Share

Bab 4 Pembicaraan Serius

"Beb, apa maksud lo dengan putus?" tanya Kalina tak percaya.

"Lo dah dengar apa yang gue omongin, jadi gak perlu gue perjelas lagi," ucap Heru melepaskan lengan Kalina dan berlalu.

Kalina terdiam, tidak percaya, dirinya diputus begitu saja oleh Heru. Kalina pun menyusul Heru keluar untuk mempertanyakannya.

"Beb!! Beb!! Tunggu!!" teriaknya.

Heru sudah hampir tiba di mobilnya, melihat Kalina datang mengejarnya, dia pun berhenti.

"Beb! Jelasin apa salah gue sama lo? Apa kurangnya gue? Kenapa lo mutusin gue?" tanya Kalina dengan isak tangis mempertanyakan perlakuan Heru.

"Lo gak salah," jawab Heru, "yang salah, gue. Karena gue dah bosen sama lo."

Tanpa memperdulikan Kalina yang menangis, Heru masuk ke dalam mobil sportnya dan pulang ke rumah.

"Hei, Neng! Habis diputus cinta nih ye? Yuk sama Abang aje?!" ucap seorang preman yang sedang mangkal di pinggir jalan.

Pakaian kaos yang dipakainya terlalu besar, tidak sebanding dengan ukuran badannya yang kurus. Rambutnya yang dicat berwarna kuning seperti jagung terlihat seperti tidak pernah dikeramas. Celana jeans ketat hitam dengan sobekan di lututnya terlihat kotor karena debu.

Preman itu tersenyum memperlihatkan giginya yang kuning, telinga yang memakai anting bulat membuat telinganya berlubang, mendekati Kalina.

"Ngapain lo dekat-dekat sama gue! Minggir lo!" ancam Kalina.

"Hei! Jangan marah-marah, Neng! Cantik-cantik kok sukanya marah? Abang tambah pengen nyium Neng deh," ucapnya sambil terus mendekati Kalina. Kalina pun mundur dan bergegas hendak kembali ke pub. Apalagi diluar, sangat tidak aman dengan pakaiannya yang terlalu minim.

"Jangan pergi, Neng! Temenin Abang yuk?" ajak preman itu lagi.

Kalina berhenti berjalan, dan berbalik arah ke preman itu, "Akhirnya Neng mau juga sama Abang," ucap preman itu dengan tersenyum.

Kalina mendekati preman itu dan, Bugg!! ditonjoknya tepat di hidung preman itu hingga berdarah. Preman itu kaget dan memegang hidungnya yang berdarah.

"Gue gak mau diganggu!! Gue sekarang, lagi marah! Marah karena gue diputusin! Lo gak tau siapa gue kan?! Gue bisa bunuh lo sekarang juga, kalo lo masih dekatin gue!" teriak Kalina pada preman jalanan itu.

Preman itu ketakutan, tampak isak tangis Kalina berganti menjadi kemarahan. Preman itu pun lari menjauhi Kalina dan berbelok di tikungan jalan.

Kalina kembali ke dalam pub, dan mencari temannya, Michael dan Anggie yang sedang berciuman.

Brugg!

Kalina menaruh badannya di sofa, mengambil minuman yang ada di meja dan diteguknya sampai tandas.

Michael dan Anggie kaget karena kedatangan Kalina yang tiba-tiba, "Gue kira lo dah pergi sama Heru, kenapa lo balik lagi?" tanya Anggie.

"Gue diputusin!!" Matanya nyalang memandang gelas kosong yang dipegangnya dengan amarahnya, tiba-tiba saja, kraak! gelas ditangannya pecah.

"Kalina!!" pekik Anggie, melihat tangan yang terkena goresan kaca gelas.

"Hati-hati lo," ucap Anggie mengambil tisu untuk membersihkan tangan Anggie yang terluka.

"Lo urus Kalina, gue mau telepon Heru," kata Michael yang tidak terlalu suka mendengar curhatan para wanita, jadi sebaiknya menyingkir.

"Gue sudah bosan, Mike," jawab Heru ketika menerima panggilan telepon dari Michael.

"Kapan sih lo mau berhenti mempermainkan perempuan?" tanya Michael.

"Loe kan dah tahu siapa gue, gue ingin sendiri dulu," ditutupnya ponsel Michael dan Heru pun melanjutkan perjalanan pulang, memarkir mobilnya di garasi dan dilihat jam tangannya sudah hampir jam 12 malam.

Heru pun masuk ke dalam rumahnya yang sudah gelap, pintunya dibuka dan tiba-tiba saja lampu ruang tamu menyala, "Bagus yah! Jam segini baru pulang?" tanya ayahnya.

Heru kaget, dirinya sudah berumur 25 tahun tapi ayahnya memperlakukan dirinya seperti anak SMA.

"Daddy sendiri belum tidur?" Heru balik bertanya.

"Jangan mengalihkan pembicaraan! Kapan kau selesai dari kuliahmu?! Kau selalu saja hambur-hamburkan uang untuk foya-foya! Daddy sudah bilang jika dalam waktu 1 tahun ini kau tidak selesai juga, maka sebaiknya kau Daddy nikahi dengan anaknya om Triadi."

"Apakah cantik?" tanya Heru.

"Anaknya sih cantik, dulu Tante pernah dekat dengan kakak pertamanya sebelum nikah dengan Daddy-mu," jawab Bella, istri baru Sugandi Hadiningrat, yang tiba-tiba nonggol keluar dari kamar karena mendengar suaminya marah-marah.

"Sayang, sebaiknya kautunggu aku di dalam kamar saja. Aku ingin berbicara dengan Heru berdua," kata Sugandi dengan lembut kepada Bella.

Bella pun melengos kembali ke dalam kamarnya. Dia tidak berani mencampuri urusan ayah dan anak.

"Daddy ingin bicara serius dengan kamu, Heru!" ujar ayahnya.

"Apakah tidak terlalu malam, Dad?" dilihat jam tangannya, "sudah jam 12."

"Daddy tidak punya waktu, kamu pulang pun tidak jelas kapan. Masuk ke ruang kerja Daddy!" perintahnya.

Mau tidak mau, Heru pun masuk ke ruang kerja daddy-nya. Kemudian duduk di kursi berhadapan dengan meja kerja ayahnya. Sugandi pun melangkahkan kakinya, menutup pintu ruang kerjanya dengan rapat.

Dengan piama berbalut jubah dan sandal bulu, yang sepertinya couple dengan sandal istrinya, Sugandi duduk di kursi direktur, berhadapan dengan Heru.

"Dengar Heru Hadiningrat! Daddy ini sekarang sudah mulai sakit-sakitan! Daddy ingin ada penerus perusahaan yang sudah dijalankan selama hidup Daddy! Kalau kau tidak segera lulus dan menikah, sudah Daddy pastikan seluruh kekayaan akan diurus oleh istri Daddy, Bella," jelasnya.

"Apa? Daddy yakin mau menyerahkan harta Daddy itu ke si Bella?"

"Lebih baik dia, daripada kamu tidak bisa bertanggung jawab, huh," helanya dengan kecewa.

"Kau tahu? Jika kau sayang sama Daddy, perbaiki hidupmu! Daddy tidak ada selamanya untukmu! Sudah cukup selama ini Daddy kasih segala kemudahan untukmu, yang ada hanya membuat susah Daddy. Sekarang, jika kau tidak dapat bertanggung jawab, besok bisa Daddy pastikan semua harta Daddy jatuh ke tangan Bella," ucapnya dengan nada keras sambil melirik pintu ruang kerja yang terbuka sedikit.

Sugandi bangkit dari tempat duduknya, "kecuali kau bisa menemukan seseorang yang membuat Daddy tenang," lirihnya dan meninggalkan Heru sendirian di ruang kerjanya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status