Share

Antara Hidup dan Mati

Krieeettt!

Tiba-tiba pintu terbuka! Hampir bersamaan dengan sepuluh orang pengawal Diego yang bersiap untuk bergerak! Diego secara spontan memberikan tanda! Mereka pun berhenti dengan serentak!

Seorang waitress cantik masuk ke ruangan, dengan membawa nampan berisi minuman beralkohol kelas atas.

"Maaf tuan-tuan yang terhormat, minuman utama sudah siap!" ujar Waitress cantik itu, bola matanya yang cantik sekilas melirik ke arah Langit.

"Hmm, oke miss Lintang! Terima kasih banyak! Kenapa kamu tidak sekalian bergabung bersama kita di sini?" tanya Gavin, tertarik dengan kecantikan Waitress bernama Lintang ini.

"Maaf sekali, Tuan Gavin! Tamu saya banyak yang belum dilayani, banyak Waitress yg mendadak sakit, jadi saya harus lembur dari tadi siang!" jawabnya sopan.

"Hmm, oke lain waktu kita nyanyi bareng ya!" Gavin mengedipkan matanya. Lintang membalas dengan senyuman manis.

"Ya sudah, kamu boleh keluar sekarang! Nih buat kamu!" Diego mengeluarkan beberapa lembar seratus ribuan sebagai tip.

"Terima kasih banyak, Tuan Diego!" Lintang mengambil uang tersebut, sambil mengangguk hormat. Lalu berbalik menuju pintu. Matanya sekali lagi melihat ke arah Langit yang nampak terdiam seperti patung di dekat pintu. Lalu tersenyum simpul.

"Jangan lupa tutup pintunya!" teriak Diego. Lintang mengangguk, sambil menghilang di balik pintu.

"Ada iklan lewat barusan! Baiklah, kita lanjut lagi filmnya! Pengawal, hajar dia! Seratus pukulan!" Diego memerintah dengan tegas. Di sambut dengan koor semangat para pengawal. Semuanya berlari menerjang Langit dengan beringas, seperti kawanan Srigala lapar yang siap mengoyak-ngoyak mangsanya dalam sekejap!

"Tuhanku! Aku mohon pertolonganmu!" Langit menjerit dalam hatinya. Dia bingung harus berbuat apa. Dia merasa sudah terlambat untuk lari dan kabur dari sana!

Buk! Buk! Buk! Buk! Buk!

Puluhan pukulan itu dengan beruntun mengenai wajah dan badannya! Langit tidak sempat berteriak! Rasa sakit menjalar di seluruh wajah hingga badannya. Tinju-tinju besar mereka menyerang deras bagaikan hujan! Dan langit terpental ke dinding! Hampir terjatuh. Namun tinju-tinju itu tidak berhenti mengenainya! Langit merasakan kesadarannya menipis! Berpuluh-puluh bintang bertaburan di kepalanya. Dan dia sudah tidak bisa merasakan sakit. Hingga akhirnya dunianya perlahan menjadi gelap! Dan langit sudah tidak ingat apa-apa lagi!

***

"Hei, bangun! Langit, bangunlah!" suara itu membangunkannya. Langit membuka matanya secara perlahan-lahan. Terlihat putih di sekelilingnya! Langit memicingkan matanya yang terasa silau! Ruangan ini terasa terang benderang, bahkan terlalu terang dann sangat silau untuk ukurannya. Hingga langit harus mengedipkan matanya berkali-kali.

"Dimana aku?" tanya Langit lirih. Dia menoleh dengan perlahan ke kanan kirinya, kemudian terbangun. Dia terduduk di sebuah ranjang berwarna putih, satu warna dengan dinding yang juga bercat putih.

"Dimana ini? Apakah ini di rumah sakit?" Langit bertanya sekali lagi. Dia merasa tadi ada yang memanggil-manggil namanya. Menyuruhnya untuk bangun. Namun nyatanya tidak ada siapa-siapa di sini. Hanyalah dia seorang diri.

"Jangan-jangan...Apakah aku sudah mati?" pertanyaan ketiga Langit. Membuat hatinya bergetar dengan keras!

"Ya Tuhan! Apakah aku benar-benar sudah mati?" di pertanyaan keempatnya, Langit merasakan kepedihan di hatinya. Dia menggigit bibirnya. Menahan agar tangisnya tidak tumpah.

"Sayangnya kamu belum mati!" sebuah suara mengejutkannya. Kontan Langit menoleh ke samping kanannya!

Seorang pria paruh baya, dengan setelan Tuxedo berwana putih, berbalut rompi dalam berwarna hitam, serta sebuah tope Laken Fedora hitam berpita emas menghampirinya. Pria ini lagi yang datang! Entah muncul dari mana!

"Si..siapa anda? Dan dimana aku berada sekarang ini?"

"Kamu akan segera tahu siapa aku, dan kamu sekarang berada di alam antara hidup dan mati! Namun sepertinya kamu belum bisa mati sekarang, waktumu masih belum datang! Tuhan masih mengizinkan kamu untuk hidup!"

"Apa? Alam hidup dan mati? Paman pasti becanda! Yang benar saja, mana ada alam seperti itu?"

"Jelas ada! Kamu pikir ini dimana?"

"Ini...ini seperti di ruangan khusus rumah sakit?"

"Rumah Sakit kepalamu! Kamu tidak akan bisa keluar dari sini sampai kapanpun, kalau Tuhan tidak mengizinkan!"

"Apa? Maksudnya...Ya Tuhan, jadi aku benar-benar berada di alam lain? Tapi bagaimana bisa?" Langit terhenyak. Kaget luar biasa.

"Kalau Tuhan berkehendak, semua pasti bisa! Karena bagi-Nya, tidak ada yang tidak mungkin!"

"Oh ya? Lalu, aku harus bagaimana sekarang? Aku... aku masih bingung dengan keadaanku! Kenapa aku bisa sampai kemari?

"Kamu ingat, sudah di hajar habis-habisan? Kalau itu manusia lain, mungkin dia sudah mati! Namun kamu masih diberi izin hidup oleh Sang Pencipta! Karena banyak sekali daftar kesalahan-kesalahan yang harus kamu tebus!"

"Iya aku ingat, waktu itu aku di habisi anak buahnya Diego! Lalu, menebus kesalahan? Maksud paman..."

"Ya, kesalahan kamu! Tidak ada maksud apa-apa, dan aku bukanlah pamanmu! Panggil aku Wangsa!"

"Wa..Wangsa? Baiklah paman Wangsa, terima kasih atas pertolonganmu!"

"Tidak perlu pakai paman! Cukup Wangsa saja! Karena kedudukanmu sebenarnya lebih tinggi dari pada aku!"

"Tidak paman, aku harus menunjukan rasa hormatku kepada yang lebih tua! Tidak sopan jika aku memanggilmu dengan sebutan nama saja, dimana adab dan Tata Krama ku sebagai seorang manusia?"

"Hmm, kamu...kamu benar-benar mirip dia!"

"Dia? Siapa dia?"

"Nanti kamu juga akan tahu, bahwa kamu sebenarnya adalah dia! Sayang sekali kamu telah banyak menyimpang jauh dari dia! Sepertinya aku akan lama mengajarimu supaya kamu tahu, siapa dirimu yang sebenarnya!"

"Paman, aku benar-benar tidak mengerti apa yang paman katakan! Biar aku tidak tambah bingung, bolehkah aku banyak bertanya?"

"Baik, tanyalah!"

"Pertama siapa paman sebenarnya? Dan kenapa paman mengenaliku? Lalu aku berada di sini sekarang, bisakah aku kembali ke dunia nyata? Lalu apa kesalahanku? Bagaimana caraku untuk menebusnya? Dan yang terakhir, siapakah Dia yang paman maksudkan tadi?"

"Pertanyaanmu banyak sekali! Baiklah, aku akan menjawabnya satu per satu! Namaku adalah Wangsa, aku sudah memperhatikanmu sejak lama, namun aku baru bisa berinteraksi langsung denganmu ketika usiamu menginjak dua puluh tahun! Bukankah kamu sudah berada di usia itu sekarang?"

"Benar sekali paman! Tiga hari yang lalu, aku genap berusia dua puluh tahun!"

"Bagus, kamu masih ingat umurmu sendiri, berarti kamu masih waras dan bisa mengingat dengan baik! Asal kamu tahu, dari usia itulah sebenarnya kamu mulai berkembang! Segala anugerah yang diberikan Tuhan kepadamu, akan nampak dari mulai sekarang dan kedepannya! Kamu bisa menyebutnya sebagai Kuasa Tuhan atas dirimu! Lebih tepatnya disebut sebagai Kuasa Illahi!"

"Kuasa Illahi!? Luar biasa sekali kedengarannya? Apakah itu semacam..."

"Apakah kamu merasa ada yang aneh dengan dirimu akhir-akhir ini?"

"Aneh? Apa yang aneh? Aku tidak merasa ada yang aneh paman? Tapi...tunggu..."

"Coba kamu ingat-ingat lagi! Apa kamu tidak menyadarinya?"

"Tunggu..Aku.. Aku merasa...Ya, aku sadar! Aku ingat! Aku...Aku di sukai banyak wanita, paman!" Langit menjerit senang.

"Bukan itu bodoh! Dasar Sombong! Itu memang bawaan lahir kamu! Karena kamu memang di anugrahi wajah yang tampan!" Wangsa menepuk keningnya. Setengah kesal.

"Lantas apa paman? Aku tidak tahu..."

"Kamu sering di pukuli orang? Bagaimana rasanya?"

"Sakit sekali paman!"

"Siapapun tahu, kalau di pukul pasti sakit! Maksudku sesudahnya?" tanya Wangsa mulai jengkel.

"Ya biasanya aku babak belur paman!"

"Aduh, kamu ini! Sesudah babak belur, kamu terus bagaimana?" Wangsa mulai siap dengan cakarnya.

"Ya aku obati paman!"

"Sesudah itu?"

"Ya, sembuhlah paman! Eh, Tunggu! Tunggu.. I..iya aku ingat! Aku ingat! Maksud paman, aku bisa sembuh dengan cepat? Itu kan maksudnya?"

"Iyaaa...! Kenapa kamu lambat sekali cara berpikirnya!" Wangsa menggigit jari-jarinya. Menahan kesal.

"Itu adalah salah satu Kuasa Illahi yang diberikan Tuhan untukmu! Kamu boleh menyebutnya sebagai Kuasa Regenerasi Diri! Itu adalah Kuasa Illahi pertama! Kuasa itu akan aktif secara otomatis ketika kamu sudah berusia dua puluh tahun! lainnya nanti akan kita bahas, sekarang aku akan menjawab pertanyaanmu yang ke dua! Kau pasti akan kembali ke dunia nyata, karena kamu harus menebus banyak kesalahan yang kamu lakukan! Yang tidak jarang membuat malu aku, dan juga leluhurmu!"

"Leluhur?"

"Nanti kita akan bahas juga tentang itu! Mengenai kesalahanmu, itu juga teramat banyak! Namun kamu masih bisa menebusnya dengan dua cara, yaitu selalu melakukan kebaikan untuk sesama manusia, juga menjalankan segala yang diperintahkan oleh Sang Khaliq! Secara gamblangnya nanti akan kita bahas! Dan yang terakhir, Dia yang kamu maksud adalah leluhurmu sendiri! Kakek buyut dari kakek buyut dari kakek buyut dari kakek buyut, dari kakek buyut dari kakek buyutmu! Lebih tepatnya, kamu adalah generasi ke-111 dari beliau!"

"Hah? Generasi ke-111 dari beliau? Banyak sekali? Siapakah beliau yang paman maksudkan?"

"Kita akan bahas semuanya nanti! Sekarang, waktumu kembali ke Dunia nyata! Sebelum itu, aku akan coba memberi tahu dan membuka Kuasa selanjutnya yang sudah seharusnya kamu miliki!"

"Kuasa selanjutnya? Maksudnya?"

"Sudah cukup! Jangan banyak tanya! Aku akan membuka Kuasa selanjutnya yang di berikan Tuhan kepadamu! Ketahuilah, Kuasa Illahi itu amatlah banyak, jika kamu beruntung dan mau serius mempelajarinya, kamu akan bisa mendapatkan semuanya! Tapi itu tidaklah bisa sekaligus! Karena kamu pasti tidak akan mampu menerima semuanya! Apa yang akan ku berikan, haruslah secara bertahap, agar kamu bisa mencerna dan memahaminya dengan baik!"

"Baiklah paman, aku menunggu perintahmu selanjutnya!" Langit tiba-tiba menjadi bersemangat. Dia langsung duduk bersila. Seperti seorang murid yang hendak menerima sebuah Ilmu Kanuragan yang siap diturunkan oleh guru nya.

"Kamu adalah orang baik, namun kebaikanmu terkadang selalu dimanfaatkan oleh orang lain, dan itu tidak jarang membuatmu selalu terkena masalah! Apakah aku benar?"

"Engkau benar sekali paman! Kenapa paman bisa tahu?"

"Sifat dan kebaikan hatimu adalah Kuasa yang diberikan Tuhan kepada leluhurmu yang perempuan! Dia adalah seorang Ratu! Dari sanalah sumber aura kebaikan hatimu!"

"Oh ya? Luar biasa!"

"Dan ketampananmu adalah Berkah dari Tuhan yang diberikan kepada leluhurmu yang laki-laki! Dari sanalah sumber aura ketampananmu berasal!"

"Wow! Hampir tidak bisa ku percaya! Jadi maksud paman, leluhurku adalah seorang Raja dan Ratu?"

"Hmm, kamu mulai mengerti sekarang! Tapi kamu tidak tampak seperti mereka bukan? Kamu terlahir miskin, selalu terhina, dan selalu di rundung masalah! Itu yang mau kamu katakan!?"

"I..iya paman, engkau benar lagi..."

"Setiap manusia lahir dengan nasib dan takdir yang berbeda! Semua adalah karena kehendak Sang Pencipta! Namun biasanya, Trah seorang Raja, akan tetap menjadi seorang Raja! Bagaimanapun keadaannya!"

"Ma..maksudmu apa aku akan jadi seorang Raja? Tapi mana mungkin, negara ini tidak menganut sistem Kerajaan, dan kalau aku mengikrarkan diri jadi Raja, aku bisa di Penjara!"

"Jangan berfikir terlalu jauh! Aku kan sudah bilang biasanya! Bukan berarti itu sebuah keharusan! Semuanya tetap kembali kepada Kehendak Tuhan! Tapi minimalnya, kamu akan lebih dihargai, dihormati, kamu akan punya kuasa serta pengaruh, dan wibawamu akan terlihat di mata sesama manusia! Intinya, kamu akan lebih tinggi dari manusia lainnya! Karena kamu mewarisi Trah seorang Raja!"

"Caranya bagaimana paman?"

"Pertama, dengan Izin Sang Khaliq, aku akan membuka Kuasa Illahi kedua, yakni Kuasa Kekuatan kepadamu, karena kamu mulai sekarang harus mulai bisa melindungi dirimu sendiri! Dengan satu syarat..."

"Apa itu paman?"

" Kamu harus menyelamatkan seekor Kucing, dan temukan cincin ini!" Wangsa memperlihatkan sebuah gambar hologram yg tiba-tiba saja muncul di atas tangannya, dan sebuah gambar hologram sebuah cincin dengan mata Berlian putih segi delapan, yang keseluruhan watangnya berwarna emas!

Langit menatap dengan perasaan takjub gambar Hologram yang bergerak seperti nyata, berputar-putar di atas tangan Paman Wangsa.

"Cincin ini di jadikan sebagai kalung di leher seekor kucing! Selamatkan kucingnya, dan temukan cincinnya! Kalau sudah ditemukan, kamu boleh dan diizinkan memakainya! Maka kamu akan segera mendapatkan Kuasa Kedua, yakni Kuasa Kekuatan!"

"Kucing dan kalung? Kuasa Kekuatan? Semudah itu? Ini sungguh Luar biasa!"

"Kamu bersedia dan bisa melakukannya?"

"Aku akan berusaha Paman!"

"Bagus! Kalau begitu, kembalilah!"

***

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Standely James
tokoh utama bodoh macam penulis nya hahhhahaaaa...anjerrrrrr
goodnovel comment avatar
TAURUS CHANEL
tokoh utamanya terlalu naif dan tolol, lebih bagus kalo tokoh utamanya diganti menjadi cahyo
goodnovel comment avatar
Arif kurniawan83
bertele-tele
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status