Felicia memilih pulang ke rumah Ashima sampai dirinya merasa tenang dan sedikit ikhlas dengan keputusan mamanya. Mereka berdua berjalan menuju ke halte bus menunggu bus yang mengarah ke rumah Ashima. Selama menunggu bus mereka asik dengan HP masing-masing dan membalas pesan grup w******p dari Dina dan Angel.
Cendol Dawet Bukan Kaleng-Kaleng
@floridina mengganti nama grup menjadi cendol dawet bukan kaleng-kaleng dari MAFENAGEL squad
Floridina
|Hahahaha
Ashi bukan ASI
|Sehat bang?
Drawingbook4A
|Napa loe Din?
Floridina
|Nama grup cakep kan? Iya kan? Iya dong jelas
Ashi bukan ASI
|Sereh loe gue iyain biar bahagia
Drawingbook4A
|2
Anda
|3
Floridina
|Yang kalian lakukan itu jahat
Anda
|Sehat Din?
Drawingbook4A
|Waras mbak?
Ashi bukan ASI
|Butuh ditemenin ke RSJ?
Floridina
|Tidak perikeprendan kalian
Grup terlihat damai, tenang dan sunyi setelah ditutup oleh ocehan Dina tiba-tiba grup kembali membuka topik pembicaraan oleh Angel.
Drawingbook4A
|Hola halo my prend prepet prepet
Floridina
|Napa loe kemasukan apaan?
Ashi bukan ASI
|Tumben loe yang muncul dengan keadaan normal, kesambet neng?
Anda
|Langsung inti napa wahai nama sekomplek
Drawingbook4A
|Ke rumah Felicia kuy kuy
Floridina
|Boleh nih gue setuju
Drawingbook4A
|Feli gimana bolehkan?
Anda
|Gue nggak di rumah, gue nginep beberapa hari di rumah Ashima
Drawingbook4A
|Ok OTW cus cari baju
Floridina
|Rempong loe kek nyokap gue mau arisan
Ashi bukan ASI
|Gue agak lama soalnya sekalian beli jatah kulkas
Drawingbook4A
|Kita selalu sabar menunggu ya nggak @Floridina
Floridina
|Yoi
Setelah 15 menit mereka berdua menunggu bus pun tiba. Mereka tidak langsung menuju rumah Ashima melainkan mampir ke minimarket terlebih dahulu untuk mengisi kulkas rumah Ashima yang kosong.
Selama 20 Menit perjalanan Ashima dan Felicia telah sampai di minimarket sekitar komplek rumah Ashima. Mereka memilih beberapa bahan untuk memenuhi kulkas. Setelah selesai membayar mereka segera pulang ke rumah.
Ashima membuka pintu rumahnya, lalu segera menuju ke dapur meletakkan semua belanjaannya. Mereka berdua segera membersihkan diri terlebih dahulu, lalu kembali ke dapur masak bersama. Setelah memasak mereka menata dimeja dan makan bersama.
Ding... Dong... Ding... Dong...
"WOY BUKA WOY ASHIMA AIR SUSU IBU MAMA AKU DAN KAU JELEKAN KAU." teriak Dina nyaring bak toa Masjid.
"FELING GOOD LIKE A SURE." teriak Angel nyaring melebihi teriakan Dina.
Felicia dan Ashima yang baru saja selesaikan makan dan membersihkan meja serta mencuci piring setelah makan segera membuka pintu. Felicia dan Ashima menyambut dua makhluk planet Mars dan Pluto itu dengan sebuah majalah tipis yang siap mengenai kepala Dina dan Angel.
Pletak! Pletak!
Dina dan Angel mengusap kepala mereka yang terkena pukulan oleh Ashima dan Felicia.
"Mau lagi?" tawar Felicia sambil memutar-mutarkan tangan yang memegang majalah tipis yang digunakan untuk memukul Dina.
"Ampun atau mau lagi kalian berdua?" timpal Ashima menawarkan sembari meletakkan tangan kiri di pinggang sambil yang satu memegang majalah tipis sembari tersenyum nakal pada Angel.
"AMPUN." ucap Angel dan Dina kompak.
Mereka masuk ke ruang tamu rumah Ashima. Dina penasaran ada masalah apa hingga Felicia bisa menginap di rumah Ashima.
"Feli, loe kenapa nginap disini?" tanya Dina sambil meminum minumannya.
"Pengin aja nginap, ya kali cuma main doang tanpa nginap," jawab Felicia sambil membalas pesan teman laki-laki kelas sebelah Felicia. Sedangkan, Dina memberi tatapan tak percaya.
"Iyalah buat apa juga gue bohong." elak Felicia datar agar terlihat tidak sedang menyembunyikan suatu masalah. Sedangkan, Ashima yang telah mengetahui masalah Felicia hanya bisa menyimak saja karena takut keceplosan dan Felicia akan marah.
"Bagaimanapun keadaan kita sahabat Fel jangan sungkan buat sharing masalah loe kita-kita." ucap Dina sembari meyakinkan diri bahwa temannya ini tidak ada masalah.
Tring...
Bunyi notifikasi pesan DM dari HP Felicia berbunyi membuat seketika semua menatap Felicia dengan pandangan sulit diartikan. Pemilik HP tersebut segera membuka pesan dan ternyata pesan tersebut dari Arkan.
@Arkan_Anta15
|Fel loe nanti malam ada acara nggak?
@FeliciaAnanta27
|Ada belajar buat ujian semester hari ke-4 sekaligus belajar persiapan ujian nasional
@Arkan_Anta15
|Cuti belajar sehari aja nggak bisa fel?
@FeliciaAnanta27
|Nggak bisa, mau apa?
Arkan menimbang-nimbang kembali apakah dia harus menyampaikan sekarang melalui pesan DM atau menyatakan langsung besok pagi.
@Arkan_Anta15
|Loe sendiri nggak fel?
@FeliciaAnanta27
|Nggak ini lagi ada 3 curut disamping gue
Arkan yang melihat balasan pesan DM Felicia pun merasa gemas. Mengapa bisa Tuhan menciptakan makhluk sepolos dan setidak peka seperti Felicia. Benar kata penilaian beberapa orang sekitar tentang Felicia bahwa dia bukan gadis yang peka, tetapi dingin. Arkan menghembuskan nafas pelan berusaha untuk tidak ingin segera berada disamping Felicia lalu mencubit pipi chubby dan hidung tenggelam milik Felicia.
@Arkan_Anta15
|Bukan itu maksud gue, Fel
@FeliciaAnanta27
|Oh sorry, kalau gitu maksud loe apa?
@Arkan_Anta15
|Loe udah punya pacar?
|Loe mau nggak jadi pacar gue?
Dina, Angel, dan Ashima yang dari tadi mengintip pelan-pelan mendadak menjerit histeris tidak menyangka bahwa Arkan akan bergerak cepat. Felicia yang belum membaca pesan yang dikirimkan Arkan terakhir kali pun terlebih dahulu memukul teman-temannya dengan majalah tipis karena telah membuat dia kaget.
"Gilak gercep alias gerak cepat juga tuh bocah." ucap Dina menggelengkan kepala berulang kali tidak menyangka nyali Adik kelas yang seumuran dengan dia begitu besar.
"Terima aja, Fel. Daripada loe benci diri semenjak dituduh perusak hubungan orang bulan lalu padahal nggak." ucap Ashima karena dia paham mengapa Felicia tidak memiliki hubungan kembali adalah karena dia masih takut seperti bulan lalu.
"Gue dukung aja sih, Fel. Asal loe kalau ngapel bin berduaan ajak gue atau Ashima atau Dina." dukung Angel mengerti Felicia bimbang menjawab iya atau tidak.
"Tapi gue sama dia beda guys. Dia assalamu'alaikum gue shalom. Dia Masjid gue Gereja. Dia al-quran gue alkitab. Dia wudhu gue nyanyi pujian. Perbedaan itu menonjol, besar, dan banyak guys,nggak akan pernah bisa gue sama dia bersatu kalaupun bersatu bukankah zina namanya?" jelas Felicia walaupun entah mengapa dengan melihat tatapan mata Arkan gadis ini merasa nyaman.
"Felicia Ananta putri almarhum ayahanda Hosea Ananta dan ibunda Tesalonika Magdalena gue kenal loe bukan seperti matahari terbit lalu terbenam atau dari hari weekend ke senin yang sebentar tapi gue kenal loe dari kelas 7. Gue kenal loe dari lama kita susah senang berdua. Gue udah hafal semua tentang loe. Iya benar apa yang loe bilang itu zina tapi kalau takdir gimana Fel? Gue pernah lihat loe pacaran beda Iman tapi cuma hitungan hari atau minggu karena loe nggak mau mereka tambah dosa. Tapi entah kenapa gue yakin dan kemungkinan sangat besar loe sama Arkan adalah takdir. Gue bisa ngerasain itu, Fel." jelas Ashima rinci.
"Ayolah loe nggak mungkin tenggelam ke masalah fitnah itu. Yang salah adalah cowok yang dekat loe dia dalam keadaan mabuk," bujuk Dina.
Felicia menimbang-nimbang keputusan apa yang harus dia ambil. Baiklah dia telah memikirkan hal ini berulang kali.
@FeliciaAnanta27
|Gue nggak bisa jawab nggak, karena gue juga nyaman setiap kali tukar pandang tapi gue nggak bisa jawab terima karena loe dan gue beda Iman, gue nggak mau loe tambah dosa.
@Arkan_Anta15
|Gue udah banyak dosa Fel, jadi biar gue aja yang tanggung. Loe idaman gue fel, loe bisa buat gue nyaman dalam sekejap.
@FeliciaAnanta27
|Halah kembaran caca g****e tukang kibulkan loe?
@Arkan_Anta15
|Gue serius Fel
Detik itu juga saat Arkan mengetik kata Serius dada Felicia seketika berdegup kencang dan berirama tidak menentu.
@FeliciaAnanta27
|Terserah loe, tapi gue mohon waktu ujian nasional loe dan gue
break atau putus
@Arkan_Anta15
|Kenapa gitu?
@FeliciaAnanta27
|Gue pengen nilai gue bagus supaya bisa daftar di next sekolah yang gue idamkan
@Arkan_Anta15
|Harus ya?
@FeliciaAnanta27
|Iya haruslah manusia kembaran caca g****e
@Arkan_Anta15
|Caca g****e?
@FeliciaAnanta27
|Search tanpa over mouth ok
Felicia kembali melanjutkan waktunya bersama ketiga temannya untuk belajar sebentar setelah berbicara beberapa hal.
"Gimana udah dijedor?" tanya Ashima antusias karena tidak sabar menanti kabar hubungan dua sejoli yang terlihat hampir seiras ini.
"Gue masih bernafas ya jadi kagak dijedor." ucap Felicia dingin dan pedas.
"Udah bilang tuh kecombrang, Fel?" tanya Dina yang sedari tadi menunggu kabar antara Felicia dan Arkan.
"Ya gitu." jawab Felicia acuh sambil mengangkat kedua bahunya.
"Gitu gimana, Fel?" tanya Angel penasaran.
"Iya, dia udah bilang tapi katanya mau ungkapin langsung buat yakinin gue toh gue nggak jawab iya atau nggak." jelas Felicia kepada teman-temannya.
"Ok besok pagi sampai pulang kita akan nunggu depan ruang loe biar bisa jadi saksi." ucap Dina tidak sabar menunggu besok di mana hari keempat ujian semester dan hari membahagiakan.
"Setuju. Ini pasti ditraktir kita iya nggak Fel?" ucap Angel sembari menaik turunkan alisnya.
"Giliran makan aja connect loe, Ngel." balas Ashima gemas dengan temannya yang satu ini telmi semua hal namun soal makan nomor 1.
"Udah jam 5 sore, sana kalian pulang keburu gelap." ucap Felicia mengingatkan keduanya.
Dina dan Angel segera pulang setelah antara diingatkan dan diusir halus oleh Felicia. Mereka berdua berpamitan pada Ashima dan Felicia serta segera menuju ke halte bus.
Felicia dan Ashima sedang berkutat dengan dapur kembali untuk memasak makan malam yang akan mereka makan berdua.
"Masak apa ini kita, Fel?" tawar Ashima dengan sedikit berteriak dari dapur.
"Ayam kecap aja deh lagi pengin gue." ucap Felicia sembari membersihkan ruang tamu yang kotor bekas snack mereka.
Setelah 30 menit makanan pun matang Felicia segera menata di meja makan dan menuangkan air kedalam masing-masing gelas milik mereka berdua.
"Feli, loe yakin mau disini terus?" tanya Ashima karena telah selesai makan dan beranjak ingin menuju wastafel.
"Selesai ujian semester gue balik kok slow aja." balas Felicia sambil membersihkan meja bekas mereka makan, sedangkan Ashima mencuci piring.
Setelah semua telah selesai mereka kembali belajar mata pelajaran besok lalu menata buku serta peralatan ujian akhir semester. Setelah selesai semua mereka segera beranjak ke kasur lalu tidur karena telah menunjukkan pukul 9 malam.
Istirahat adalah waktu terbebas untuk menikmati handphone, setelah menyaksikan dan mencermati guru.Seperti kebiasaan tiap hari beberapa murid langsung ke belakang kelas, di bawah kursi atau meja, maupun di bawah papan tulis.Posisi Felicia kini lebih leluasa, bila biasanya dia menjadi sandaran. Maka kali ini dia dapat dengan nyaman tertidur di paha Eylena.Felicia mengernyit kala jarak tiga meja di hadapannya, dia dapat melihat Satya berdiri di samping kursi siswi teman sekelasnya.Tidak-tidak bukan itu yang membuat Felicia curiga, melainkan alasan yang membuat Satya berdiri tanpa jarak."Len, gue boleh nutup mata--"Falisha dan Izora yang baru tiba langsung mengejutkan Felicia yang hendak terlelap. Felicia menatap kesal Falisha, kelopak matanya dibuat perih karena tangan Falisha yang sangat ramah."Tarik perkataan lo kagak!" Felicia memutar bola mata malas, yang dia maksud bukanlah seperti perkiraan Falisha. Felicia tiba-tiba duduk dari tidurannya, dua F meringis kala dahi mereka t
Siswa-siswi SMP 1 Negeri Samudera angkatan Felicia telah diberitahukan, bahwa mulai hari ini siswi dapat mengambil masing-masing ijazah. Tapi-tapi dengan catatan sebelum mengambil, harus lebih dahulu melakukan cap tiga jari. Dan apabila memang berhalangan mengambil sendiri, maka diwajibkan lapor pada mantan wali kelas masing-masing."Ci...Fel, ayo ambil ijazah sama gue?"Felicia menurunkan handphone lalu meletakkan pada pangkuannya. Dia mendongak sekilas lalu menggelengkan kepala."Lah masa gue sendiri."Felicia bangkit dari duduk di bawah papan tulis bersama siswi yang lain. Dia mencondongkan badan mencari kebohongan, mengernyit merasa ragu, lalu mengangkat salah satu alisnya."Gue bukan limbad please.""Emang bukan tapi lebih."Satya tersenyum sangat mengesalkan bagi Felicia. Gadis tersebut menginjak kuat-kuat kaki Satya, Satya hendak menjerit dan menunjuk kakinya agar dilepas oleh Felicia.Felicia menggoyangkan kepala ke kanan kiri menikmati ekspresi Satya. Felicia menjulurkan lid
Bak sepasang kekasih Felicia mengabaikan Satya yang diam-diam menggenggam tangannya. Bukannya nyaman dan menyetujui tetapi Felicia malas membuang tenaga untuk mendengarkan alasan."Cie Satya dah bisa ikhlasin Nada.""Selamat ya Sat."Felicia spontan melepaskan genggaman tangan Satya secara kasar. Ucapan dari teman sekelas Nada sangatlah tampak bila tengah mengejek.Satya yang melihat bahwa Felicia meninggalkan dirinya, ke perpustakaan lebih dahulu pun menyusul. Teman-teman sekelas Nada yang melihat pun langsung saling berbisik.Satya tampak memedulikan walau dirinya sempat berbalik guna melihat langsung. Satya memilih menahan tangan Felicia yang hendak membuka pintu perpustakaan."Leci!""Jangan teriak," tegur Felicia sembari membelalakkan mata dan menutup mulut Satya.Satya tersenyum puas ternyata Felicia tak sepenuhnya marah. Apabila gadis tersebut marah pasti memilih langsung perpustakaan, ditambah Felicia mengikhlaskan kaos kaki putihnya yang telah tak bersepatu."Apa?""Maafin gu
Aneka bazar dari masing-masing kelas SMA Negeri 2 Angkasa berbeda-beda. Ada yang menjual makanan atau minuman, namun beberapa juga menjual aksesoris.Bazar diselenggarakan di lapangan utama, dengan di tengahnya terdapat panggung. Sekolah lain tidak diizinkan untuk memasuki, karena dikhawatirkan hal yang menakutkan."Fel, lo yang nata atau nyuci jamur nih?"Felicia yang baru saja tiba di tenda bagian kelas sepuluh IPS satu, seketika menghentikan langkahnya. Dia bahkan baru tiba setelah merapikan barang-barang di kelas.Izora yang telah menggenggam ember baskom berisikan jamur pun mewakili jawaban Felicia."Kesel Fel?""Nggak kok cuma pengen pukul dikit tapi yang keras."Izora menggelengkan kepala heran, sebenarnya teman-teman kelasnya adalah macam-macam orang dengan sifat hampir sama rata."Ayo keburu Falisha jadi korban berikutnya," celetuk Felicia yang lebih dulu selesai mencuci jamur. Izora menolehkan kepala, sejak kapan Felicia selesai lebih dahulu? Dirinya bergegas menyisihkan ai
Felicia menatap ragu handphone-nya, dia ingin melakukan sesuatu namun rasa ragu juga terselip. Dia ingin menghubungi Arkan, guna menanyakan perihal, kejadian kala dirinya ulang tahun yang sebatas ingatan semu-semu."Jangan ngelamun," tegur Kainando kala jalan melewati Felicia.Felicia membelalakkan mata, mengernyit, lalu membuang pandangan merasa kesal. Kainando tertawa gemas, reaksi sama yang dahulu sering dia lihat namun tidak untuk semua orang."Kalau mau balas komunikasi jangan malu-malu kali, Ci."Felicia menoleh kebelakang memastikan siapa yang menegur, setelah mengetahui siapa pelaku pemilik suara dia justru menatap datar Satya."Kenapa lo? Lo pikir gue setan?" "Mirip," balas Felicia seringan angin. Satya membuka mulut lebar seakan hendak mengunyah Felicia. Felicia tak memedulikan Satya, dengan memilih bermain sosial media sedikit memastikan Arkan.Felicia tersenyum kecil kala jawaban yang dicari tak perlu berlama-lama. Tiga puluh menit yang lalu Arkan bersama siswi teman se
Felicia meregangkan tubuh yang terasa pegal dan nyeri. Tak hanya sebatas itu saja, melainkan rasa menggigil juga tak kalah. Felicia meraba-raba samping, dia mengernyit kala hanya merasakan tekstur keras. Felicia seketika terbelalak dan terduduk.Dia meringis merasakan nyeri di pahanya. Felicia bergegas menuju ke cermin guna memastikan. Selama menatap cermin Felicia berusaha mengingat-ingat. Ntah dirinya yang pelupa atau bagaimana ingatan terakhir hanya hingga kejutan ulang tahunnya."Non, apakah sudah bangun?"Ntah mengapa kakinya langsung menyuruh ke kamar mandi. Felicia berteriak memberikan jawaban dari dalam."Masuklah Bi!"Bi Arum menekan kenop pintu Felicia perlahan, Bi Arum mengernyit kala jendela kamar tak terkunci. Bi Arum beberapa kali menatap jendela dan pintu kamar mandi bergantian. Dia menggelengkan kepala, tidak-tidak pasti Felicia hanya kelupaan mengunci saja."Non, baju sudah saya siapkan. Apabila sudah Non jangan lupa langsung turun karena ditunggu Den Harn."Felicia
Felicia menghela nafas kasar, ulang tahun orang lain terkesan selalu indah. Tetapi tidak baginya karena Oma Rizya dan Opa Adriel tengah mengunjungi paman dan bibi Felicia.Sedangkan Harnefer mengatakan bila menginap di rumah temannya. Felicia sempat menanyakan apakah di rumah Kish, namun Harnefer mengatakan bahwa tidak.Felicia bersandar pada dinding samping jendela merasa bosan. Dia langsung menjerit kala tiba-tiba terdengar bunyi petir.Sepertinya kesialan Felicia kian bertambah, lampu kamar yang semula masih terang benderang berubah menjadi gelap gulita."Bi!""Bibi!""Bi Arum!"Ingin rasanya Felicia berteriak mengumpat melampiaskan kekesalannya. Dia meraba-raba angin mencari jalan keluar.Felicia kesal dengan dirinya sendiri, bisa-bisanya baru teringat bahwa handphone berada di saku piama."Bi Arum!"Baiklah sepertinya Bi Arum telah hanyut dalam alam mimpi, hingga berulangkali teriakan Felicia tak terdengar.Felicia memberanikan diri untuk keluar, guna memastikan apakah benar list
Hola, halo, hai, assalamualaikum Kakak-kakak readers. Terima kasih banyak yang telah meluangkan waktu untuk membaca cerita Cila. Terima kasih telah menemani Cila dari awal cerita ini. Terima kasih telah memberi banyak pembelajaran secara langsung maupun tak langsung. Author Cila ingin minta maaf sebesar-besarnya dahuluin lebaran nih hehe. Maaf karena seterusnya Cila akan menulis di platform Fizzo. Kedua cerita ini belum tamat, tapi akan Cila buat tamat sampai di sini saja. lanjutan Bab tersedia di Karyakarsa dan Joylada . Ketiga adalah... Jeng-jeng- jeng... Cie nungguin ya. Yang ketiga Cila akan buat AU dengan akun Instagram gadisbungakering. Akun tersebut hanya khusus untuk AU yang Cila tulis. Untuk terkait cerita terbaru di platform di akun thisinfjgirl. Keempat alias terakhir Cila akan berpindah dari genre fiksi remaja. Tema 21+ sikidipap pap akan di promosikan di akun gadisbungakering, thisinfjgirl untuk cerita umum dan aman.Ada yang suka K-Pop? Nah Cila akan nulis cerita it
Perkemahan Jumat Sabtu Minggu dilakukan sebagai penanda bahwa semester dua telah mulai berjalan. Perkemahan kali ini akan terasa semakin lama dari perkemahan sebelumnya, karena tiga hari dua malam.Karena kesempatan yang semakin lama dan terbuka lebar, Kainando berniat akan memulai mengawali interaksi lebih baik. Dia harap Felicia tak bagaikan angin yang berhembus, sejenak kencang dan terasa, namun sejenak kemudian terasa hampa."Woy Ando, bantuin angkat tongkat pramukanya please!" Masihkah mengingat dengan siswi yang disuruh Kainando? Ya, tadi adalah seseorang yang sama. Kainando memutuskan pengamatan pada langkah Felicia."Bawa kemana?""KUA (Kantor Urusan Agama) sana kebetulan katanya pak camat perlu buat aduk soto," geram siswa teman beda jurusan Kainando.Dia merasa sepertinya Kainando raganya berada bersamanya, namun pikiran ntah berada dimana. Dia mengayunkan tangan di hadapan Kainando guna menyadarkan."WOY TONGKAT BUAT NYANGGA TENDA!" teriak kakak kelas dua belas dari luar