Share

AWAN - THE NEXT SANJAYA
AWAN - THE NEXT SANJAYA
Penulis: sutan sati

1. TERTAWAAN SATU SEKOLAH

Hari itu, seorang remaja dengan penampilan lusuh dan eskpresi malas baru saja memasuki gerbang sekolah. Padahal, ini adalah hari pertama sekolah setelah liburan semester. Seperti biasa, tidak ada seorang pun yang menganggap kehadirannya di sekolah ini. 

Meski sejatinya, ia memiliki rupa yang tampan. Hanya saja, ia terlalu cuek dengan penampilannya dan ditambah dengan ekspresinya yang terkesan pemalas, membuat orang yang menatapnya akan langsung merendahkannya tanpa terkecuali.

Cowok tersebut bernama, Awan.

Naman lengkapnya? Ya, Awan! 

Bukankah itu nama yang terlalu singkat? Tapi, memang itu nama yang diberikan oleh orang tuanya.

Tiga semester berada di sekolah ini, Awan sudah terbiasa dengan tatapan acuh semua orang terhadap dirinya dan tidak pernah mempedulikan semua itu. Hari itu, ia merasakan perasaan yang sangat aneh.

TIba-tiba saja, semua orang memperhatikan dirinya. Bahkan, orang yang tidak dikenalnya sekalipun, juga ikut-ikutan memandangnya. Tapi, bukan pandangan baik layaknya seorang artis populer yang banyak mendapat sanjungan dan tatapan kagum di manapun mereka berada.

Awan sangat familiar dengan tatapan seperti ini. Tatapan ini? Itu adalah tatapan yang penuh hinaan dan memandang rendah dirinya. Seolah-olah dirinya adalah makhluk hina yang dapat diinjak dan tidak pantas dipandang seperti manusia.

Lagian, bagaimana mungkin Awan tidak familiar dengan tatapan seperti ini? Di rumah, setiap hari ia mendapatkan tatapan yang sama dari ibu tirinya dan bahkan lebih dari itu.

Awan yang seharusnya menjadi pangeran di rumahnya sendiri. Tapi, semenjak kematian ibunya dan ayahnya menikah lagi dengan Silvi, ibu tirinya saat ini. Setiap hari Awan mendapat perlakuan tidak manusiawi.

Dibilang sebagai pembantu, tidak tepat! Karena Awan diperlakukan jauh lebih buruk dari itu.

Jika seorang pembantu masih mendapat gaji bulanan dan mereka masih memiliki jam istirahat. Awan justru diperlakukan sebagai budak di rumahnya sendiri. Setiap harinya, ia harus bekerja dua kali lebih berat dari pembantu pada umumnya.

Apa Awan tidak memberontak atau ayahnya tidak pernah membelanya?

Tentu saja ada keinginan seperti itu. Hanya saja, ia tidak 'bisa' melakukannya. 

Semua itu terjadi setelah ayahnya, Cipta Mahendra mengungkapkan sebuah rahasia besar sebelum ia memutuskan untuk menikahi ibu tirinya yang sekarang. Kalau sebenarnya, Awan bukanlah anak kandungnya.

Ibunya ternyata sudah hamil ketika menikah dengan Cipta Mahendra. Tidak diketahui siapa sosok pria yang telah menghamili ibunya. Namun, karena cintanya pada ibu Awan, Cipta Mahendra menerima kondisi ibu Awan dengan lapang dada.

Kehidupan mereka begitu harmonis. Hingga kecelakaan tragis empat tahun lalu yang telah merenggut nyawa ibunya.

Cipta Mahendra begitu depresi, kehilangan sosok wanita yang ia cintai.

Begitupun dengan Awan. Semenjak kematian ibunya, Awan perlahan berubah menjadi sosok yang dingin dan tidak peduli dengan apapun.

Kehidupan harmonis dan penuh kebahagiaan dalam keluarga yang kini hanya terdiri dari dua orang ini, berubah muram!

Sampai akhirnya, ayah Awan bertemu dengan Silvi yang berhasil membangkitkan gairah hidup Cipta Mahendra kembali.

Setelah beberapa waktu menjalin hubungan, membuat keduanya mantab memutuskan untuk menikah.

Hanya saja, rencana tersebut sempat ditentang oleh Awan awalnya. Sejak perkenalan pertama, Awan langsung tidak suka dengan Silvi, meskipun calon ibu tirinya itu begitu cantik dan memiliki tubuh yang sangat indah.

Namun, karena pandainya Silvi membujuk Cipta Mahendra, membuat sang ayah bersikeras dengan keputusannya dan akhirnya berhasil menekan Awan. Tentu saja, Cipta Mahendra menggunakan rahasia yang selama ini ia simpan.

Sebuah pengakuan yang membuat Awan sangat syok dan semakin terpuruk.

Ia tidak menyangka, telah hidup dengan kebohongan besar selama ini. Orang yang ia anggap sebagai ayah kandung, ternyata bukan ayahnya.

Seharusnya, ia sudah bisa menebak sedari awal. Kenapa ia tidak menyandang nama Mahendra seperti nama belakang ayahnya?

Bagaimanapun, Awan memiliki otak yang sangat encer. Hanya saja, ia terlalu mempercayai ucapan ibunya yang mengatakan, "Nama itu adalah nama lelaki yang ibu cintai."

Saat itu, ia masih kecil dan masih polos. Awan mengira, ibunya memberi namanya karena sangat menyayanginya. Sehingga, saat Cipta Mahendra mengungkapkan semua itu, dunia Awan seakan hancur. Selama ini, ia percaya bahwa Cipta Mahendra adalah ayah kandungnya dan akan selalu menjadi penyokongnya, meski tidak ada lagi sosok ibunya di tengah mereka.

Setelah mengetahui kenyataan sebenarnya, apa yang bisa dilakukan Awan? Ia tidak ubahnya seperti orang yang menumpang hidup dalam rumah Cipta Mahendra.

Awan merasa bahwa ia kini sendirian!

Awan pun tidak memiliki alasan lagi untuk menentang pernikahan 'ayah'nya dengan Silvi.

Adapun, alasan Awan menentang hubungan keduanya, karena sejak awal, Awan sudah memiliki firasat kalau ibu tirinya itu bukan wanita baik-baik yang cocok untuk mendampingi sosok ayahnya. Meskipun Silvi memiliki rupa yang cantik, semua itu hanya kedok untuk menyembunyikan karakter aslinya.

Jika digambarkan, sosok Silvi tidak ubahnya sebagai sosok wanita penggoda yang suka menaklukan laki-laki hidung belang dengan kecantikan dan keindahan tubuhnya.

Kecurigaan Awan terbukti, tidak lama setelah pernikahan mereka, Silvi mulai menunjukkan karakter aslinya. 

Ibu tirinya itu mulai berlagak seperti nyonya rumah dan mengendalikan seisi rumah.

Yang membuat Awan sakit hati, Silvi bahkan juga menempati kamar yang dulu milik ibunya. Tidak berhenti sampai di situ, Silvi juga memaksa Awan pindah dari kamarnya dan tinggal di kamar pembantu yang ada di belakang rumah dan tentu saja, Silvi juga memperlakukan Awan tidak lebih sebagai pembantu rumah yang bisa diperintah sesuka hatinya.

Ayahnya? Tidak membela Awan sama sekali. Pria itu menjadi sosok yang sangat asing bagi Awan saat ini. Sepertinya, Cipta Mahendra sudah tunduk sepenuhnya di bawah kendali sang istri.

Ketika memikirkan semua itu, hati Awan menjadi sakit.

Tapi, ia tidak bisa melakukan apa-apa. 

Bagaimana pun, ia masih bergantung pada mereka. Terutama untuk biaya pendidikannya. Awan masih teringat dengan pesan mendiang ibunya, bahwa ia harus menyelesaikan pendidikannya dan menjadi orang sukses di masa depan.

Selain itu, Awan tidak bisa pergi meninggalkan rumah yang menyimpan banyak kenangannya bersama sang ibu. Setiap kali, Awan hampir kehilangan kesabaran, ia selalu teringat dengan mendiang ibunya. Hampir di setiap sudut rumah ada kenangannya bersama sang ibu.

Jadi, bagaimana ia bisa pergi?  

Jika tidak, Awan mungkin saja sudah kabur dari rumah yang sudah seperti neraka tersebut sejak lama.

Sekarang, Awan mendapatkan tatapan yang serupa dari setiap orang yang ia lewati. Bagaimana Awan tidak kesal!

"Apa berita itu benar? Jadi, dia adalah anak haram?"

"Serius? Pantas saja, penampilannya terlihat seperti gembel?"

"Tentu saja! Lihat saja, penampilannya lusuh dan tidak terurus. Selain itu, ia selalu berjalan kaki dan menyambung dengan angkot untuk bisa pulang pergi ke sekolah. Menyedihkan!"

"Eh, benar juga! Pantas saja, Clara tidak pernah membawanya bersamanya."

Clara adalah adik tiri Awan, anak Silvi. 

"Siapa yang tahu, ibunya telah berzina dengan siapa sehingga hamil dirinya. Beruntung saja, ayah sambung Clara masih bersedia menerima mereka."

"Seharusnya, orang seperti Awan dan ibunya dibiarkan saja menjadi gelandangan dan hidup di jalanan!"

Telinga Awan menjadi panas mendengar sekelompok cewek yang sedang membicarakan dirnya. Entah siapa yang telah menyebar berita tentang kehidupan pribadinya, sehingga sekelompok cewek ini mengetahuinya.

Emosi Awan perlahan merambat naik dan membuat kepalanya panas. Ia masih bisa menerima jika dirinya yang dihina. Tapi, tidak dengan ibunya.

Tatapan Awan tajam dan menjadi sangat dingin. Namun, saat ia hendak menegur dan memarahi kelompok cewek ini, telinganya juga menangkap orang lain juga sedang bergosip tentang dirinya. Tidak hanya satu, tapi rata-rata setiap orang membicarakan dirinya dan menatap Awan dengan penuh hinaan. 

Astaga! Apa semua orang sudah tahu tentang rahasia Awan? 

Sekarang, kehidupan Awan seolah menjadi bahan tertawaan seisi sekolah.

"Cepat pergi! Dia sedang melihat ke arah kita. Ogah deh, berurusan sama anak haram seperti dia! Meski gue bisa aja menyuruh bokap gue untuk menekan sekolah dan mengeluarkannya. Tapi, ogah harus berurusan dengan cowok gak jelas seperti dia. Gak level!" Ucap cewek terakhir dan buru-buru mengajak teman-temannya untuk segera menjauh.

Baginya, Awan tidak selevel dengan mereka. Sehingga, mereka memilih untuk menjauh.

Komen (5)
goodnovel comment avatar
Cinta Terlarang
kasian ya nasib awan sangat miris punya ibu tiri jahat
goodnovel comment avatar
lim hendy
kenapa g nyambung dengan GGAP y thor?yg kemarin z masih gantung..
goodnovel comment avatar
Admiral Samwan
Ini Awan yang mana lagi, Author? ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status