Beranda / Romansa / AYO KAWIN KONTRAK / Bab 3 Modal Baru Om Haryadi

Share

Bab 3 Modal Baru Om Haryadi

Penulis: Jielmom
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-05 18:49:27

"Kau mau berapa lama lagi ingkar, Haryadi?!" Pekik seseorang di balik telepon.

"I ... iya, Boss!!" jawab Haryadi dengan gemetar. "Bagaimana bisa orang ini tahu nomor ponselnya yang terbaru?" pikir Haryadi.

"Jadi kapan?" tanya orang itu lagi.

"Satu minggu, Boss?" tawar Haryadi.

"Tiga jam dari sekarang, kau harus sudah melunasinya. Jangan kabur!! Anak buahku tidak akan segan-segan untuk menyeretmu kemari, dan aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri!!" Telepon pun ditutupnya.

Haryadi memandang ponselnya yang sudah diputus itu, "Sialan!!" ucapnya dengan marah.

"Arrgghh! Bagaimana aku bisa dapat duit sebanyak itu dalam waktu 3 jam?" Disisirnya rambutnya dengan jari tangannya. Pikirannya kacau, matanya melanglang buana ke segala arah. Dilihatnya lukisan karya Affandi milik almarhum kakaknya yang dulu dibeli dengan harga mahal, "Sepertinya laku untuk dijual."

Haryadi naik ke atas kursi, kemudian menurunkan figura lukisan dari dinding. Diambilnya lap, dan dengan hati-hati membersihkannya dari debu. Kemudian dilihat lagi, kira-kira barang apa lagi yang bisa dijual.

Haryadi mengambil vas guci, TV layar lebar, "Sepertinya masih kurang, andai kak Helena menyimpan sertifikat rumah ini, seharusnya cukup."

Haryadi bergegas, masuk ke kamar Helena, kamar yang bersih, dengan kasur ukuran besar, dimana pada bagian tembok terdapat lemari baju besar milik almarhum kakaknya dan milik Helena, "Ini namanya rejeki nomplok, kak Helena tidak membawa kuncinya," ucapnya sambil tersenyum.

Dibuka lemari milik kakak iparnya itu. Lemari itu berisi berbagai macam baju yang digantung dengan bagian bawahnya berisi koper-koper yang ditumpuk-tumpuk. Pada bagian sisi yang lain, terdapat sekat untuk menyimpan baju yang dilipat dengan alas koran.

Pada bagian antar sekat, terdapat sebuah laci yang terkunci, "Kuncinya dimana ya?" dicarinya pada bagian bawah tumpukan baju yang dilipat, semua baju ditaruhnya di atas kasur, tetapi terjatuh sebagian, "Oh di balik kertas koran," ujarnya sambil membuka kunci laci. Laci pun terbuka.

Didalamnya terdapat file folder, kemudian dibukanya. Ada berkas mengenai akta kelahiran, akta kematian, hingga dokumen yang dicarinya, sertifikat tanah, "Ini dia," ucapnya dengan tersenyum.

Haryadi hendak menutup laci, tapi matanya melihat kotak berwarna merah. Diambilnya kotak merah itu dan dibukanya, "Hahaha ... terima kasih kakak ipar!!" teriak Haryadi. Dia mengambil semua perhiasan yang ada di dalam kotak merah itu dan dimasukannya ke dalam sebuah tas.

"Haryadi!!!" teriak seseorang dari ruang tamu.

Segera saja, Haryadi tanpa sempat membereskan kembali lemari yang dia keluarkan, dia berlari ke pintu ruang tamu untuk menemui orang yang berteriak. Pintu pun dibuka.

"Oh, Boss mana?" tanya Haryadi basa-basi.

Orang yang paling depan, dengan tubuh besar berotot, kepalanya diikat kain berwarna hitam, menarik kerah baju hingga leher Haryadi terangkat sampai mendekat muka dengan muka, "Boss bilang, waktumu sudah habis, bayar hutangmu!" jawabnya.

"Tenang ... tenang, Sobat! Aku akan bayar!" ujar Haryadi berusaha tersenyum dan bersikap tenang.

Orang itu melepaskan kerah baju Haryadi, dan Haryadi mengembalikan bajunya agar lebih rapi. Namun orang itu tidak sabar dengan gaya Haryadi yang memperlambat pekerjaannya.

Dipukulnya pintu rumah dengan sekali hentakan, "Cepat!" perintahnya.

Haryadi kaget, "Ini! Ini adalah sertifikat rumah ini, hutangku beserta bunga-bunganya lunas! Catat itu! Lunas!" jawab Haryadi.

Orang itu memeriksa dokumen yang diberikan Haryadi, dan memastikan sertifikatnya benar atas rumah yang dia datangi, "Baik! Kau boleh pergi dari rumah ini! Sertifikatnya akan aku berikan pada bos," jawab orang itu.

"Sobat, keponakan aku sedang berada di rumah sakit, jadi bagaimana kalau kalian datang lagi besok? Dia harus membawa barang-barang pribadinya bukan? Lagian kalian dapat datang kapan saja karena aku akan memberikan kunci rumah ini pada kalian," ucapnya.

Orang itu berpikir, dia meminta pendapat kedua temannya, "Oke! Besok kita akan kembali kemari untuk meminta keponakanmu untuk mengosongkan rumah ini," jawabnya, kemudian menyuruh teman-temannya pergi, "Ayo!"

"Aku juga harus segera pergi," ucapnya dengan bersenandung, diambilnya selembar kertas dan menuliskan surat. Dilipatnya surat itu dan di taruh di atas ranjang milik kakak iparnya, "Maafkan aku kak Helena, aku terlalu takut untuk mati, kuharap, aku bisa sukses di luar sana, dan pasti aku akan berterima kasih dengan membawamu sejumlah uang," ucapnya sambil menutup pintu kamar.

Dicarinya kunci mobil milik almarhum kakaknya, kemudian dinyalakan, "Kak, aku pinjam buat modal ya mobilnya, lagian kakak ipar belum tentu bisa pakai selama dia sakit," ucapnya seolah-olah mobil itu adalah kakaknya.

Dibuka bagasinya, lalu membawa barang-barang yang sudah dia kumpulkan dan dimasukannya ke dalam mobil, hingga mobilnya penuh dengan barang.

"Selamat tinggal kak Helena, selamat tinggal keponakanku yang cantik, Sarah! Doakan om-mu ini kaya! Hahaha," ujarnya dengan senang.

"Hutangku lunas, dan sekarang aku punya modal." Haryadi mengeluarkan mobil dari garasi, kemudian menutup gerbangnya dan melajukan mobilnya pergi.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • AYO KAWIN KONTRAK   Bab 98 Alexander Jonatan Hadiningrat

    "Apa?" tanya Sarah sambil terisak."Tante Bella sudah tidak ada." Heru menelepon resepsionis untuk meminta didatangkan seorang dokter.Sarah menelepon Helena untuk memberitahukan kalau dirinya sudah bertemu dengan Bella."Sarah, disini jam 3 pagi, ada apa telepon Bunda? Apa ada masalah? Kau sedang menangis?" tanya Helena yang baru bangun dari tidurnya."Bun, aku menemukan tante Bella!" isak Sarah."Bella? Kamu gak bercanda kan sayang? Ini jam 3 pagi loh!""Disini jam 10 malam Bun. Aku tidak bercanda.""Oke! Ceritakan pada Bunda, apa yang terjadi disana." Helena mendengarkan Sarah dengan lebih serius.Sarah menceritakan bagaimana dia bertemu dengan Bella, dan bagaimana Bella bisa berada di Paris, dan bagaimana Bella mengalami penyakit dan bagaimana Bella meninggal dunia."Kasihan Bella, dia sudah jahat, tapi biar bagaimanapun juga, Bella adalah adik iparku. Dia sudah menuai apa yang sudah dia tabur. Jadi apa yang akan kau lakukan?""Pesan terakhirnya tante Bella ingin kembali ke Indones

  • AYO KAWIN KONTRAK   Bab 97 Permintaan Bella yang terakhir kalinya

    "Apa yang Tante inginkan?" tanya Heru."Sebelum aku pulang, aku ingin keadaanku bersih. Aku tidak meminta uangmu. Aku sudah tidak berarti lagi. Setidaknya aku menghargai diriku untuk yang terakhir kalinya," ucap Bella menundukkan kepala, namun Heru tak mengerti maksud Bella."Baiklah Tante, Sarah mengerti maksud Tante. Kita akan ke hotel bersama." Sarah menggandeng lengan Bella untuk bangkit dari kursi."Apa maksudmu. Sarah?" tanya Heru."Aku akan mendandani Tante Bella sebelum pulang ke Indonesia," ucapnya dengan tersenyum.Bella berjalan dengan tertatih-tatih didampingi oleh Sarah, dan Heru mengikutinya dari belakang.Bella terpukau ketika dia tiba di hotel bintang lima yang sangat mewah. Dia hanya bisa melihatnya dari jauh tidak pernah terpikirkan olehnya untuk dapat masuk ke hotel mewah tersebut. Entah apa yang membuatnya ke menara Eiffel ini. Josh tinggal jauh dari Paris. Dia hanya tinggal dipinggir kota dengan bank kecil sebagai tempat pekerjaannya. Berulang kali dia meminta Josh

  • AYO KAWIN KONTRAK   Bab 96 Siapakah Gelandangan Itu?

    "Tante Bella?" Heru melihat ke arah Sarah yang sedang melihat kepada seorang gelandangan. Gelandangan itu sedang membuka-buka tong sampah yang berlokasi tidak jauh dari tempatnya duduk.Heru bangkit dari duduknya, kemudian menarik tangan Sarah, "Kita pastikan, dia tante Bella atau bukan!" ucapnya berjalan ke arah orang tersebut.Gelandangan itu memakai baju hangat tebal berwarna hitam hingga sampai ke lutut, sepatu boot dan tas selempang dari kantong kresek berwarna merah, membungkuk ke arah tong sampah.Ditepuk-tepuk pundak gelandangan itu oleh Heru, dan gelandangan itu melihat kepada siapa yang menepuk pundaknya, betapa kaget Heru, dan gelandangan itu, karena memang benar apa yang dilihat Sarah adalah Bella.Bella kaget melihat Heru di depannya. Seketika itu pula, dia melarikan diri. Namun Heru dengan sigap menarik tangan Bella."Lepaskan!!! Lepaskan aku, Heru!!!" teriak Bella."Tante!! Tante tenang dulu!" Semua orang yang lalu lalang berhenti untuk melihat apa yang sedang terjadi. N

  • AYO KAWIN KONTRAK   Bab 95 Malam Pertama

    "Ya, saya bersedia!" jawab Heru sambil memandang Sarah yang berdiri dihadapannya."Sarah, apakah kau menerima Heru sebagai suamimu, dalam keadaan suka maupun duka? Dalam untung dan malang? Dalam sehat maupun sakit?" tanya seorang Pastor."Ya, saya bersedia!" jawab Sarah memandang Heru yang sedang tersenyum padanya."Heru dan Sarah, mulai saat ini, kalian sah menjadi pasangan suami istri. Heru, silahkan mencium istrimu," ujar Pastor mempersilahkan kedua pengantin untuk berciuman.Heru memandang lekat pada Sarah kemudian dicium bibir Sarah dengan lembutnya. Para bridesmaid-nya membuka confetti sehingga terdengar suara meriah disertai dengan kertas warna warni menghujani pengantin baru.Semua tamu undangan bertepuk tangan untuk Heru dan Sarah yang sudah sah menikah baik secara agama maupun secara negara.Acara pemberkatan dilanjutkan dengan acara resepsi. Para tamu undangan dipersilahkan untuk duduk dan menikmati makanan-makanan dan minuman yang lezat yang hilir mudik berdatangan. Pada ba

  • AYO KAWIN KONTRAK   Bab 94 Kedatangan Michael

    ***"Papi, Kalina sudah tidak tahan disini," ucap Kalina pada sambungan telepon di ruang sipir penjara."Sayang, akan papi kirim seseorang pengacara, agar kamu bisa dikeluarkan dengan jaminan, oke? Apa si Heru itu tidak mau bertanggung jawab sudah menghamilimu tapi juga melaporkanmu ke penjara? Bangs*t benar si Heru!" tanya Teddy dengan rasa marahnya mendengar dari jauh putrinya dipenjara oleh suaminya sendiri."Hm, bukan Heru yang hamilin Kalina, pih ....""Apa!! Kau! Bagaimana bisa kau menikah dengan Heru tapi hamil dengan orang lain?!" gertak Teddy yang kesal dengan kelakuan putrinya."Kalina pikir, dengan cara seperti ini, bisa membuat Heru cepat menikahi Kalina," bela Kalina."Memang! Heru cepat untuk menikah denganmu, tapi pada akhirnya apa? Dia yang membatalkan pernikahannya dan melaporkan kamu ke penjara!""Maaf, papi!""Huft! Sudah tenang! Jika masalah sudah selesai, kau kemari saja! Tak usah lagi pikirin Heru! Papi butuh kamu di Hongkong! Mulai hidup baru dengan papi!"Kalina

  • AYO KAWIN KONTRAK   Bab 93 Semua sudah selesai?

    "Dimanakah ibu Bella, sekarang?" tanya Hotman Ferris kembali."Terakhir, ketika kami kehilangan Sarah dan ibunya, pada waktu kami sedang mengikutinya, ibu Bella memberi kami sejumlah uang untuk menyuruh kami untuk mengecek di area pelabuhan, terminal, stasiun di pulau Jawa, jadi kami pulang ke Jawa.""Lalu, siapakah Ningrum itu?""Bos Kalina yang mengganti nama Bella menjadi Ningrum agar tidak mudah dilacak," jawab Hercules dengan keadaan tertunduk."Berarti dalang untuk melakukan pembunuhan adalah Kalina atau Bella?" tanya Hotman Ferris."Bukan aku pelakunya!! Tante Bella yang melakukannya!!" teriak Kalina.Tok! Tok! Tok!! "Sekali lagi mohon tersangka tidak berbicara sebelum gilirannya! Jika sekali lagi tersangka mengganggu jalannya persidangan, maka saya perintahkan tersangka untuk kembali ke ruang selnya," ancam Hakim."Mereka adalah yang menyuruh kami untuk mencelakai Sarah dengan ibunya," ringis Hercules.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status