Share

Bab 4

last update Last Updated: 2023-12-02 11:53:36

Beberapa hari kemudian Wujin datang ke rumah Anaya dengan membawa banyak orang. Wujin segera masuk lalu memanggil-manggil semua orang, Wujin berteriak-teriak dengan sangat keras.

Saat itu semua keluarga besar Anaya sedang bersantai meminun teh di ruang istirahat Sontak semua orang menjadi terkejut, lalu segera pergi bergegas menemui Wujin.

"Tuan Wujin, Mengapa engkau berteriak-teriak di rumahku? Apakah kita memiliki masalah, Katakan Tuan Wujin ada apa ini?" Wiradi berkata dengan suara lembut. Wiradi tahu Wujin adalah Ketua Mafia Mawar Hitam, Wiradi yakin ada sesuatu yang tak beres. Wiradi menjadi sangat khawatir akan keselamatan mereka semua.

"Wiradi, Hari ini aku ingin menagih hutang menantumu sebanyak 300 juta hep!" Wujin segera menjawab seraya menunjuk Ansen.

"Apaa, Dasar kurang ajar!" Wiradi segera menatap Ansen dengan sangat dingin.

Begitupun dengan mereka semua, mereka menatap Ansen semakin murka. Hanya Anaya yang menatap Ansen dengan penuh keheranan.

"Tuan Wujin, Ini adalah urusan hutang Ansen. Tidak ada hubungannya dengan kami! Silahkan tagih pada orangnya langsung!" Wiradi menjawab dengan kesal.

"Hehehehehehe! Ini memang bukan urusanmu Wiradi!" Wujin berkata lalu mendekati Ansen dan Anaya.

"Ansen, Silahkan bayar hutangmu. Jika tidak kami akan membawa Anaya sebagai gantinya!" Wujin berkata dengan senyum kemenangan.

"Apaaa, Apa maksudnya dengan membawa Anaya! Ansen, Apa yang kau lakukan! Awas yah, Aku akan membunuhmu!" Wiradi berkata dengan sangat kesal.

"Wujin, Jangan macam-macam kau yah! Aku yang berhutang kepadamu, Tidak ada hubungannya dengan Anaya" Ansen berkata dengan sangat marah. Dia memang memiliki hutang 300 juta hep, tapi tidak pernah mengaitkannya dengan Anaya.

"Hahahahahaha, Aku tahu kalian tidak akan percaya. Tapi aku punya beberapa surat yang langsung ditandatangani oleh Ansen sendiri. Disitu tertulis bila Ansen tidak dapat membayar utangnya maka aku akan membawa Anaya sebagai gantinya!" Wujin berkata dengan penuh kelicikan.

"Tidak mungkin, Tidak mungkin suamiku menjadikanku sebagai jaminan!" Anaya berkata dengan sangat yakin.

Wujin segera mendekat kepada Wiradi. Lalu memberikan tiga buah surat kepada Wiradi. Wiradi segara membaca surat-surat itu lalu tangannya bergetar hebat. Dia menatap Ansen dengan murka, lalu Dia mengumpat dan segera memukuli Ansen, "Dasar binatang, Kau tega menjadikan Anaya sebagai jaminan. Awas kau yah, Aku akan membunuhmu!"

Melihat hal itu kedua adik kembar Anaya segera ikut menghajar Ansen, mereka memang sudah lama ingin memukuli Ansen. Akhirnya saat yang mereka tunggu-tunggu telah tiba.

Anaya juga membaca surat-surat itu, setelah itu badannya langsung lemas dan dia terjatuh dengan sedih. Air matanya mulai menetes dan dia berkata dengan terbata-terbata, "Suamiku melakukannya, Suamiku melakukannya!"

"Bukan, Bukan seperti itu! Tolong hentikan, Aduh sakit sekali!" Ansen berkata seraya membungkuk melipat badannya untuk melindungi dirinya. Wiradi dan kedua adik kembar Anaya tak henti-hentinya memukuli Ansen, mereka semua sudah sangat murka.

"Hei, Hei! Hentikan dulu sebentar! Kita masih punya urusan disini kan! Sekarang, Kalo kalian tidak membayar maka aku akan membawa Anaya!" Wujin berkata berteriak dengan keras.

Wiradi segera menoleh, lalu berhenti memukuli Ansen. Wiradi lalu bersujud memohon kepada Wujin, "Tuan Wujin, Aku mohon berilah kami waktu. Aku akan memberi dulu 100 juta hep, Bulan depan aku akan segera membayar sisanya. Kumohon Tuan Wujin, Jangan bawa Anaya!"

"Tidak bisa, Karena kalian tidak mampu membayarnya maka aku akan membawa Anaya!" Wujin berkata seraya memberi tanda kepada anggotanya.

Erlan segera mengangguk lalu bergerak maju bersama beberapa orang anak buahnya. Melihat hal itu Wiradi dan kedua adik kembar Anaya mencoba melawan mereka.

"Buk, Buk! Jeb, Jeb, Akhhh! Aduh, sakit sekali!" Wiradi dan kedua anak kembarnya jatuh mengerang kesakitan. Tampaknya mereka bukan lawan sepadan bagi Erlan dan anggotanya.

"Anaya, Pergilah! Pergilah anakku!" Wiradi menjerit kuat dengan histeris.

Anaya segera mencoba berlari, namun sayang Dia sudah terkepung. Tidak ada lagi jalan keluar baginya, Anaya melihat sekelilingnya dan disebelahnya ada tergeletak sebuah pisau di meja.

Anaya mengambil pisau itu dan mengancam Erlan dan anak buahnya, "Jangan mendekat, Jangan mendekat!" Tangannya bergetar memegang pisau itu.

Tapi Erlan bersama anak buahnya tidak perduli, mereka tetap mendekat perlahan.

"Tetap disitu, Jangan mendekat! Aku akan bunuh diri, Jangan mendekat" Anaya berteriak-teriak dengan putus asa. Air mata mengalir di pipinya, Dia tidak menyangka Ansen tega melakukan itu.

Suasana menjadi sangat hening dan mencekam, wajah semua keluarga besar Anaya sangat tegang. Mereka semua amat ketakutan, air mata menetes diwajah mereka semua.

"Hentikannnn!!!" Terdengar sebuah jeritan kuat sekali.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 59

    Ansen memeriksa Tingkat Kultivasi Nenek Biru, Pada akhirnya Dia mendapati kultivasinya di Tingkat Abadi. Jelas Ansen bukan tandingan dari Nenek Biru itu. Tiba-tiba Fengbin berkomunikasi dengan Ansen, Dia mengatakan bahwa Nenek Biru adalah seorang penjahat. Dia adalah salah satu kultivator hitam, Dia sangat jahat. Karena itu Fengbin berniat keluar dan akan melawan Nenek Biru. Namun Ansen melarang Fengbin untuk melakukannya, Dia bersikeras akan melawan Nenek Biru. "Nenek Biru! Kau adalah Kultivator Hitam; Karena iu kau pantas untuk mati! Hari ini aku akan membunuhmu!" Ansen berkata dengan mantap. "Heheheh,...........! Bukankah harusnya kau ketakutan. Kau berani melawanku! Apakah kau sudah siap untuk mati; Baiklah aku akan mengabulkannya!" "Bukan aku yang akan mati! Tetapi engkau!" Setelah berkata seperti itu, Ansen langsung menyerang Nenek Biru. Nenek Biru terkejut bukan main, Dia tidak menyangka akan mendapatkan serangan dengan tiba-tiba. Namun Dia hanya tersenyum den

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 58

    Ansen terdiam sesaat begitu mendengar kata-kata Sebeli tadi, Dia sekarang menjadi Dilema. Dia tahu semua orang-orang ini pantas untuk mati. "Hihihihihi,........! Kau tidak bisa menjawabkan! Kau bahkan diam saja, Karena apa yang kukatakan benar kan!" Sebeli berkata dengan sangat kesal. "Sekarang pergilah; Mereka pantas untuk mati! Sekarang biarkan aku membunuh mereka semua; Maka akan berkurang beberapa orang jahat didunia ini!" Sebeli sekarang langsung berkata dengan kasar. Dia sekarang mengeluarkan kehebatannya, Dia bersiap-siap untuk menyerang Ansen. Ansen masih bingung, Di satu sisi Dia ingin menyelamatkan orang-orang ini. Tetapi mereka memang benar-benar orang jahat; Mereka juga pasti telah melakukan banyak kejahatan. Menghukum mereka tentu bukanlah satu kesalahan. "Tuan, Kumohon tolonglah kami! Kami terpaksa melakukan semua ini. Saat ini istri dan anak-anak kami ditangkap oleh Gerombolan Rubah Merah. Mereka memaksa kami untuk memberikan gadis-gadis muda yang cantik; Ji

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 57

    Ansen berjalan masuk ke mobilnya, Dia berencana untuk sekedar berkeliling di Kota Danzou. Sebenarnya Ansen berencana mengajak Anaya, Dia segera menghubungi dan mengajak Anaya. Namun Anaya baru saja mengabari bahwa saat ini sudah banyak Keluarga Besarnya yang datang. Dia tidak mungkin meninggalkan mereka, Anaya hanya berpesan agar Ansen berhati-hati. Tiba-tiba Wujin berlari kecil mengejarnya, " Tuan Ansen! Biarkan aku menemanimu; Aku bisa menjadi penunjuk jalan buat Tuan!" Ansen berpikir sebentar, Lalu Dia segera menganggukkan kepalanya. Wujin pasti sangat mengetahui seluk beluk Kota Danzou. Wujin segera ikut masuk ke dalam mobil. Lalu mobil itu melaju dengan kencang membelah jalanan di Kota Danzou. Wujin lalu bertanya kepada Ansen, "Tuan Ansen! Katakan Tuan ingin kemana?" "Aku ingin meminum minuman hangat; Bawa aku ke tempat terbaik dipinggir jalan yang kau tahu!" Ansen menjawab dengan cepat sekali. "Baiklah! Siap Tuan Ansen!" Wujin langsung menjawab dengan penuh sema

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 56

    Fengchai lalu berkata kepada Fengbin, "Nanti setelah Pesta Pernikahan Ansen dan Anaya selesai. Kau pergilah ke Pulau Jekulo, Bawalah Hadil kesana dan mintalah agar Tuan Strauss menggunakan tehnik penyegel jiwanya kepada Hadil!" "Abang Fengchai, Bukan aku ingin menolak perintahmu! Aku berencana membawa Ansen ke Pulau Oenyu untuk menemui Tuan Dong'er. Dia kemarin menyuruh Ansen kesitu, Ada sesuatu yang ingin diberikannya. Aku bertaruh itu pasti sesuatu yang sangat berharga!" Fengbin menjawab Fengchai. Fengsou langsung menanggapi dengan penuh harap, "Abang Fengchai! Bagaimana kalau aku saja yang pergi ke Pulau Jekulo! Aku sekaligus ingin melihat keadaan istri dan anakku!" "Tidak! Kau tidak boleh kesitu; Nanti takutnya terjadi lagi sesuatu! Fenghui; Kalo begitu nanti kau saja yang melaksanakan tugas ini!" Fengchai dengan cepat menolak permintaan Fengsou. Dia kemudian bertanya kepada Fenghui. "Siap Abang Fengchai! Aku akan melaksanakan tugas ini dengan baik!" Fenghui menjawab d

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 55

    Fengchai, Fenghui, Fengshou, Fengbin dan Ansen kini berada didalam sebuah ruangan tertutup. Mereka sedang membahas bagaimana mencari tahu informasi dari Hadil. Mereka tentu tidak mau melepaskan kesempatan ini. Mereka jarang sekali mendapatkan seorang angggota Istana Ungu yang dalam keadaan sehat. Biasanya mereka gagal mencegah usaha bunuh diri mereka. Ansen dari tadi hanya menjadi penonton saja, Dia hanya mendengarkan dengan serius perbincangan mereka. Fenghui lalu menyarankan agar mereka pergi membawa Hadil Pulau Jekulo. Mereka ingin Tuan Strauss menggunakan Tehnik Penyegel Jiwa kepada Hadil. Dengan begitu maka mereka akan segera mengetahui dimana Markas Utama Istana Ungu. Ansen yang dari tadi hanya diam saja, Tiba-tiba langsung bertanya mengenai Tehnik itu. Dia sangat penasaran sekali. Fenghui lalu menjelaskan mengenai Tehnik Penyegel Jiwa kepada Ansen. Itu adalah Tehnik dari Keluarga Strauss yang di gunakan untuk menyegel jiwa seseorang. Begitu jiwa target tersebut tela

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 54

    Fengchai sudah bersiap-siap untuk menangkap mereka salah satu dari mereka. Fengchai ingin mengintrogasi mereka. Fengchai ingin mengetahui di mana markas Istana Ungu, Dia kemudian segera berlari mendekat. Fengchai ingin menyerang dan menghancurkan Istana Ungu untuk selamanya. Keluarga Langit begitu membenci Istana Ungu, Karena mereka selalu melakukan serangan diam-diam dan tidak berani berhadapan langsung. Sudah banyak korban dari Keluarga Langit yang berjatuhan, Kebanyakan dari mereka akibat diracun oleh Istana Ungu. Ada sebagian lagi karena mendapat serangan diam-diam. Anggota Istana Ungu sangat pintar menyamar, Mereka bisa menjadi siapa saja. Lalu ketika korban lengah, Maka mereka akan langsung membunuhnya. Pasukan Langit juga langsung bergerak, Mereka ingin menangkap mereka semua. Istana Ungu adalah musuh besar yang sangat licik. Mereka selalu memakai cara-cara yang kotor. Hadil tahu niat dari Fengchai, Kini mereka akan melakukan usaha bunuh diri. Setelah Hadil berbicara

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status