Share

Bab 15

Aku tercekat dan hanya bisa menelan ludah yang terasa mengandung racun. Rasanya seperti tercekik hingga sulit bernafas.

Situasi ini membuatku merasa baru pertama kali mendengar kata 'hamil'. Seakan kata 'hamil' itu mengandung bubuk sianida 100 miligram -tanpa kopi tentunya-.

"Hamil Nin??"

Anin mengangguk-anggung lengkap dengan derai air mata. Dia tergugu ketakutan.

Tubuhku sendiri melemas pasrah. Keringat dingin mulai mengalir di pelipis, dahi, juga tak ketinggalan di punggung. Ditambah lahi tifus membuat isi perutku bergejolak karena otak yang terus didesak berpikir keras dan cepat dalam waktu singkat. Mirip reaksi tubuh manusia saat lapar, di kepala ada pusing-pusingnya. Masalahnya pengakuan Anin ini tak bisa diatasi dengan sesobek roti atau sepiring nasi padang lauk rendang. Jika benar adanya, kondisi Anin adalah fatal. Kondisiku juga ya? Baru sadar.

Baiklah, tifus dan syok sedang bersatu melemahkanku. Sungguh pagi buta yang gelap benar. Me

Aulia Lapan Bilan

vote komentarnya sangat dinanti say

| 2
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Prapto Vera
duh, kasihan si polos anin.
goodnovel comment avatar
Zeni Rahmawati
........................
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status