Share

SATU

Sehari sebelumnya.

Kinara turun dari mobil dengan mengumpulkan keberanian sekaligus kebencian pada wanita yang berusaha merusak rumah tangganya.

Pantas saja saat arisan kompleks, semua orang menatap simpati, ternyata mereka sudah mendengar berita perselingkuhan itu sebelum diendus media.

"Kamu tahu Kinara, harusnya kamu bersyukur mendapatkan dua anak setelah dulu berusaha menghancurkan pertunangan suami kamu dulu."

Kinara tertawa masam dan sengaja menumpahkan minuman di tangannya ke baju tetangga kepo itu yang dengan bangga menghina dirinya di depan umum. Ia tahu kalau tetangga ini fans suaminya sebelum meninggalkan dunia entertainment dan membangun kerajaan bisnisnya, pria tampan pujaan wanita bahkan suka rela membuka kaki mereka.

Kinara dulu juga melakukan hal sama, terjun ke dunia entertainment dan mengejar suaminya. Setidaknya ia jauh lebih berani daripada para perempuan yang hanya bisa pasif dan mengeluh.

Tentu saja Kinara tahu soal pertunangan suaminya dan tidak menyerah sampai ia mendapat kebencian dari para fans. Bagi Kinara, sebelum janur kuning melengkung, dia masih milik umum.

Yah, seperti yang kalian tebak. Kinara mendapatkannya dengan bantuan finansial untuk keluarga suaminya, hal yang tidak bisa dilakukan si tunangan.

Aku sudah merawat keluargamu

Aku juga sudah merawat kariermu

Sekarang, berikan aku cintamu.

Itulah yang dikatakan Kinara ke suaminya, tentu saja si suami memilih Kinara dan meninggalkan tunangannya. 

Aku jatuh cinta kepadamu, jauh sebelum kamu bertunangan dengan wanita itu. Jika kamu tidak memilihku dari mulutmu, aku akan mundur tapi jika kamu meninggalkan wanita itu, aku maju.

Kinara mengatakan itu di pesta ulang tahun suaminya saat wartawan meliput, lagi-lagi pria itu memilih Kinara. Netizen marah besar, tapi Kinara dan suaminya tidak perlu khawatir karena ekonomi mereka sudah menguat. Sejak itu Suami Kinara mulai meninggalkan dunia entertainment dan fokus mengurus bisnis sampai mereka memiliki dua anak lucu.

Dan sekarang, dunia yang dipijaknya seakan runtuh. Semua orang menghina dan menertawakan dirinya, seolah ini adalah karma.

Apa yang salah dari mengejar cinta? waktu itu mereka berdua belum menikah dan pertunangan itu sempat goyah sebelumnya bahkan wanita itu hendak memutuskan pertunangan karena memilih karier di luar negeri. Sebelum harga diri suaminya terluka, Kinara maju dan membuat pilihan.

Tentu saja suami Kinara setuju karena sudah mendapat peringatan tentang tunangannya yang lebih memilih karier daripada hubungan mereka, sementara orang luar hanya mengetahui Kinaralah penyebabnya. Tidak ada klarifikasi untuk melindungi suaminya, Kinara bahkan rela dihina dan diinjak untuk mendapatkan cinta pertamanya.

Sekarang Kinara berada di lokasi shooting untuk memperingatkan wanita itu, jika memang dari awal wanita itu mencintai suaminya. Kenapa tidak mengejarnya?

Semua orang yang Kinara lewati menatap aneh dirinya.

Wanita itu, berdiri di tengah kerumunan dan tertawa bahagia lalu menghentikan tawanya ketika diberi peringatan oleh asisten.

Cynthia Mawar. Cantik dan berduri, mahal dan berbisa gatal.

"Kinara, sudah lama tidak melihatmu." Sapanya.

Kinara melipat kedua tangan dan mengangkat dagunya. "Jauhi suamiku."

Semua orang berbisik dan merekam video.

Senyum Cynthia hilang. "Memang mas Adit kenapa? hubungan kami juga sebatas kerja."

Kinara tidak mempercayainya. "Mas Adit punya dua anak yang masih kecil, seharusnya kamu bisa memahami perasaan mereka."

"Tidak tahu malu!"

"Bukannya dia yang memulai duluan!"

"Ini karma."

Kinara mengabaikan kata-kata itu. Demi cinta dan keluarga yang dibangunnya, dia akan melakukan apa saja.

Cynthia menggertakan giginya sambil membelai perutnya dengan rata. "Maafkan aku, aku-"

Kinara melirik tangan Cynthia dengan tatapan gemetar. Sejak kapan mas Adit melakukan itu?

"Mama-"

Tubuh Kinara menegang. Ia melihat seorang bocah laki seumuran anak sulungnya sedang berlari menghampiri Cynthia, semua orang memperingati bocah kecil itu dengan sayang.

Bukankah, mas Adit sudah meninggalkan Cynthia?

"AAA!!!"

Semua orang berteriak, Kinara yang tersadar dari lamunannya sontak menoleh. Cynthia sudah duduk dilantai dengan putranya di atas.

"Apa-apaan ini?!"

Semua orang memutar kepala dan melihat Adit sudah berjalan menghampiri mereka dengan tatapan garang.

Kinara hendak mengatakan sesuatu tapi tertahan ketika melihat suaminya menarik lembut bocah yang sedang menangis itu dan wanita itu ditarik masuk ke dalam pelukannya.

"Kenapa kamu mendorong Cynthia?!" bentak Adit.

"Aku tidak mendorongnya, aku hanya berdiri disini. Semua orang saksinya," bantah Kinara dengan nada gemetar. Perlahan dunianya hancur.

Adit mengedarkan pandangan ke sekeliling, beberapa orang memilih pergi sementara lainnya berpura-pura tidak melihat.

Kinara menyadari kebodohannya. Dia sudah masuk ke dalam perangkap wanita itu. "Mas."

Adit menatap benci Kinara. "Apa kamu segitu tidak tahu malunya? selama ini Cynthia tidak pernah mengganggu kamu, tapi kamu malah mengganggunya."

"Mas, ini pernikahan kita."

"Aku sudah nikah siri dengan Cynthia, kamu mau apa?!" bentak Adit.

"Ni- nikah siri?" 

"Aku sudah mengabulkan permintaanmu untuk dijadikan istri sah, Cynthia mengalah bahkan putraku tidak pernah aku temani."

Air mata Kinara mengalir. "Anak-anak di rumah juga anakmu."

"Memangnya selama ini kamu peduli dengan mereka? kamu tidak pernah di rumah, Cynthia jadi terpaksa mengasuh anak-anak."

Bagaikan disambar petir. Kinara tidak tahu, selama tidak ada di rumah, suaminya membawa wanita lain ke rumah bahkan anak-anak dikenalkan.

"Berkat kamu yang mendidik anak-anak, mereka jadi kasar terhadap Cynthia!" bentak Adit.

"Mas, aku saja gak tahu kalau kamu bawa Cynthia ke anak-anak, bagaimana bisa mereka-"

"Sudahlah mas, ini salahku juga. Mereka masih anak-anak, selain itu aku hanya terpeleset." Cynthia berusaha menenangkan Adit.

Adit menggeleng tidak percaya. "Kirana itu jahat, aku tidak percaya."

Kinara tertawa masam begitu mendengar percakapan mereka. 

"Kalau kamu memilih pria itu. Papa, mama dan mas kamu tidak akan pernah berkomunikasi dengan kamu. Jangan berani pulang ke rumah."

"Ini pilihan Kinara, pa."

"Keluar dari rumah ini sekarang!"

Kinara menghapus air mata di sudut mata dengan punggung tangan. Dia mengingat betapa hangatnya mas Adit kepada dirinya lalu merayunya untuk tidak marah.

"Kalau aku salah, seharusnya mas bilang dari awal. Jangan seperti ini," mohon Kirana.

"Pulanglah," usir Adit.

"Mas, sekarang pilih. Pilih aku atau dia mas?" Kinara mencoba menenangkan dirinya.

Adit tidak mengatakan apapun, dia bahkan memanggil satpam untuk mengusir Kinara.

Kinara tidak percaya dengan pendengarannya. Suami yang ia cintai dan melahirkan kedua anaknya, tega mengusirnya.

Kinara menegakan pundak dan berusaha menelan rasa kecewanya dengan susah payah lalu mundur meninggalkan tempat itu. Ini pilihannya, tidak ada yang perlu disesali.

Semua orang yang hadir terlihat bersorak kegirangan, dari awal mereka semua membenci Kinara yang dulunya hanya artis pemula sudah menghancurkan hubungan harmonis dua aktor dan artis terkenal.

Begitu sampai di rumah, Kinara mengurung diri dan membawa racun yang dibelinya, mengabaikan tangisan anak bungsu dan panggilan anak sulungnya.

"Mama!" jerit si bungsu sambil menggedor pintu dengan mainan balok kayu, tangan mungilnya tidak kuat memukul pintu.

Sang kakak berdiri di belakang, berusaha menenangkannya dengan sabar.

"Mama, buka pintunya!" 

"Mama masih istirahat, jangan ganggu ya dek."

Si bungsu masih berteriak menunjuk-nunjuk pintu. "Buka! Buka!"

Si sulung memeluk sang adik dengan tidak tega, biasanya si adik sangat takut melihat mamanya tapi sekarang entah kenapa adiknya bersikeras menerobos pintu.

"Apa? Pak Adit selingkuh?!" teriak salah satu prt yang masuk ke dalam rumah setelah selesai membersihkan halaman depan.

Dahi si sulung berkerut lalu teriak meminta tolong panggilkan satpam, salah satu prt segera melaksanakan permintaan si sulung.

Si sulung susah payah menggendong adiknya untuk menjauh dari pintu. "Sebentar lagi Pak Ri datang buat bukain pintu mama, sabar ya dek."

Si bungsu masih menjerit dan menangis memanggil 'mama', tangan kecilnya berusaha menggapai pintu.

Tak lama Pak Ri datang sambil membawa kunci serep. Saat pintu terbuka, betapa terkejutnya mereka melihat Kinara sudah terbaring di tempat tidur dengan mulut berbusa, sontak mereka memanggil ambulans sementara si bungsu hanya bisa menggoyangkan kaki mamanya yang menjulur keluar dari tempat tidur.

"Mama! Mama!"

"Nara!"

Si sulung menoleh, ia terpana melihat seorang pria menerobos masuk bersama seorang wanita. Siapa?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status