Share

Bab 22

***

"Gue nggak kenapa-napa para babi sekalian. Udah pada balik sana, gue mau tidur." Raina berucap kesal setelah melempari Arjuna dan Ecan dengan gelondongan jeruk. Bukan menghindar keduanya malah menangkap dengan bergaya. 

"Nice, lagi, Rai. Gue bisa jadi pemain baseball kalo kayak gini." Ecan melempar jeruk ke arah Saka kemudian memberi sikap kuda-kuda untuk kembali menangkap lagi. Namun Raina justru berdecak, mereka kenapa, sih?

Kata Saka semalam dia pingsan. Dan langsung di bawa oleh Saka kerumah sakit. Ingatan Raina memang masih sangat jelas, terutama bagiamana dia yang meninju pintu kayu dengan sangat keras. Membuat tangan kiri dan kanannya harus dibalut perban. Juga adegan di jembatan yang membuat Raina malu menatap Saka. Bukan apa apa, dia hanya berpikir, kenapa harus Saka yang menyaksikan Raina sedang terpuruk. 

Mama datang tadi pagi, namum Raina menolak untuk bertemu. Emosinya belum stabil. Daripada dia lagi lagi kalap karena emosi lebi

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status