Share

DELAPAN PULUH EMPAT

Di zaman modern, semua orang selalu ingin berpikiran maju, logika dikedepankan tapi keajaiban? Hanyalah sebuah mitos jika mereka tidak mengalaminya sendiri.

Termasuk Adelio yang dulu tidak percaya dengan keajaiban, bukan- bukannya tidak percaya, takut lebih tepat.

Karena setelah dokter memutus alat bertahan hidup Sarah, Edward membuka mata. Seolah Sarah memberikan nyawa kepada cucunya.

"Cucuku, kamu sudah sadar- ah," tangis istri Donny sambil memegang tangan Edward untuk memastikan masih hidup. "Cucuku-"

Edward mengedipkan mata dan melihat ayah kandungnya duduk di kursi roda dengan wajah pucat. "A-"

Adelio mengulurkan tangan. "Kenzi dan Bella memanggilku daddy, kamu juga bisa."

Edward terbelalak lalu tersenyum. "Daddy," panggilnya.

"Ya." Adelio tersenyum sedih. "Terima kasih sudah bertahan hidup, putraku."

Edward mengangguk pelan lalu mengedarkan pandangan. "Mama, Kenzi dan Bella?"

"Mereka di Indonesia, saat ini kita di Inggris," kata Donny.

"Nenek?" tanya Edward.

"Nenek di sini," ja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status