Share

Bab 41

“Kata orang, titik terbesar sebuah rasa cinta adalah merelakan. Jika kamu benar-benar mencintaiku, kenapa kamu tak merelakanku pergi menjalani hidupku sendiri, Mas? Hmmm, kamu tadi sudah janji akan mengabulkan apapun permintaanku ‘kan, Mas?” Dia bertanya lagi dan menatapku. Kali ini lebih lekat, bahkan aku yang tak sanggup membalas pendar manik hitam itu dan memilih membuang pandang.

“Mas?” Suaranya kembali terdengar, meminta jawaban.

Aku mengangguk ragu. Semoga saja dia tak meminta yang bukan-bukan.

“Katakanlah … asal jangan kamu meminta Mas untuk melepasmu kembali, hmm?” Aku sudah menahan napas. Rasanya seperti hendak mendengar pengumuman hasil siding skripsi.

Dia menggeleng. Lantas mengangkat wajah dan menatapku dengan pandangan yang entah.

“Alasan kamu kembali demi anak-anak ‘kan, Mas?”

“Hmmm.”

“Aku mau kita tidur di kamar yang terpisah sampai aku benar-benar yakin jika kamu telah berubah.”

Hening.

Aku menggaruk tengkuk. Permintaannya begitu berat kurasa bagiku yang sudah s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Meow Miu
sabar ya mas ramdan. hati kalo udh luka emang susah sembuhnya, meskipun kata udh lama.
goodnovel comment avatar
anne annisa
ngarep nih yeee.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status