Share

RAJA II

Di ruangan jenderal Dalkan sedang membicarakan rencana kudeta dengan para bangsawan dan beberapa asassin dengan penjagaan yang cukup ketat di luar ruangan itu.

"kita harus menjalankan rencana kita sekarang juga ku rasa raja dan yang lain sudah menuadari rencana kita ini" ucap bangsawan Werty de mote.

"ya kurasa itulah sebabnya kenapa raja sampai melihat semua laporan para bangsawan, sebelum raja membuat rencana yang akan menyudutkan kita kurasa kita harus segera melaksanakan rencana pertama kita"

"baiklah untuk rencana pertama aku serahkan pada tuan Singer dan para asassin nya" kata jenderal dalkan

"baik jenderal aku dan anak buahku akan melakukanya dengan sebaik mungkin besok aku sendiri yang akan turun melakukanya" jawab Singer ketua para asassin.

>>

Esok harinya Artur bangun dan melakukan kegiatanya sehari-hari yaitu berlatih dengan guru Jeka saat pagi hari.

Tuan Arfen yang keluar dari kamarnya menyapa Artur yang tubuhnya sudah bermandikan keringat itu.

"wah-wah rajin sekali murid bodohku ini" kata tuan Arfen sambil tertawa.

"Dari pada aku di kira mati lebih baik aku bangun pagi guru" 

Mendengar jawaban Artur guru Jeka dan tuan Arfen tertawa.

"baiklah kalau begitu teruskan latihanmu sampai aku datang nanti, aku sedang banyak urusan jadi setelah makan siamg nanti beristirahatlah dulu Artur"

Artur hanya menganggukan kepalanya dan tuan Arfen keluar dari gerbang akademi menuju istana untuk menemui raja dan beberap bangsawan yang sudah di jemput oleh para knight.

Di aula istana sudah berkumpul beberapa bangsawan termasuk bangsawan Nilam,Lalana dan Arsen yang baru saja di naikan tingkat bangsawanya.

"maksud dari kami mengundang para bangsawan kesini adalah untuk diminta kerja samanya jika nanti terjadi kekacaan dalam bentuk apapun di dalam kerajaan Belwin" Tuan Arfen membuka pembicaraan.

Tentu saja semua bangsawan yang ada disana menjadi bertanya-tanya apakah akan terjadi kekacauan di kerajaan semakmur ini.

"tuan Arfen apakah benar akan terjadi kekacauan di kerajaan Belwin" salah seorang bangsawan memberanikan diri bertanya.

"ya itu akan terjadi, tapi entak kapan itu akan terjadi tetapi kita tetap harus waspada dengan kemungkinan itu jadi apakah para bangsawan disini mau membantu kerajaan jika nanti terjadi kekacauan" ucap tuan Arfen menjelaskan.

"Saya akan mengerahkan semua kekuatan untuk membela tanah kelahiran saya walau nyawa jadi taruhanya" ucap bangsawan Arsen de arka.

"kami juga akan lakukan hal yang sama" bangsawan Lalana dan Nilam ikut bicara.

Raja tersenyum melihat masih ada banhsawan yang setia kepadanya.

"lalu bagaimana dengan yang lain apakah setuju" tuan Arfen kembali menanyakan.

Dengan serentak para bangsawan menjawab setuju, karena kesetiaan mereka kepada raja dan kerajaan mereka.

"jika semua setuju sekarang saya minta kepada semuanya agar merahasiakan pertemuan ini pada siapapun dan perintahkan kepada para prajurit kalian untuk selalu siap siaga jika sewaktu-waktu di butuhkan"tuan Arfen menambahkan.

Setelah pertemuan selesai semua bangsawan kembali ke tempat mereka masing-masing termasuk dengan tuan Arfen.

Tengah hari sudah tiba waktunya sang raja makan siang seperti biasa sang raja menunggu hidangan di ruang makanya.

Tak berselang lama setelah raja memasuki ruangan koki kerajaan membawa senampan penuh makanan utama sebelum di hidangkan pada raja seorangnkepercayaan raja yang bertugas mengicip makanan raja menghampiri sang koki dan memotong makanan itu, setelah di pastikan makanan itu aman baru lah sang raja boleh memakanya.

Dari balik jendela asassin Singer melihat dapur tak ada orang karena sang koki sedang menghidangkan makanan untuk raja dengan cepat Singer masuk ke dapur mudah baginya untuk lepas dari pengawasan para penjaga karena dia adalah asassin yang terkenal mahir dalam tugasnya.

Singer sudah dari tadi mengawasi koki membuat makanan dan dia tau sang koki akan menghidangkan kue sebagai makanan penutup bagi raja.

Singer menuangkan cairan racun ke adonan kue dan mengaduknya dengan rata agar tidak meninggalkan jejak dan dia kembali kebalik jendela untuk kembali mengawasi sang koki, racun yang dia tuangkan adalah racun buatan orang pedalaman hutan kegelapan yang sangat sulit untuk didapat racun itu tidak akan langsung bereaksi namun akan memlumpuhkan orang yang meminumnya dalam selang waktu beberapa saat.

Setelah menghidangkan makanan utama pada raja sang koki kembali kedapur untuk menyelesaikan makanan penutup sang raja.

Tak butuh waktu lama kue sudah siap untuk di hidangkan sang koki membawa kue itu ke ruang makan raja, salah satu ke di ampil oleh orang yang bertugas mengecek makanan raja dia memakanya namun tak terjadi apa-apa.

"ini aman" kata tukang icip makanan raja itu.

Raja mulai memakan kue itu dengan lahap.

"wah kue ini enak sekali kau memang koki yang hebat"kata raja memuji kokinya.

Sebelum potongan kue terkhir di masukan ke mulut raja tukang icip makanan terjatuh tanpa sebab mulutnya mengeluarkan bisa matanya merah semua orang disana panik.

"dia keracunan" kata seorang pelayan panik.

Raja mulai panik melihat pemandangan itu dia hanya makan satu potong dan aku sudah makan sangat banyak kue ini.

"cepat panggil tabib istana" ucap kepala pelayan.

Beberapa tabib bergegas keeuang makan namun mereka sudah menemui raja dengan keadaan yang sama seperti tukang icip itu.

Mulut mengeluarkan busa matanya merah menyala semua orang panik disana tabib membawa raja ke kamarnya beberapa tabib yang lain bersama-sama mebuat ramuan untuk menyelamatkan raja. 

Dua orang prajurit datang ke akademi untuk memberitahu tuan Arfen.

"ini sangat darurat tuan Arfen diharap segerak keistana raja keracunan" ucap prajurit knight itu dengan nafas tersenga.

Tanpa menjawab apapun tuan Arfen menaiki kudanya dan memacunya dengan sangat kencang menuju istana.

"apa yang terjadi kepada raja"ucap tuan Arfen marah

"Yang mulia raja keracunan tuan" jawab salah satu tabib.

Tak berselang lama setelah tuan Arfen masuk jenderal Banin masuk ke kamar raja dengan satu letnan nya.

"Bagaimana ini bisa terjadi tuan Arfen?" tanya jenderal Banin

"cepat suruh para knight memeriksa seisi istana pastikan tidak ada satupun orang keluar dari sini jika ada yang memaksa keluar bunuh dia" ucap tuan Arfen dengan muka memerah.

"kau dengar itu cepat laksanakan" kata jenderal Banin pada letnan bintang duanya itu.

Semua knight menggeledah semua ruangan semua orang di periksa tapi mereka tak menemukan apapun.

Sampai sore pun semua knight terus memeriksa semua bagian istana namun tetap saja tidak membuahkan hasil.

"tuan Arfen semua tempat semua orang sudah di periksa namun kami tetap tak menemukan apapun disini" kata jenderal Banin ke tuan Arfen.

Tuan Arfan hanya membalas dengan tarikan nafas panjang putus asa karena mereka sudah teledor dalam penjagaan raja.

Salah seorang tabib keluar dari kamar raja menemui tuan Arfen dan jenderal Banin.

"tuan kami semua sudah berusaha sekuat tenaga namun keadaan sang raja tak kunjung membaik dan setelah kami memeriksa sang raja kembali kami menemui ciri-ciri yang sama dengan efek dari racun dari pedalaman hutan kegelapan kemungkinan besar yang mulia raja telah terkena racun berbahaya itu"

"apakah racun itu sudah ada penawarnya" tanya jenderal Banin.

"itu yang jadi masalah besar jemderal penawar dari racun itu tidak pernah di ketahui" jawab tabib itu.

>>

Di depan kamar tuan Arfen Artur menunggu gurunya pulang Artur marah karena dia harus berlatih sendiri tanpa gurunya.

"hei Artur kenapa kau disini? " tamya guru Jeje 

"aku menunggu guru Arfen dia harus menjelaskan kenapa dia pergi tanpa mengatakan sesuatu padahal aku sudah menunggunya lama"

"tuan Arfen pergi ke istana lagi karena yang mulia raja sakit keras terkena racun" jelas guru Jeje.

"benarkah itu guru Jeje" jawab Artur khawatir 

"iya sekarang pergilah ke kamarmu dan beristirahat"

Artur pun kembali ke kamarnya tak berselang lama tuan Arfen kembali dari istana dan memanggil guri Jeka dan Jeje untuk membicarakan sesuatubdi ruanganya.

"raja sakit keras kita harus memikirkan siapa yang akan memegang pemerintahan menggantikan raja untuk sementara" ucap tuan Arfen.

"sebaiknya hal ini anda bicarakan dengan para bangsawan tuan karena jika kabar ini di dengar oleh kerajaan lain akan menjadi masalah besar untuk kerajaan ini"

"fikiranku tidak enak kurasa target mereka selanjutnya adalah aku" ucap tuan Arfen.

"kami tidak akan membiarkan itu kami siap melawan siapapun yang ingin mencelakai anda walau nyawa kami taruhanya" ucap Jeje tegas.

"tidak aku tidak akan mengorbankan kalian ada yang lebih penting dari keselamatanku swndiri" jawab tuan Arfen

"apa itu tuan?"

Tuan Arfen menjelaskan tentang sebagian isi dari kitab kuno yang di tulis raja pertama kerajaan Belwin itu kepada Jeka dan Jeje dan mereka mengerti penjelasan dari tuan Arfen itu.

"kalau begitu kita harus melindungi Artur" kata Jeka

"aku ada rencana lain Jeka, sebaiknya kau larikan Artur ke tempat yang lebih aman dulu kita katakan padanya agar melakukan pelatihan di pinggiran hutan kegelapan bersamamu aku akan disini dengan Jeje" jelas tuan Arfen.

"kalau begitu yang anda inginkan kami akan lakukan tuan" jawab Jeka.

>>

Di kediaman jenderal Dalkan para letnan bawahanya berkumpul karena mendapat panggilan dari pemimpin mereka.

"rencana pertama sudah berjalan dengan lancar selanjutnya kita yang bermain, ancaman satu-satunya disini adalah jenderal Anubi dan pasukanya kita akan membuat sebuah konspirasi kita buat sebuah isu bahwa benteng Terin di serang kerajaan Arkam jenderal Anubi dan pasukanya pasti akan pergi ke benteng Terin melakukan perlawanan dan kita akan sepenuhnya menguasai kerajaan Belwin dan membunuh raja tua itu, kirim pesan pada para prajurit kita disana untuk membuat kerusakan-kerusakan yang meyakinkan bahwa benteng baru saja di serang" kata jenderal dalkan pada para bawahanya.

Burung pembawa pesan pun dilepas menuju ke benteng Terin, Keesokan paginya semua letnan, mayor bawahan jenderal Dalkan dan beberapa bangsawan sudah berkumpul di kediaman jenderal Dalkan untuk bersama-sama menuju istana.

Sementara itu Artur dan guru Jeka sudah berangkat ke danau naga di pinggiran hutan kegelapan sebelum matahari menampakan sinarnya.

Rombongan jenderal Dalkan memasuki istana disana sudah ada jenderal Banin dan jenderal Anubi tak lama mereka mengobrol burung pembawa pesan mendarat di depan istana jenderal Anubi membuka pesan yang di bawa burung itu yang menuliskan bahwa benteng terin telah di serang kerajaan Arkam.

Jenderal Anubi terlihat sangat marah dengan pesan yang dia baca itu.

"benteng terin telah di serang kerajaan Arkam" kata jenderal Anubi dengan muka yang merah.

"apa! benarkah itu jenderal" jawab jenderal Dalkan bersandiwara seolah-olah dia tak mengetahui isi pesan itu.

"aku akan pergi kesana membawa semua pasukanku" ucap jenderal Anubi 

"lalu bagaimana dengan raja jenderal" tanya jenderal Banin.

"aku serahkan semua pada kalian jaga raja sampai aku kembali aku tak kan membiarkan benteng kita di rebut musuh" kata jenderal Anubi keras.

"letnan siapkan semua pasukan kita akan berangkat ke benteng terin"

Tak butuh waktu lama semua pasukan sudah siap dan merekapun berangkat ke benteng terin. sebenarnya jenderal Banin sudah curiga dengan kabar ini namun dia tak mungkin bisa menghentikan jenderal Anubi untuk pergi.

>>

Siang harinya guru Jeje pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan akademi ketika dia melewati segerombolan orang yang sedang membicarakan tentang penyerangan benteng terin Jeje pun berhenti untuk bertanya tentang apa yang mereka bicarakan.

"hah apa benar benteng terin di serang" tanya Jeje kebingungan.

"benar tuan Jeje benteng terin telah di serang pasukan kerajaan Arkam dan jenderal Anubi dan semua pasukanya telah berangkat kesana sejak tadi pagi dan baru saja ada pengumuman bahwa pemerintahan sementara akan di pegang jenderal Dalkan sampai sang raja sembuh" jawab salah satu orang di sana.

"apa! kenapa bisa..."

Tanpa meneruskan kalimatnya Jeje berlari ke akademi mencari tuan Arfen.

"gawat tuan gawat" kata Jeje panik.

"kenapa apa yang terjadi" tanya tuan Arfen.

"jenderal Dalkan sudah mengambil alih pemerintahan" jelas Jeje.

"ba-bagaimana bisa kemana orang-orang di istana dan kenapa tidak ada satupun orang yang memberi tahuku"

"ada kabar benteng terin di serang jenderal Anubi dan semua pasukanya telah berangkat ke perbatasan"

"apa !! aku akan pergi ke istana meminta penjelasan dari Dalkan dan Banin"

"aku ikut denganmu tuan"

Tuan Arfen dengan amarahnya mengambil pedang dan memacu kudanya ke istana, sesampainya di istana terlihat puluhan knight berada di depan gerbang.

"kalian para knight kenapa berada di luar" tuan Arfen membentak para knight itu.

"jenderal Dalkan yang memerintahkan kami menunggu di luar sementara dia dan jenderal Banin melakukan diskusi" jawab salah satu knight ketakutan.

Dengan kemarahan yang bertambah tuan Arfen menuju ke pintu gerbang istana bersama Jeje tapi empat penjaga disana menghadang mereka.

"maaf tuan Arfen dan tuan Jeje kalian tidak boleh masuk sedang ada diskusi penting di dalam" kata penjaga

Tanpa menoleh ke para penjaga itu tuan Arfen berkata.

"kalau kalian tidak menyingkir aku akan remuk kan tubuh kalian"

Para penjaga mulai takut namun ini sudah menjadi tugas mereka agar tidak ada satupun orang yang masuk ke istana.

"maaf tuan Arfrn ini perintah jenderal Dalkan"

BODOH!!!!

Teriak tuan Arfen sambil menarik salah seorang penjaga disana dengan gerakan yang sangat cepat pukulan tuan Arfen sudah mendarat di perut penjaga itu yang membuatnya terpental kebelakang.

Itu membuat penjaga yang lain ketakutan namun tak punya pilihan lain selain melawan, mereka mengarahkan mata tombak ke arah tuan Arfen.

Jeje dari belakang melompat menendang wajah prajurit itu dilanjutkan pukulan ke prajurit yang lain sampai tak sadarkan diri hanya tersisa satu orang prajurit namun dia berlari ketakutan ke dalam istana.

Dengan langkah yang mantab tuan Arfen dan Jeje masuk ke istana ada beberapa prajurit disana memberanikan diri untuk menghadang namun dengan mudah mereka di kalahkan Jeje.

Sesampainya di depan ruang pertemuan para letnan jenderal Dalkan yang menghadang terjadi cekcok sebelum pertarungan terjadi jenderal Dalkan keluar dari ruangan.

"ada apa ini" tanya jenderal Dalkan

"ohh tuan Arfen dan letnan Jeje datang berkunjung ke istanaku hahaha...." kata jenderal Dalkan.

"brengs** kau akan ku bunuh kau disisi" kata tuan Arfen marah mendengar kata dari jenderal Dalkan.

"tangkap si tua bangka ini dan masukan ke penjara"

Jeje yang tidak terima dengan sikap jenderal Dalkan kepada tuan Arfen pun mencabut pedangnya dengan cepat Jeje menebas ke arah jenderal Dalkan namun dia bisa menghindar hanya tersayat sedikit di wajahnya.

Seorang letnan mendorong Jeje ke belakang namun dengan amarahnya Jeje melawanya dan berhasil menebaskan pedangnya ke arah leher letnan itu dan dia tewas seketika disana.

Karena perlawanan daei Jeje itu jemderal Dalkan tersulut emoainya dan menusuk Jeje dari belakang sampai akhirnya Jeje bernasib sama dengan letnan yang dia tebas itu.

Tuan Arfen berteriak dan menyerang jenderal Dalkan namun karena banyaknya prajurit disana tuan Arfen berhasil di tangkap dan di masukan ke penjara.

Ketika jenderal Dalkan kembali ke ruangan untuk melanjutkan penawaran kerja sama dengan jenderal Banin itu, ternyata jenderal Banin sudah tidak ada disana salah seorang penjaga melihat jenderal Banin keluar dari jendela. 

Jenderal Dalkan juga melihat keluar ke kerumunan knight di luar gerbang namun mereka juga sudah tidak disana.

.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status