Dua hari kemudian di sore hari yang cerah Sudiro kembali datang kerumah Anaya, Marina langsung menyambutnya dan membawanya masuk. Merekapun berbincang-bincang ringan dengan tertawa-tawa.
"Pak Wiradi, Aku serius ingin mempersunting Anaya menjadi istriku. Aku sangat mencintainya Pak, Aku tidak akan mempermasalahkan Dia sudah pernah menikah. Tolong, Bantu aku mewujudkan impianku Pak!" Tiba-tiba Sudiro berkata dengan mantap sekali kepada Wiradi."Sudiro, Kamu seharusnya mengatakan kepada Anaya langsung bukan kepada Bapak. Kalo bapak akan selalu mendukung apapun keputusan Anaya, Makanya kamu silahkan dekati Anaya!" Wiradi menjawab Sudiro dengan santun.Wiradi tahu Sudiro tidak tulus menyanyangi Anaya, sebab mereka sudah saling mengenal semenjak kecil. Jika memang Sudiro mencintai Anaya, mengapa tidak dari dulu Sudiro mengejar Anaya."Papa, Ini peluang bagus buat kita loh! Kalo nanti Anaya menjadi istri Sudiro, Anaya tidak perlu hidup susah seperti sekarang ini! Apa papa menutup mata dengan kehidupan Anaya saat ini yang sangat menyedihkan!" Marina berkata mencoba menyakinkan suaminya.Marina tahu apabila Anaya menjadi istri Sudiro, hidup Anaya akan berbalik 100 persen. Sudiro orang kaya dan memiliki masa depan yang bagus. Sudiro juga berkarakter baik dan sangat mencintai Anaya. Anaya pasti akan hidup bahagia sekali.Wiradi terdiam tenggelam dalam lamunannya, entah sudah berapa kali Wiradi mencoba berbicara mengenai Ansen kepada Anaya. Tapi Anaya tidak tidak bergeming, Anaya tetap berkata akan mempertahankan pernikahannya.Anaya keluar dari kamarnya, Anaya baru saja mandi dan berganti pakaian. Begitu melihat Sudiro ada disitu Anaya segera membalikan badan ingin kembali masuk ke dalam kamar.Marina cepat-cepat menangkap tangan Anaya seraya berkata, "Anaya, Tidak sopan seperti itu! Ayo duduk, Jangan bersikap seperti anak kecil!""Ibu, tidak apa-apa! Aku akan sabar menanti Anaya, Cepat atau lambat Anaya akan menyadari Ansen itu tidak lebih dari bajingan busuk." Sudiro berkata dengan sangat sinis."Sudiro, Aku peringatkan kamu yah! Aku tidak akan pernah berpisah dengan Ansen!" Anaya berkata melotot kepada Sudiro."Anaya, Untuk apa kau memperjuangkannya. Apa matamu sudah buta, Dia tidak pernah peduli padamu Anaya!" Sudiro menjawab dengan sedikit marah, Sudiro tidak percaya Anaya masih saja tetap membelanya."Sudiro! Diam kau, Apa yang kau tahu! Sudah kubilang jangan pernah berharap kepadaku!" Anaya berkata dengan sangat marah.Melihat Anaya yang sudah marah, Sudiro segera melunak dan sekarang mulai menggoda Anaya, "Yah ampun Anaya, Lihatlah ibu! Semakin Anaya marah seperti ini, Maka semakin cantik kelihatannya loh!"Mendengar itu mereka semua seketika tertawa-tawa dengan senang, Lalu kemudian mereka semua tak habis-habisnya menggoda Anaya. Tentu saja mereka juga sekaligus menghina-hina Ansen, Hal ini tentu sangat menyakitkan bagi Anaya. Mereka semua tampak sangat puas, mereka semua sangat benci kepada Ansen.Anaya segera pergi dari situ, Dia sudah tidak tahan lagi mendengar ucapan-ucapan mereka. Hatinya sangat sakit sekali ketika Ansen menjadi bahan olok-olokan mereka.Ansen kembali menguping dan mendengar percakapan mereka. Hati Ansen menjadi gundah gulana, Ansen tidak mengerti mengapa Anaya masih tetap membelanya?Seharusnya Anaya sudah meninggalkan dari kemarin-kemarin, wanita manapun tidak akan ada yang mau mempertahankan Ansen. Masak ada wanita mau yang mempunyai suami pemalas, tidak bertanggung jawab, pemarah, kasar, suka membentak dan suka memaki-maki.Ansen menjadi merasa sangat bersalah, bahkan dengan segala perbuatannya Anaya tetap membelanya dan mempertahankannya. Ansen mulai menyesali semua tindakannya, Ansen lalu membatin, "Apakah Anaya benar-benar sangat mencintaiku!"Ansen kemudian mulai mengingat semua perbuatannya, hatinya segera menjadi galau. Ansen kembali teringat perkataan ibunya, "Ansen anakku, Saat engkau mencari istri. Carilah orang yang siap menerimamu dengan keadaanmu, Bahkan disaat engkau miskin dan tidak punya apa-apa!"Ansen menjawab kepada dirinya sendiri, "Anaya lebih dari itu, Dia yang terbaik!"Ansen memeriksa Tingkat Kultivasi Nenek Biru, Pada akhirnya Dia mendapati kultivasinya di Tingkat Abadi. Jelas Ansen bukan tandingan dari Nenek Biru itu. Tiba-tiba Fengbin berkomunikasi dengan Ansen, Dia mengatakan bahwa Nenek Biru adalah seorang penjahat. Dia adalah salah satu kultivator hitam, Dia sangat jahat. Karena itu Fengbin berniat keluar dan akan melawan Nenek Biru. Namun Ansen melarang Fengbin untuk melakukannya, Dia bersikeras akan melawan Nenek Biru. "Nenek Biru! Kau adalah Kultivator Hitam; Karena iu kau pantas untuk mati! Hari ini aku akan membunuhmu!" Ansen berkata dengan mantap. "Heheheh,...........! Bukankah harusnya kau ketakutan. Kau berani melawanku! Apakah kau sudah siap untuk mati; Baiklah aku akan mengabulkannya!" "Bukan aku yang akan mati! Tetapi engkau!" Setelah berkata seperti itu, Ansen langsung menyerang Nenek Biru. Nenek Biru terkejut bukan main, Dia tidak menyangka akan mendapatkan serangan dengan tiba-tiba. Namun Dia hanya tersenyum den
Ansen terdiam sesaat begitu mendengar kata-kata Sebeli tadi, Dia sekarang menjadi Dilema. Dia tahu semua orang-orang ini pantas untuk mati. "Hihihihihi,........! Kau tidak bisa menjawabkan! Kau bahkan diam saja, Karena apa yang kukatakan benar kan!" Sebeli berkata dengan sangat kesal. "Sekarang pergilah; Mereka pantas untuk mati! Sekarang biarkan aku membunuh mereka semua; Maka akan berkurang beberapa orang jahat didunia ini!" Sebeli sekarang langsung berkata dengan kasar. Dia sekarang mengeluarkan kehebatannya, Dia bersiap-siap untuk menyerang Ansen. Ansen masih bingung, Di satu sisi Dia ingin menyelamatkan orang-orang ini. Tetapi mereka memang benar-benar orang jahat; Mereka juga pasti telah melakukan banyak kejahatan. Menghukum mereka tentu bukanlah satu kesalahan. "Tuan, Kumohon tolonglah kami! Kami terpaksa melakukan semua ini. Saat ini istri dan anak-anak kami ditangkap oleh Gerombolan Rubah Merah. Mereka memaksa kami untuk memberikan gadis-gadis muda yang cantik; Ji
Ansen berjalan masuk ke mobilnya, Dia berencana untuk sekedar berkeliling di Kota Danzou. Sebenarnya Ansen berencana mengajak Anaya, Dia segera menghubungi dan mengajak Anaya. Namun Anaya baru saja mengabari bahwa saat ini sudah banyak Keluarga Besarnya yang datang. Dia tidak mungkin meninggalkan mereka, Anaya hanya berpesan agar Ansen berhati-hati. Tiba-tiba Wujin berlari kecil mengejarnya, " Tuan Ansen! Biarkan aku menemanimu; Aku bisa menjadi penunjuk jalan buat Tuan!" Ansen berpikir sebentar, Lalu Dia segera menganggukkan kepalanya. Wujin pasti sangat mengetahui seluk beluk Kota Danzou. Wujin segera ikut masuk ke dalam mobil. Lalu mobil itu melaju dengan kencang membelah jalanan di Kota Danzou. Wujin lalu bertanya kepada Ansen, "Tuan Ansen! Katakan Tuan ingin kemana?" "Aku ingin meminum minuman hangat; Bawa aku ke tempat terbaik dipinggir jalan yang kau tahu!" Ansen menjawab dengan cepat sekali. "Baiklah! Siap Tuan Ansen!" Wujin langsung menjawab dengan penuh sema
Fengchai lalu berkata kepada Fengbin, "Nanti setelah Pesta Pernikahan Ansen dan Anaya selesai. Kau pergilah ke Pulau Jekulo, Bawalah Hadil kesana dan mintalah agar Tuan Strauss menggunakan tehnik penyegel jiwanya kepada Hadil!" "Abang Fengchai, Bukan aku ingin menolak perintahmu! Aku berencana membawa Ansen ke Pulau Oenyu untuk menemui Tuan Dong'er. Dia kemarin menyuruh Ansen kesitu, Ada sesuatu yang ingin diberikannya. Aku bertaruh itu pasti sesuatu yang sangat berharga!" Fengbin menjawab Fengchai. Fengsou langsung menanggapi dengan penuh harap, "Abang Fengchai! Bagaimana kalau aku saja yang pergi ke Pulau Jekulo! Aku sekaligus ingin melihat keadaan istri dan anakku!" "Tidak! Kau tidak boleh kesitu; Nanti takutnya terjadi lagi sesuatu! Fenghui; Kalo begitu nanti kau saja yang melaksanakan tugas ini!" Fengchai dengan cepat menolak permintaan Fengsou. Dia kemudian bertanya kepada Fenghui. "Siap Abang Fengchai! Aku akan melaksanakan tugas ini dengan baik!" Fenghui menjawab d
Fengchai, Fenghui, Fengshou, Fengbin dan Ansen kini berada didalam sebuah ruangan tertutup. Mereka sedang membahas bagaimana mencari tahu informasi dari Hadil. Mereka tentu tidak mau melepaskan kesempatan ini. Mereka jarang sekali mendapatkan seorang angggota Istana Ungu yang dalam keadaan sehat. Biasanya mereka gagal mencegah usaha bunuh diri mereka. Ansen dari tadi hanya menjadi penonton saja, Dia hanya mendengarkan dengan serius perbincangan mereka. Fenghui lalu menyarankan agar mereka pergi membawa Hadil Pulau Jekulo. Mereka ingin Tuan Strauss menggunakan Tehnik Penyegel Jiwa kepada Hadil. Dengan begitu maka mereka akan segera mengetahui dimana Markas Utama Istana Ungu. Ansen yang dari tadi hanya diam saja, Tiba-tiba langsung bertanya mengenai Tehnik itu. Dia sangat penasaran sekali. Fenghui lalu menjelaskan mengenai Tehnik Penyegel Jiwa kepada Ansen. Itu adalah Tehnik dari Keluarga Strauss yang di gunakan untuk menyegel jiwa seseorang. Begitu jiwa target tersebut tela
Fengchai sudah bersiap-siap untuk menangkap mereka salah satu dari mereka. Fengchai ingin mengintrogasi mereka. Fengchai ingin mengetahui di mana markas Istana Ungu, Dia kemudian segera berlari mendekat. Fengchai ingin menyerang dan menghancurkan Istana Ungu untuk selamanya. Keluarga Langit begitu membenci Istana Ungu, Karena mereka selalu melakukan serangan diam-diam dan tidak berani berhadapan langsung. Sudah banyak korban dari Keluarga Langit yang berjatuhan, Kebanyakan dari mereka akibat diracun oleh Istana Ungu. Ada sebagian lagi karena mendapat serangan diam-diam. Anggota Istana Ungu sangat pintar menyamar, Mereka bisa menjadi siapa saja. Lalu ketika korban lengah, Maka mereka akan langsung membunuhnya. Pasukan Langit juga langsung bergerak, Mereka ingin menangkap mereka semua. Istana Ungu adalah musuh besar yang sangat licik. Mereka selalu memakai cara-cara yang kotor. Hadil tahu niat dari Fengchai, Kini mereka akan melakukan usaha bunuh diri. Setelah Hadil berbicara