Share

Bab 8

"A..Anin.. ingin kak Rama."

Ahh rasanya ada yang membesut telingaku untuk berbuat semakin liar. Kupastikan, kamu akan tunduk padaku Anindya.

Kukecup bibirnya dengan haus yang teredam. Agar memeroleh kenyamanan sekaligus kehangatan.

Keningku terlipat begitu saja ketika tiba-tiba bibirku terbungkam tangan kecilnya.

"Kenapa Nin? Cup!" Tanyaku seraya menyingkirkan jemari itu. Menggantikannya dengan ciuman yang syahdu dan kelak mungkin menghasilkan rindu seorang pecandu.

"Jangan beri ludah lagi kak, Anin jijik. Anin tidak mau!" Pintanya dengan menyusupkan nada iba. Gelisah penuh keluh kesah.

Lugunya.. Gadis ini selalu dengan mudah menerbitkan senyumku. Menganjurkanku untuk membelai rambutnya agar bersembunyi dibalik telinga. Perlakuan yang menurunkan suhu panas di antara kami.

"Baiklah, apapun asal kamu menurut padaku."

Ta

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status