Pagi hari di kediaman Anta setiap jam hampir berangkat sekolah selalu dan tak pernah sunyi bahkan 1 hari pun.
"Mora, kaos kaki abang yang satu di mana?" teriak Arkan dari dalam kamar menanyakan kaos kakinya yang sebelah karena pasti adiknya itu usil terhadapnya.
"Mana saya tau sayakan flamingo dan unicorn." teriak Ayra dari kamar sebelah Arkan yang sedang mengecek isi tas sekolah miliknya.
Arkan kembali melanjutkan mencari kaos kaki yang sebelah. Dan ternyata kaos kaki itu berada di atas resleting tas hitam sekolah milik Arkan. Arkan segera merapikan seragam agar tidak diceramahi umi dan abinya saat di ruang makan. Setelah Arkan dan Ayra selesai mereka menuruni tangga menuju dapur dan langsung mengucapkan salam serta mengecup kening dan pipi umi serta abinya.
"Mi, gimana Arkan udah cakep belum?" tanya Arkan sambil memberikan senyum pepsodent dan sok manis bagi Ayra itu.
"Bang, nggak usah senyam senyum deh merinding Ayra tau nggak." ucap Ayra menggosokkan kedua tangannya menyilang.
"Dipikir abang kasep loe ini dedemit apa gimana." ucap Arkan bersiap-siap ingin menggelitiki adiknya namun terhalang oleh abinya.
"Kalian berdua ya nggak capek apa setiap hari bertengkar tanpa libur." ucap abi Dalwyn yang telah selesai dirapikan baju oleh umi Khaliza.
"Kalau nggak bertengkar bukan anak kita kali abi," ucap umi Khaliza sembari menuangkan sarapan ke setiap piring dan minum pada masing-masing gelas.
"Tumben kamu tanya umi udah kasep belum,udah cakep belum biasanya aja kalau nggak umi ceramah kamu nggak rapi." ucap umi Khaliza bertanya-tanya pada Arkan.
"Wah kan hari ini khusus Arkan mau jedar jedor jeder neng geulis." ucap Arka senyum-senyum tak jelas sembari membayangkan ekspresi calon gadisnya itu.
"Jedar jedor jeder? Anak abi pembunuh? Pakai jedor segala mau bunuh siapa kamu?Anak siapa yang kamu bunuh?Cantik nggak yang kamu bunuh?" ucap abi Dalwyn rinci tanpa jeda dan kalimat terakhir berhasil mendapatkan hadiah tatapan mata tajam dari umi Khaliza serta bonus telinga merah hasil jari lentik umi Khaliza.
"Insyaallah, calon Arkan namanya Felicia Ananta, umi, abi. Dia cewek ter-bah,ter-wah,ter-wow deh buat Arkan. Hidung tenggelam, pipi chubby, pinter, cantik paras, imut, manis, cantik akhlak, polos tapi sayang dinginnya, Masyaallah." jelas Arkan masih senyam-senyum seperti orang gila.
"Bang, lama-lama abang Ayra minta pindah umi abi ke rumah sakit jiwa ya gara-gara banyak senyum nggak jelas." ucap Ayra tidak paham bahwa abangnya sedang jatuh cinta sehingga senyam-senyum tidak jelas.
Arkan tidak mempedulikan ocehan keluarganya dia memilih chat permaisuri di hati Arkan.
@Arkan_Anta15
| Morning princess
@FeliciaAnanta27
|Idih alay loe
@Arkan_Anta15
| Loh benerkan loe princess?
@FeliciaAnanta27
| Kagak tuh gue human
@Arkan_Anta15
| Jangan lupa sarapan pinguin
@FeliciaAnanta27
| Gue manusia ya bukan pinguin
@Arkan_Anta15
| Tapi bagi gue loe pinguin karena hampir mirip
@FeliciaAnanta27
| SSL
@Arkan_Anta15
SSL?
@FeliciaAnanta27
| Suka-suka loe
| Katanya loe dikasih no WA gue sama kevin tapi kenapa loe DM gue?
@Arkan_Anta15
| Keasikan DM tuan putri jadi lupa kalau punya no WAnya
@FeliciaAnanta27
| Pikun
Ditempat yang berbeda Felicia dan Ashima kini tengah menunggu bus yang menuju kearah.
"Fel, serius tuh bocah bombay ini nanti?" tanya Ashima yang sedang berdiri di samping Felicia karena tidak kebagian tempat duduk.
"Entah mungkin iya." jawabnya sambil kembali fokus memainkan permainan pou setelah membalas pesan Arkan.
Setelah 15 menit mereka menunggu bus pun tiba. Felicia dan Ashima mengambil tempat bagian ujung belakang dia duduk samping jendela sedangkan Ashima yang berada dekat jalan.
Selama 20 menit perjalanan menuju sekolah menggunakan bus Ashima dan Felicia pun telah tiba depan sekolah. Felicia mengecek jam tangan sekilas jam telah menunjukkan pukul 06:35.
Saat dia ingin memasuki ruangan Felicia melihat Arkan telah duduk di kursi milik Lutfi.
"Kenapa kesini loe?" tanya Felicia sambil mengambil buku untuk dia pelajari kembali selama 20 menit serta memasukkan tempat pensil,papan ujian, id card kedalam laci meja bagiannya.
"Mau temenin loe neng geulis." ucap Arkan sembari menopang kepala menggunakan tangan sebelah kanan untuk melihat Felicia.
"Loe ke ruangan sendiri sana, bicarain nanti aja waktu pulang sekolah atau istirahat." ucap Felicia sambil membaca materi.
"Serius?" tanya Arkan karena biasanya Felicia selalu bersama sahabatnya baik laki-laki ataupun perempuan.
"Gue bohong, udah sana ke ruang sebelah kurang 10 menit doang bel." ucap Felicia mengecek jam dan menunjukkan pukul 06:50.
Setelah Felicia mengingatkan Arkan dia segera merapikan bukunya dan menyiapkan alat ujian semester diatas meja.
Kring... Kring... Kring...
Siswa-siswi yang berada diluar ruangan segera masuk begitu bel berbunyi. Para guru pengawas mulai menuju ke ruangan masing-masing yang telah dibagi kepala sekolah.
Suasana di ruangan Felicia mata pelajaran pertama ini terlihat ramai ricuh dengan suara nyontek-menyontek.
"Woy, Fel Fel nofel autan, alat musik dari Jawa Barat apa? Oy." ucap Neil sembari menendang-nendang kursi Felicia.
Gadis itu tetap diam tanpa merespon satu pertanyaan pun dari Neil. Lutfi yang merasa terusik saat berusaha mencari jawaban pun gemas dengan suara Neil. Dia mengintip lembar jawaban Felicia. Felicia yang menyadari tiba-tiba ada hembusan nafas di sebelahnya begitu dekat pun dengan segera mengepalkan tangan tepat depan wajah Lutfi.
"Kak Fel, maung ya?" ucap Lutfi sembari mengusap hidungnya yang terkena kepalan tangan Felicia.
"Kerjain sendiri dan abaikan Neil." ucap Felicia kembali melanjutkan mengerjakan soal miliknya.
Setelah Felicia selesai mengerjakan soal serta mengoreksi kembali jawabannya dia segera merapikan lembar jawabannya karena jam menunjukkan waktu pengumpulan kurang 10 menit.
Kring... Kring... Kring...
Bel pertanda istirahat telah berbunyi Felicia segera mengambil tas-nya dan keluar ruangan karena ketiga temannya alias Ashima, Dina, dan Angel.
"Anak kecombrang mana, Fel." ucap Ashima celingukan mencari Arkan.
"Tuh seberang." tunjuk Angel pada taman sebrang tempat Arkan duduk bersama teman-temannya.
"Lah, dia katanya mau bilang sesuatu." tanya Dina menunggu saat Arkan akan mengatakan hal sesuatu kepada Felicia.
"Mana saya tau kan dia yang butuh." ucap Felicia santai tanpa menyadari sedari tadi Arkan terus melihatnya.
"Dasar Felicia Ananta." ucap Ashima, Dina, dan Angel serempak.
"Woy, four queen kumpul yuk nanti setelah pulang sekolah terutama Felicia Ananta." ucap Asif merangkul bahu Felicia.
"Iya, InsyaAllah." ucap Ashima, Dina, Angel, dan Felicia bersahutan.
Ketiga teman Felicia alias Ashima, Dina, dan Angel tetap menunggu Arkan mengungkapkan perasaan hingga bel pertanda masuk ruangan berbunyi.
Kring... Kring... Kring...
Seluruh siswa-siswi mulai menempatkan diri yang telah ditetapkan dan guru pengawas mulai melaksanakan tugasnya. Suasana mata pelajaran terdengar beberapa siswa yang berbisik meminta jawaban walaupun telah diingatkan pengawas.
Felicia mengerjakan dengan tenang walaupun harus mendengarkan beberapa kali suara Neil yang meminta contekan dan Lutfi yang meminta bantuan kepadanya.
Dan begitu terus bahkan hingga tak terasa waktu kurang 15 menit untuk bisa keluar ruangan. Dia kembali memeriksa apakah ada soal yang terlewat dan jawab yang kurang cocok baginya.
Setelah Felicia selesai tepat pada saat waktu kurang 5 menit untuk keluar ruangan dia segera mengambil tas miliknya dan menunggu bel.
Kring... Kring... Kring...
Tepat saat bel berbunyi Ashima, Dina, dan Angel bergegas menuju ruang Felicia berharap sebelum pulang mereka melihat hal yang mereka harapkan. Arkan yang baru saja keluar dari ruangan sebelah pun kembali menimbang apa yang harus dia lakukan.
Apakah harus diungkapkan langsung atau cukup melalui pesan?
Apakah dia harus menarik gadis itu?
Bagaimana caranya dia mengatakan?
Setelah meyakinkan serta memberanikan diri Arkan menarik Felicia dari teman-temannya yang ingin menuju ke samping lab untuk berkumpul.
"Ikut gue sebentar khusus hari ini boleh?" ajak Arkan setelah menarik Felicia dari teman-temannya.
"Mau culik gue kemana loe?" tanya Felicia berusaha melepaskan tangan Arkan yang berada di pergelangan tangannya.
"Ada sesuatu yang mau gue omongin tanpa sepengetahuan teman loe." ucap Arkan sembari menarik tangan Felicia.
Arkan mengajak Felicia menuju atap sekolah karena hanya tempat itu satu-satunya yang jarang dilewati orang.
"Loe mau bilang apa?" tanya Felicia langsung setelah sampai atap sekolah.
"Loe mau nggak jadi sosok orang spesial setelah keluarga gue?" ucap Arkan sembari berlutut dan menggenggam tangan Felicia.
"Gue bukannya udah bilang kita beda dan gue nggak mau loe tambah dosa dengan zina pacaran beda keyakinan." ujar Felicia.
"Tapi gue nyaman dan cocok sama loe." ucap Arkan merayu Felicia agar menerima.
"Gini aja gue nggak jawab nggak tapi gue juga nggak gantung loe. Kalau memang takdir maka bersatu dengan cara menurut Allah. Nikmati alurnya seperti air yang mengalir." ujar Felicia karena bimbang harus menjawab apa.
"Loe ngantung gue berarti?" tanya Arkan.
"Nggak, tapi biarin mengalir aja." ujar Felicia sembari melepaskan genggaman tangan Arkan dan membantu Arkan berdiri.
"Loe setelah ini pulang?" tanya Arkan sembari membersihkan celana seragam yang dia kenakan.
"Jemput Ashima bentar baru pulang." jelas Felicia menunggu apakah masih ada yang Arkan katakan.
"Hati-hati jangan over ngapel sama buku mending sama gue." ucap Arkan narsis tanpa mengetahui bahwa gadisnya telah menuruni tangga secara diam-diam dan tanpa suara.
Felicia hampir sampai menuju ke belakang laboratorium tiba-tiba HP-nya terdapat notif w******p dari grup.
Cendol dawet bukan kaleng-kaleng
Ashi bukan ASI
| Lah ini dua bocah Feli sama Angel mana
Floridina
| Ngapel mereka Feli habis di jeder
Ashi bukan ASI
| Hah Feli mati?
Anda
| Gue orang ya meninggal bukan mati
kayak hewan, lagian gue masih bernafas
Floridina
| Lah muncul ini yang satu mana
Anda
| Lagi gantian otak sama pacarnya tadi
Floridina
| Kok loe tau Fel
Anda
| Tadi ketemu waktu kalian berdua mau kumpul gue sama Angel, tanpa sepengetahuan kalian
Drawingbook4A
| Nah bener kata Feli gue gantian otak
Angel membalas tanpa memahami maksud Felicia setelah 5 menit kemudian Angel baru memahami maksud tersebut.
Drawingbook4A
| Heh loe pikir gue apa gantian otak
Floridina
| Lah baru sadar
Ashi bukan ASI
| Lah baru sadar (2)
Anda
| (3)
Drawingbook4A
| Anak Laknat
Anda
| Shim buruan pamit gue tunggu di gerbang ya
Floridina
| Loe kesini dulu pamit sama yang ada disini kenapa Fel
Anda
| OTW
Felicia segera menuju ke samping laboratorium untuk pamit kepada teman-temannya dan lalu mengajak Ashima segera pulang. Felicia dan Ashima segera menuju halte untuk menunggu bus yang mengarah rumah Ashima tanpa kemanapun lagi.
Setelah 10 menit menunggu bus dan 20 menit perjalanan menuju ke rumah mereka berdua segera makan siang lalu belajar hingga hampir menuju jam makan malam. Setelah selesai makan malam mereka bergegas menuju alam mimpi untuk ujian semester besok.
Istirahat adalah waktu terbebas untuk menikmati handphone, setelah menyaksikan dan mencermati guru.Seperti kebiasaan tiap hari beberapa murid langsung ke belakang kelas, di bawah kursi atau meja, maupun di bawah papan tulis.Posisi Felicia kini lebih leluasa, bila biasanya dia menjadi sandaran. Maka kali ini dia dapat dengan nyaman tertidur di paha Eylena.Felicia mengernyit kala jarak tiga meja di hadapannya, dia dapat melihat Satya berdiri di samping kursi siswi teman sekelasnya.Tidak-tidak bukan itu yang membuat Felicia curiga, melainkan alasan yang membuat Satya berdiri tanpa jarak."Len, gue boleh nutup mata--"Falisha dan Izora yang baru tiba langsung mengejutkan Felicia yang hendak terlelap. Felicia menatap kesal Falisha, kelopak matanya dibuat perih karena tangan Falisha yang sangat ramah."Tarik perkataan lo kagak!" Felicia memutar bola mata malas, yang dia maksud bukanlah seperti perkiraan Falisha. Felicia tiba-tiba duduk dari tidurannya, dua F meringis kala dahi mereka t
Siswa-siswi SMP 1 Negeri Samudera angkatan Felicia telah diberitahukan, bahwa mulai hari ini siswi dapat mengambil masing-masing ijazah. Tapi-tapi dengan catatan sebelum mengambil, harus lebih dahulu melakukan cap tiga jari. Dan apabila memang berhalangan mengambil sendiri, maka diwajibkan lapor pada mantan wali kelas masing-masing."Ci...Fel, ayo ambil ijazah sama gue?"Felicia menurunkan handphone lalu meletakkan pada pangkuannya. Dia mendongak sekilas lalu menggelengkan kepala."Lah masa gue sendiri."Felicia bangkit dari duduk di bawah papan tulis bersama siswi yang lain. Dia mencondongkan badan mencari kebohongan, mengernyit merasa ragu, lalu mengangkat salah satu alisnya."Gue bukan limbad please.""Emang bukan tapi lebih."Satya tersenyum sangat mengesalkan bagi Felicia. Gadis tersebut menginjak kuat-kuat kaki Satya, Satya hendak menjerit dan menunjuk kakinya agar dilepas oleh Felicia.Felicia menggoyangkan kepala ke kanan kiri menikmati ekspresi Satya. Felicia menjulurkan lid
Bak sepasang kekasih Felicia mengabaikan Satya yang diam-diam menggenggam tangannya. Bukannya nyaman dan menyetujui tetapi Felicia malas membuang tenaga untuk mendengarkan alasan."Cie Satya dah bisa ikhlasin Nada.""Selamat ya Sat."Felicia spontan melepaskan genggaman tangan Satya secara kasar. Ucapan dari teman sekelas Nada sangatlah tampak bila tengah mengejek.Satya yang melihat bahwa Felicia meninggalkan dirinya, ke perpustakaan lebih dahulu pun menyusul. Teman-teman sekelas Nada yang melihat pun langsung saling berbisik.Satya tampak memedulikan walau dirinya sempat berbalik guna melihat langsung. Satya memilih menahan tangan Felicia yang hendak membuka pintu perpustakaan."Leci!""Jangan teriak," tegur Felicia sembari membelalakkan mata dan menutup mulut Satya.Satya tersenyum puas ternyata Felicia tak sepenuhnya marah. Apabila gadis tersebut marah pasti memilih langsung perpustakaan, ditambah Felicia mengikhlaskan kaos kaki putihnya yang telah tak bersepatu."Apa?""Maafin gu
Aneka bazar dari masing-masing kelas SMA Negeri 2 Angkasa berbeda-beda. Ada yang menjual makanan atau minuman, namun beberapa juga menjual aksesoris.Bazar diselenggarakan di lapangan utama, dengan di tengahnya terdapat panggung. Sekolah lain tidak diizinkan untuk memasuki, karena dikhawatirkan hal yang menakutkan."Fel, lo yang nata atau nyuci jamur nih?"Felicia yang baru saja tiba di tenda bagian kelas sepuluh IPS satu, seketika menghentikan langkahnya. Dia bahkan baru tiba setelah merapikan barang-barang di kelas.Izora yang telah menggenggam ember baskom berisikan jamur pun mewakili jawaban Felicia."Kesel Fel?""Nggak kok cuma pengen pukul dikit tapi yang keras."Izora menggelengkan kepala heran, sebenarnya teman-teman kelasnya adalah macam-macam orang dengan sifat hampir sama rata."Ayo keburu Falisha jadi korban berikutnya," celetuk Felicia yang lebih dulu selesai mencuci jamur. Izora menolehkan kepala, sejak kapan Felicia selesai lebih dahulu? Dirinya bergegas menyisihkan ai
Felicia menatap ragu handphone-nya, dia ingin melakukan sesuatu namun rasa ragu juga terselip. Dia ingin menghubungi Arkan, guna menanyakan perihal, kejadian kala dirinya ulang tahun yang sebatas ingatan semu-semu."Jangan ngelamun," tegur Kainando kala jalan melewati Felicia.Felicia membelalakkan mata, mengernyit, lalu membuang pandangan merasa kesal. Kainando tertawa gemas, reaksi sama yang dahulu sering dia lihat namun tidak untuk semua orang."Kalau mau balas komunikasi jangan malu-malu kali, Ci."Felicia menoleh kebelakang memastikan siapa yang menegur, setelah mengetahui siapa pelaku pemilik suara dia justru menatap datar Satya."Kenapa lo? Lo pikir gue setan?" "Mirip," balas Felicia seringan angin. Satya membuka mulut lebar seakan hendak mengunyah Felicia. Felicia tak memedulikan Satya, dengan memilih bermain sosial media sedikit memastikan Arkan.Felicia tersenyum kecil kala jawaban yang dicari tak perlu berlama-lama. Tiga puluh menit yang lalu Arkan bersama siswi teman se
Felicia meregangkan tubuh yang terasa pegal dan nyeri. Tak hanya sebatas itu saja, melainkan rasa menggigil juga tak kalah. Felicia meraba-raba samping, dia mengernyit kala hanya merasakan tekstur keras. Felicia seketika terbelalak dan terduduk.Dia meringis merasakan nyeri di pahanya. Felicia bergegas menuju ke cermin guna memastikan. Selama menatap cermin Felicia berusaha mengingat-ingat. Ntah dirinya yang pelupa atau bagaimana ingatan terakhir hanya hingga kejutan ulang tahunnya."Non, apakah sudah bangun?"Ntah mengapa kakinya langsung menyuruh ke kamar mandi. Felicia berteriak memberikan jawaban dari dalam."Masuklah Bi!"Bi Arum menekan kenop pintu Felicia perlahan, Bi Arum mengernyit kala jendela kamar tak terkunci. Bi Arum beberapa kali menatap jendela dan pintu kamar mandi bergantian. Dia menggelengkan kepala, tidak-tidak pasti Felicia hanya kelupaan mengunci saja."Non, baju sudah saya siapkan. Apabila sudah Non jangan lupa langsung turun karena ditunggu Den Harn."Felicia
Felicia menghela nafas kasar, ulang tahun orang lain terkesan selalu indah. Tetapi tidak baginya karena Oma Rizya dan Opa Adriel tengah mengunjungi paman dan bibi Felicia.Sedangkan Harnefer mengatakan bila menginap di rumah temannya. Felicia sempat menanyakan apakah di rumah Kish, namun Harnefer mengatakan bahwa tidak.Felicia bersandar pada dinding samping jendela merasa bosan. Dia langsung menjerit kala tiba-tiba terdengar bunyi petir.Sepertinya kesialan Felicia kian bertambah, lampu kamar yang semula masih terang benderang berubah menjadi gelap gulita."Bi!""Bibi!""Bi Arum!"Ingin rasanya Felicia berteriak mengumpat melampiaskan kekesalannya. Dia meraba-raba angin mencari jalan keluar.Felicia kesal dengan dirinya sendiri, bisa-bisanya baru teringat bahwa handphone berada di saku piama."Bi Arum!"Baiklah sepertinya Bi Arum telah hanyut dalam alam mimpi, hingga berulangkali teriakan Felicia tak terdengar.Felicia memberanikan diri untuk keluar, guna memastikan apakah benar list
Hola, halo, hai, assalamualaikum Kakak-kakak readers. Terima kasih banyak yang telah meluangkan waktu untuk membaca cerita Cila. Terima kasih telah menemani Cila dari awal cerita ini. Terima kasih telah memberi banyak pembelajaran secara langsung maupun tak langsung. Author Cila ingin minta maaf sebesar-besarnya dahuluin lebaran nih hehe. Maaf karena seterusnya Cila akan menulis di platform Fizzo. Kedua cerita ini belum tamat, tapi akan Cila buat tamat sampai di sini saja. lanjutan Bab tersedia di Karyakarsa dan Joylada . Ketiga adalah... Jeng-jeng- jeng... Cie nungguin ya. Yang ketiga Cila akan buat AU dengan akun Instagram gadisbungakering. Akun tersebut hanya khusus untuk AU yang Cila tulis. Untuk terkait cerita terbaru di platform di akun thisinfjgirl. Keempat alias terakhir Cila akan berpindah dari genre fiksi remaja. Tema 21+ sikidipap pap akan di promosikan di akun gadisbungakering, thisinfjgirl untuk cerita umum dan aman.Ada yang suka K-Pop? Nah Cila akan nulis cerita it
Perkemahan Jumat Sabtu Minggu dilakukan sebagai penanda bahwa semester dua telah mulai berjalan. Perkemahan kali ini akan terasa semakin lama dari perkemahan sebelumnya, karena tiga hari dua malam.Karena kesempatan yang semakin lama dan terbuka lebar, Kainando berniat akan memulai mengawali interaksi lebih baik. Dia harap Felicia tak bagaikan angin yang berhembus, sejenak kencang dan terasa, namun sejenak kemudian terasa hampa."Woy Ando, bantuin angkat tongkat pramukanya please!" Masihkah mengingat dengan siswi yang disuruh Kainando? Ya, tadi adalah seseorang yang sama. Kainando memutuskan pengamatan pada langkah Felicia."Bawa kemana?""KUA (Kantor Urusan Agama) sana kebetulan katanya pak camat perlu buat aduk soto," geram siswa teman beda jurusan Kainando.Dia merasa sepertinya Kainando raganya berada bersamanya, namun pikiran ntah berada dimana. Dia mengayunkan tangan di hadapan Kainando guna menyadarkan."WOY TONGKAT BUAT NYANGGA TENDA!" teriak kakak kelas dua belas dari luar