang baru itu akan disewa Jhoni, gimana?"

 

"Oh, terserah kamu aja hitung-hitungannya, Mas. Lagian Jhoni masih saudara kita," jawabku dan disambut senyum oleh Jhoni.

 

"Iya, Mbak. Aku mau buka usaha di sini aja, semenjak covid, perusahaan tempatku bekerja mengalami kebangkrutan," ucap Jhoni menjelaskan.

 

"Oh gitu, rencana mau buka usaha apa Jhon?" tanyaku, lalu duduk di samping mas Denis.

 

"Rencana mau buka toko mainan anak-anak, Mbak. Kebetulan aku ada kenalan tempat mengambil barang."

 

Aku membangun tiga ruko di atas tanah warisan ibuku. Padahal aku sudah punya dua ruko di tepi jalan utama, yang dibelikan ibu untuk kami tempati jualan kain dan usaha konveksi baju. Keahlianku menjahit. Alhamdulillah usahaku maju dan banyak pelanggan dari berbagai daerah.

 

Aku masuk lagi ke dalam. Jhoni dan suamiku, dibiarkan mengobrol, lagian sudah lama juga mereka tidak bertemu. Ini rumah nenek mereka, ibu mas Denis dan ayah Jhoni saudara kandung. 

 

Aku duduk lagi di depan televisi. Nayla duduk santai sambil bermain ponsel, sementara dua anaknya juga sibuk bermain boneka. Anak Nayla ada dua, yang sulung berumur 6 tahun.

 

Mataku terus terpana melihat Ayu. Setiap melihatnya, jantungku berdetak tidak enak, wajah suamiku terbayang melihatnya. Sangat mirip.

 

Jika aku ingat kembali. Dulu saat Jhoni dan Nayla sebelum merantau, mereka tinggal di rumah ini. Jhoni kerja membantu suamiku di toko kain kami. Bisa dikatakan biaya hidup mereka dari hasil bekerja di tokoku. Ini rumah warisan nenek mereka. Sedangkan aku sudah punya rumah sendiri dan itupun juga peninggalan ibuku. 

 

"Mama." Tiba-tiba Nana menepuk pundakku. Aku terkejut dan memalingkan muka.

 

"Kamu bikin kaget Mama," ucapku mengurut dada.

 

"Maaf Ma." Nana memasang senyum manis.

 

"Sudah pulang kuliah, Nan?" tanya Nayla melihat kedatangan putriku.

 

"Sudah Tante," jawab Nana lalu mencium punggung tangan Nayla.

 

"Oh ya, Tante bawa oleh-oleh untukmu." 

 

Nayla bangkit dari duduknya dan melangkah ke kamar.

 

"Halo Cantik," sapa Nana kepada kedua anak Nayla.

 

"Halo Kak," jawab Salsa putri sulung Nayla.

 

Ayu memalingkan wajah tersenyum menatap Nana. Tapi Nana terdiam dan terpana melihatnya. Mungkinkah Nana juga berpikir sama denganku kalau Ayu sangat mirip papanya.

 

"Nan, ada apa?" tanyaku.

 

"Oh, tidak apa-apa, Ma. Ayu sudah besar ya, Ma," jawab Nana terkejut. Lalu dia duduk di sampingku, matanya masih terpana melihat wajah Ayu.

 

Apa maksud semua ini? Kenapa wajah putri bungsu Nayla sangat mirip dengan suamiku. Apakah Ayu anak suamiku dan Nayla? Kalau itu benar, berarti selama ini mereka selingkuh di belakangku. Tapi bagaimana caraku mengungkapkan kebenaran, aku tidak punya bukti untuk meyakinkanku. Selama ini mereka tidak memperlihatkan ada hubungan spesial. Bahkan mas Denis dan Jhoni seperti saudara kandung. Dadaku sesak memikirkannya. Selama ini mas Denis seorang suami dan bapak yang baik bagiku dan putri kami. Tapi ....

 

"Ini untukmu." Nayla menyodorkan tas kecil kepada Nana.

 

"Wah, bagus sekali, Tan. Terimakasih, Tante," jawab Nana tersenyum senang.

 

Ya Allah. Kenapa dadaku sesak melihat wajah Ayu. Wajah gadis kecil itu sangat mirip dengan suamiku, beda dengan putri pertama Nayla yang sangat mirip Jhoni. Aku akan mencari kebenarannya. 

 

"Ya udah, aku ke toko dulu, Nay," ucapku lalu berdiri.

 

"El, nanti ruko itu jadi ditempati Jhoni." Suamiku muncul dengan Jhoni dari pintu luar.

 

"Iya, Mas," jawabku.

 

"Aku minta cicil pembayaran sewa ya, Mbak," timpa Jhoni.

 

"Tidak apa-apa, Jhon, lagian kita masih saudara," jawabku.

 

Jhoni dan Nayla tersenyum menanggapi perkataanku. Selama ini hanya kami tempat mereka mengadu. Aku juga tidak ingin hitung-hitungan, Jhoni sangat menghargai kami, hubungan kekeluargaan ini terjalin baik.

 

"Mas, kamu ikut aku ke toko sekarang?" 

 

"Tidak, El. Aku mau bantu Jhoni membuka tokonya."

 

"Hari ini juga, Jhon?" tanyaku ke Jhoni.

 

"Iya, Mbak. Anak istriku butuh biaya, aku tidak ingin buang waktu," jawab Jhoni.

 

"Mama sama aku aja ke toko, lagian aku sudah pulang kuliah," timpa Nana.

 

Akhirnya aku ke toko bersama putriku. Nana kubelikan mobil jazz putih ke kampus. Sudah hampir dua puluh tahun aku menikah, tapi Allah mempercayakan aku punya hanya satu keturunan. Alhamdulillah.

 

"Ma." 

 

"Ya," jawabku menatap Nana sekilas menyetir mobil.

 

"Ayu cantik, ya," ucap Nana.

 

Aku terdiam terpana. Dari cara bicara Nana, aku tahu dia ingin mengungkapkan betapa miripnya Ayu dengan papanya. 

 

"Apa yang kamu pikirkan?"

 

"Oh, nggak ada Ma," jawab Nana seperti enggan berucap lagi.

 

Ya Allah. Jika benar Ayu saudara sebapak dengan putriku, rasanya aku tidak percaya kalau Nayla yang sudah kuanggap seperti adik kandung berselingkuh dengan suamiku. Tapi kenapa Jhoni seperti tidak menyadari kemiripan Ayu dengan suamiku? Dadaku sesak memikirkannya. Mudah-mudahan firasatku salah.

 

Bersambung ....

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Sartini Cilacap
Mampir baca cerita nya
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Ribet mikir nebak2 padahal tinggal tes dna gampang
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • ANAKNYA MIRIP SUAMIKU   Part 44 Tamat

    Anaknya mirip suamikuPart 44 (Tamat)"Mbak El, ini laporan penjualan kain hari ini, Alhamdulillah tiga kali lipat dari bulan kemaren." Ratih menyodorkan buku penjualan dan buku orderan di mejaku."Coba kucek dulu, Rat." Kubuka kedua buku itu lalu membacanya.Lalu, Ratih duduk di kursi depan mejaku."Alhamdulillah, belum sebulan kamu di toko kain, pendapatan kita meningkat, Rat." Senang sekali aku melihat nominal angka yang tertera."Alhamdulillah, Mbak. Semua berkat rejeki dari Allah, aku hanya bekerja, Mbak." Ratih tersenyum.Ratih jujur dalam bekerja. Bahkan dalam kesibukkan ibadah salatnya tidak lupa, ia juga mengingatkanku di saat kesibukan jangan tinggalkan salat. "Assalamu'alaikum, Bunda."Kami tersentak mendengar seseorang mengucapkan salam. Kami lihat ke pintu, Vina melangkah mendekat. Aku dan Ratih menyambutnya dengan senyum sambil menjawab salamnya."Gimana kabar Bunda Elya dan Bunda Ratih?""Alhamdulillah baik, Nak," jawabku."Alhamdulillah, kami semua sehat," jawab Ratih

  • ANAKNYA MIRIP SUAMIKU   Part 43 Akibat Nafsu

    Anaknya mirip suamikuPart 43 (akibat dari mengemukakan nafsu)Pov DenisAstaga, gadis ini putriku? Cantik dan sukses. Sejenak aku malu, ia sudah lama mencariku, bahkan bertemu pun di kondisiku seperti ini. Nuri, kenangan bersamamu tak akan terlupakan, saat itu kita dimabuk cinta dan gelora jiwa muda tak terkendali. Kutinggalkan kamu tanpa kutahu kehamilanmu. Hebat, tanpaku kamu bisa membuat anak kita sukses. Senyumnyu sejenak melintas diingatanku."Ayah kenapa menangis?" Vina duduk kursi samping tempat tidur aku berbaring."Entah lah, tiba-tiba aku rindu Nuri. Aku merasa bersalah," jawabku menyeka air mata."Ibuku selalu cerita betapa Ayah lelaki yang romantis, meskipun aku sudah punya Ayah pengganti yang juga menjagaku dan Ibu. Aku tetap ingin bertemu Ayah, kucari ke kampung dan bahkan ke rumah Bunda Elya.""E-Elya?" Mendadak mulutku tergagap menyebut nama Elya. Bayangan putriku-Nana juga melintas. Aku punya banyak anak gadis. Astaga, kenapa aku jadi cengeng?Diam. Aku malu, untuk m

  • ANAKNYA MIRIP SUAMIKU   Part 42 Pov Susi(18+)

    Anaknya mirip suamikuPart 42 (Part khusus 18 tahun keatas!)____________________________________________Pov Susi"Su-susi, ka-kamu mau ngapain?" Suara mas Denis tergagap. Ia menatapku memegang pisau. Aku perlahan mendekatinya."Mas ..., aku melakukan semua ini demi kamu dan Mbak Reni. Aku tau kamu suka tubuhku, hubungan diam-diam itu kita jalani bertahun-tahun. Aku pasrah asalkan kamu bertanggung jawab dengan biaya ibuku di kampung. Tapi ...." Kutatap pisau di tanganku, lalu aku tersenyum sinis sambil melihat burung mas Denis. "Ta-tapi apa, Sus?" Burungnya mendadak loyo. Mau terbang nggak punya sayap, sukanya mencari sarang. Bahkan ikut bertengger dengan mbak Reni. Menjijikan!"Kenapa takut, Mas?"Kulihat mas Denis perlahan ingin mengambil celananya yang berserakan di lantai."Ja-jangan Sus, ini asetku," jawab mas Denis tetap tergagap. Aku suka melihatnya takut. "Jangan bergerak!" teriakku. Rasanya ingin segera kupotong. Seenak hati main cinta menjijikkan bersama kakakku. Dikiran

  • ANAKNYA MIRIP SUAMIKU   Part 41 Jaga Sikap, Nay!

    Anaknya mirip suamikuPart 41 (Jaga sikap, Nay!)Pov Nayla"Kamu apaan sih, Mas? Aku tu bicara ama Ratih, kok kamu menariku? Ia adikku! Jadi kalau ia coba-coba menceramahiku biar kugampar," cerocosku kesal. Aku ini lebih tua dari Ratih, tapi seenak perut menceramahiku dan tak tahu sopan santun. Kesal!"Bukan gitu, Nay. Aku tidak suka melihatmu ikut mencaci Mbak Elya." Lagi-lagi bela perempuan tua itu. Deperti dia saja yang beri makan."Kok belain dia? Istrimu aku atau dia!" Suaraku lantang. Tak peduli orang-orang memperhatikan kami, toh jalan ini bukan milik mereka."Lah kamu lah istriku, Nay. Masak itu aja masih nanya."Kuhentikan langkah. "Makanya! Dengar aku dong, lagian apa untungnya sih, belain wanita tua itu?""Nay, lihat nih." Mas Jhoni mengeluarkan uang dari sakunya."Uang?" Mataku langsung segar melihat warna merah uang kertas pecahan seratus ribu. Rasanya bahagia ingin loncat tinggi. Tapi kutahan demi harga diri.Uang itu langsung kuambil. "Kita bisa makan enak hari ini, Mas

  • ANAKNYA MIRIP SUAMIKU   Part 40 Kesenangan yang Menghancurkan

    Anaknya mirip suamikuPart 40 (kesenangan yang menghancurkan)Khusus 18 !!Part ini terinspirasi dari kisah nyata dalam sebuah kasus yang ditangani seorang teman. Sebelumnya juga ada part "Dilaporkan KDRT?" itu juga bentuk kasus lainnya. Selamat membaca😊----Pov DenisMau apa aku sendirian di sini. Bosan, yang ada cuma wanita penyakitan yang bucin. Tak bisa melepaskan hasrat. Kalau bukan karena butuh uang dan tempat tinggal, ogah tinggal bersama Reni."Mas! Mas! tolong aku."Terdengar Reni memanggil dari kamar. Huuuh! Mau apa lagi dia. Tidak tau aku lagi merokok dan minum kopi. Baru juga santai pulang mengantarinya berobat. Merepotkan saja!Aku bangkit dan melangkah ke kamar. Di ambang pintu kamar kulihat Reni terbaring di tempat tidur, wajahnya pucat dan bertambah kurus. "Apa Ren?" tanyaku sambil menghisap rokok."Tolong ambilin aku minum, Mas." Reni menujuk ke meja kecil yang terletak di sudut kamar. Ada teko air dan gelas.Terpaksa deh, kalau bukan karena satu atap, malas sekal

  • ANAKNYA MIRIP SUAMIKU   Part 39 Tak Sengaja Bertemu

    Anaknya mirip suamikuPart 39 (Tak sengaja bertemu) "Maafkan aku, Bunda, aku bukan mencari keributan atau menuntut sesuatu. Aku hanya ingin bertemu Ayah kandungku, sebelum ibu meninggal hanya foto ini bukti wajah Ayahku."Aku tahu maksud Vina. Dari lahir tak pernah bertemu mas Denis, bahkan keberadaanya tidak diketahui. Entah masa muda apa yang dilakukan mas Denis dan ibu Vina hingga hamil saja tidak diketahui mas Denis."Tak masalah bagiku, lagian kami sedang proses cerai. Oh ya, Vina tinggal di mana?"Rasa penasaran membuatku bertanya. Vina terlihat gadis berpendidikan, cara pakaian dan berucap pun sangat sopan."Kebetulan ini hari ke tigaku di kota ini. Aku pindah tugas di salah satu rumah sakit. Aku ngontrak di jalan Juanda nomor 5, Bunda.""Sepertinya Nak Vina seorang dokter?" Aku menerkanya, takut juga salah makanya bertanya."Betul Bunda, aku dokter bedah." Vina tersenyum menanggapinya."Hebat, ibumu sangat hebat membesarkanmu bisa jadi dokter."Percakapan ini terasa hangat. V

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status