Share

Bab 3

Dua hari kemudian di sore hari yang cerah Sudiro kembali datang kerumah Anaya, Marina langsung menyambutnya dan membawanya masuk. Merekapun berbincang-bincang ringan dengan tertawa-tawa.

"Pak Wiradi, Aku serius ingin mempersunting Anaya menjadi istriku. Aku sangat mencintainya Pak, Aku tidak akan mempermasalahkan Dia sudah pernah menikah. Tolong, Bantu aku mewujudkan impianku Pak!" Tiba-tiba Sudiro berkata dengan mantap sekali kepada Wiradi.

"Sudiro, Kamu seharusnya mengatakan kepada Anaya langsung bukan kepada Bapak. Kalo bapak akan selalu mendukung apapun keputusan Anaya, Makanya kamu silahkan dekati Anaya!" Wiradi menjawab Sudiro dengan santun.

Wiradi tahu Sudiro tidak tulus menyanyangi Anaya, sebab mereka sudah saling mengenal semenjak kecil. Jika memang Sudiro mencintai Anaya, mengapa tidak dari dulu Sudiro mengejar Anaya.

"Papa, Ini peluang bagus buat kita loh! Kalo nanti Anaya menjadi istri Sudiro, Anaya tidak perlu hidup susah seperti sekarang ini! Apa papa menutup mata dengan kehidupan Anaya saat ini yang sangat menyedihkan!" Marina berkata mencoba menyakinkan suaminya.

Marina tahu apabila Anaya menjadi istri Sudiro, hidup Anaya akan berbalik 100 persen. Sudiro orang kaya dan memiliki masa depan yang bagus. Sudiro juga berkarakter baik dan sangat mencintai Anaya. Anaya pasti akan hidup bahagia sekali.

Wiradi terdiam tenggelam dalam lamunannya, entah sudah berapa kali Wiradi mencoba berbicara mengenai Ansen kepada Anaya. Tapi Anaya tidak tidak bergeming, Anaya tetap berkata akan mempertahankan pernikahannya.

Anaya keluar dari kamarnya, Anaya baru saja mandi dan berganti pakaian. Begitu melihat Sudiro ada disitu Anaya segera membalikan badan ingin kembali masuk ke dalam kamar.

Marina cepat-cepat menangkap tangan Anaya seraya berkata, "Anaya, Tidak sopan seperti itu! Ayo duduk, Jangan bersikap seperti anak kecil!"

"Ibu, tidak apa-apa! Aku akan sabar menanti Anaya, Cepat atau lambat Anaya akan menyadari Ansen itu tidak lebih dari bajingan busuk." Sudiro berkata dengan sangat sinis.

"Sudiro, Aku peringatkan kamu yah! Aku tidak akan pernah berpisah dengan Ansen!" Anaya berkata melotot kepada Sudiro.

"Anaya, Untuk apa kau memperjuangkannya. Apa matamu sudah buta, Dia tidak pernah peduli padamu Anaya!" Sudiro menjawab dengan sedikit marah, Sudiro tidak percaya Anaya masih saja tetap membelanya.

"Sudiro! Diam kau, Apa yang kau tahu! Sudah kubilang jangan pernah berharap kepadaku!" Anaya berkata dengan sangat marah.

Melihat Anaya yang sudah marah, Sudiro segera melunak dan sekarang mulai menggoda Anaya, "Yah ampun Anaya, Lihatlah ibu! Semakin Anaya marah seperti ini, Maka semakin cantik kelihatannya loh!"

Mendengar itu mereka semua seketika tertawa-tawa dengan senang, Lalu kemudian mereka semua tak habis-habisnya menggoda Anaya. Tentu saja mereka juga sekaligus menghina-hina Ansen, Hal ini tentu sangat menyakitkan bagi Anaya. Mereka semua tampak sangat puas, mereka semua sangat benci kepada Ansen.

Anaya segera pergi dari situ, Dia sudah tidak tahan lagi mendengar ucapan-ucapan mereka. Hatinya sangat sakit sekali ketika Ansen menjadi bahan olok-olokan mereka.

Ansen kembali menguping dan mendengar percakapan mereka. Hati Ansen menjadi gundah gulana, Ansen tidak mengerti mengapa Anaya masih tetap membelanya?

Seharusnya Anaya sudah meninggalkan dari kemarin-kemarin, wanita manapun tidak akan ada yang mau mempertahankan Ansen. Masak ada wanita mau yang mempunyai suami pemalas, tidak bertanggung jawab, pemarah, kasar, suka membentak dan suka memaki-maki.

Ansen menjadi merasa sangat bersalah, bahkan dengan segala perbuatannya Anaya tetap membelanya dan mempertahankannya. Ansen mulai menyesali semua tindakannya, Ansen lalu membatin, "Apakah Anaya benar-benar sangat mencintaiku!"

Ansen kemudian mulai mengingat semua perbuatannya, hatinya segera menjadi galau. Ansen kembali teringat perkataan ibunya, "Ansen anakku, Saat engkau mencari istri. Carilah orang yang siap menerimamu dengan keadaanmu, Bahkan disaat engkau miskin dan tidak punya apa-apa!"

Ansen menjawab kepada dirinya sendiri, "Anaya lebih dari itu, Dia yang terbaik!"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status