"Jadi, sebaiknya ibumu harus segera dioperasi. Soal dana, jangan dipikirkan, sambil jalan saja dulu, dokter berdoa agar semua dipermudah," ujar dokter Budiman.
"Baiklah dok, saya akan berusaha mencari dananya, saya ingin bunda segera sembuh," ujar Sarah.Dokter mengangguk, "Jangan lupa dengan doa. Anak yang mendoakan ibunya disaat sakit adalah salah satu obat kesembuhan," ujarnya.Sarah tersenyum, mengangguk. Kemudian keluar dari ruangan dokter Budiman kemudian masuk ke ruangan bundanya yang sudah diinfus dan diberi oksigen. Sedangkan pada bagian dinding kasurnya terdapat alat detak jantung. Sarah menangis, melihat keadaan bundanya seperti itu.Digenggam tangan bundanya dan diciumnya. Kemudian diambilnya kursi dan duduk, "Bun ... bunda harus segera sembuh, jangan biarkan Sarah sendirian di dunia ini. Sarah takut bun ... Sarah takut kehilangan bunda. Sarah belum siap menjadi sebatang kara," tangis pilu Sarah.Air matanya mengenai tangan bundanya, dan Sarah mengusap-usap tangannya untuk memberikan semangat kepada bundanya, "Yang penting, bunda harus sembuh yah! Jangan kuatir soal biaya rumah sakit! Bunda selalu mengajarkan supaya Sarah bisa menabung. Jadi jangan kuatir. Sarah hanya ingin bunda sehat seperti semula," Sarah tersenyum dan mencium tangan bundanya, tak terasa matanya pun mulai mengantuk dan tertidur.***"Heru ... ini nomer anaknya om Triadi, yang semalam Tante ngomong, kamu boleh janjian terlebih dahulu, kalau suka, bilang sama daddy, kalau kau serius sama dia. Pasti daddy bakalan luluh," ujar Bella sambil menyerahkan selembar kertas kepada Heru."Ngapain sih tante pagi-pagi gini ngurusin cewek segala? Masih ngantuk, Tante," jawab Heru ketika pintunya diketuk Bella di pagi hari."Sudah, jangan sampai daddy marah-marah terus! Cepat mandi! Bukannya kamu ada kuliah?" tanya Bella."Ya ... ya." Ditutupnya pintu kamar dan Heru kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur yang besar.Ingin rasanya kembali tidur, tapi tangannya gatal untuk melihat siapa perempuan yang dijodohkan Bella, istri ayahnya itu."Gue jadi ingin tahu seberapa rekomendasinya istri bokap gue itu," gumamnya kemudian duduk di atas kasur, mengambil ponsel dan menyimpan nomernya. Diketiknya pesan ke nomor itu, "Hai, boleh kenalan? Aku dapat nomer dari seseorang, bisa kita bertemu?"Heru melihat jam baru pukul 7 pagi, "Ah terlalu pagi," diletakkannya ponselnya, dan kembali rebahan.Tak lama, notifikasi ponselnya berbunyi, dengan enggan, Heru membacanya, "Apakah kau dapat nomerku dari Tante Bella? Jika iya, oke, jam 1 siang di Starduck, aku tunggu disana," jawabnya."Hmm ... ternyata gesit juga, baiklah, aku ingin tahu secantik apakah dirimu!" batinnya, "Ya, aku dapat dari Tante Bella, oke siang kita bertemu di Starduck," balasnya, kemudian kembali tidur.***"Mbak ... saya periksa ibumu sebentar yah?" tanya suster jaga di pagi hari.Sarah kaget dan terbangun, dilihatnya jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Dia tertidur semalaman di kursi dekat bundanya. Hari ini dia ada kuliah jam 11, quiz-nya ibu Ratna, dan berniat untuk masuk kuliah, "Suster, apakah bunda baik-baik saja?" tanya Sarah."Lihat, ibumu sudah bangun," ujar suster tersenyum."Bunda," dipeluk bundanya dan dicium pipinya, "Bunda harus sehat yah!! Sarah mau bunda sehat dan kita pulang. Sekarang, bunda disini dulu ya," ucap Sarah."Kamu ada kuliah? Bunda baik-baik saja di sini. Belajar yang baik yah, nak! Buat ayah bunda bangga samamu, nak," ujar Helena dengan tersenyum.Sarah mengangguk. Dia harus pulang terlebih dahulu untuk mandi dan mempersiapkan kuliahnya. Sarah pun pamit, mencium pipi bundanya dan pergi untuk pulang ke rumah.Dipesannya ojek online untuk mengantarkan ke rumahnya, dan tak lama kemudian, sebuah motor datang dan memberikan helm yang sepertinya tidak pernah dicuci kepada Sarah."Mbak Sarah?" tanya tukang ojek."Iya, pak." Mau tidak mau, Sarah pun menerima helm itu dan memakainya"Jalan mawar ya, Pak," ujarku."Oke! Berangkat!" jawab tukang ojek melajukan motornya."Pak! Pak! Berhenti di sini!" Ujar Sarah pada tukang ojek untuk berhenti tepat di depan gerbang rumahnya.Rumahnya tertutup, tapi tidak terkunci. Semalam, om-nya berada di rumahnya karena tidak ikut mengantarkan Sarah dan sekarang, Sarah melihat keadaan rumahnya sudah berantakan. TV, AC, lukisan mahal milik ayahnya, guci-guci mahal, dan barang-barang berharga hilang semua, om-nya tidak ada, di cari ke seluruh rumah, "Apakah ada pencuri, ataukah om Haryadi yang menjadi pencuri?" pikirnya.Sarah berlari ke kamar bundanya. Kamar bundanya pun sudah berantakan, Sarah melihat lemari baju milik bundanya berceceran ke lantai. Segera saja, Sarah mencari kotak perhiasan tempat bundanya menyimpan barang berharga.Diambil kotaknya yang sudah ringan itu dan dibuka tanpa ada isinya. Langsung lemaslah badan Sarah dan duduk di lantai sambil menangis. Di atas kasur Sarah melihat terdapat secarik kertas, diambilnya kertas itu dan dibukanya, "Sarah, om minta maaf. Om takut rentenir itu membunuh om. Om bawa perhiasan bunda supaya om bisa bertahan hidup. Jika om sukses, akan om kembalikan beserta dengan bunga-bunganya, salam om Haryadi,""Arrrggghhhh!!!!!" Teriak Sarah diikuti dengan tangisannya."Apa?" tanya Sarah sambil terisak."Tante Bella sudah tidak ada." Heru menelepon resepsionis untuk meminta didatangkan seorang dokter.Sarah menelepon Helena untuk memberitahukan kalau dirinya sudah bertemu dengan Bella."Sarah, disini jam 3 pagi, ada apa telepon Bunda? Apa ada masalah? Kau sedang menangis?" tanya Helena yang baru bangun dari tidurnya."Bun, aku menemukan tante Bella!" isak Sarah."Bella? Kamu gak bercanda kan sayang? Ini jam 3 pagi loh!""Disini jam 10 malam Bun. Aku tidak bercanda.""Oke! Ceritakan pada Bunda, apa yang terjadi disana." Helena mendengarkan Sarah dengan lebih serius.Sarah menceritakan bagaimana dia bertemu dengan Bella, dan bagaimana Bella bisa berada di Paris, dan bagaimana Bella mengalami penyakit dan bagaimana Bella meninggal dunia."Kasihan Bella, dia sudah jahat, tapi biar bagaimanapun juga, Bella adalah adik iparku. Dia sudah menuai apa yang sudah dia tabur. Jadi apa yang akan kau lakukan?""Pesan terakhirnya tante Bella ingin kembali ke Indones
"Apa yang Tante inginkan?" tanya Heru."Sebelum aku pulang, aku ingin keadaanku bersih. Aku tidak meminta uangmu. Aku sudah tidak berarti lagi. Setidaknya aku menghargai diriku untuk yang terakhir kalinya," ucap Bella menundukkan kepala, namun Heru tak mengerti maksud Bella."Baiklah Tante, Sarah mengerti maksud Tante. Kita akan ke hotel bersama." Sarah menggandeng lengan Bella untuk bangkit dari kursi."Apa maksudmu. Sarah?" tanya Heru."Aku akan mendandani Tante Bella sebelum pulang ke Indonesia," ucapnya dengan tersenyum.Bella berjalan dengan tertatih-tatih didampingi oleh Sarah, dan Heru mengikutinya dari belakang.Bella terpukau ketika dia tiba di hotel bintang lima yang sangat mewah. Dia hanya bisa melihatnya dari jauh tidak pernah terpikirkan olehnya untuk dapat masuk ke hotel mewah tersebut. Entah apa yang membuatnya ke menara Eiffel ini. Josh tinggal jauh dari Paris. Dia hanya tinggal dipinggir kota dengan bank kecil sebagai tempat pekerjaannya. Berulang kali dia meminta Josh
"Tante Bella?" Heru melihat ke arah Sarah yang sedang melihat kepada seorang gelandangan. Gelandangan itu sedang membuka-buka tong sampah yang berlokasi tidak jauh dari tempatnya duduk.Heru bangkit dari duduknya, kemudian menarik tangan Sarah, "Kita pastikan, dia tante Bella atau bukan!" ucapnya berjalan ke arah orang tersebut.Gelandangan itu memakai baju hangat tebal berwarna hitam hingga sampai ke lutut, sepatu boot dan tas selempang dari kantong kresek berwarna merah, membungkuk ke arah tong sampah.Ditepuk-tepuk pundak gelandangan itu oleh Heru, dan gelandangan itu melihat kepada siapa yang menepuk pundaknya, betapa kaget Heru, dan gelandangan itu, karena memang benar apa yang dilihat Sarah adalah Bella.Bella kaget melihat Heru di depannya. Seketika itu pula, dia melarikan diri. Namun Heru dengan sigap menarik tangan Bella."Lepaskan!!! Lepaskan aku, Heru!!!" teriak Bella."Tante!! Tante tenang dulu!" Semua orang yang lalu lalang berhenti untuk melihat apa yang sedang terjadi. N
"Ya, saya bersedia!" jawab Heru sambil memandang Sarah yang berdiri dihadapannya."Sarah, apakah kau menerima Heru sebagai suamimu, dalam keadaan suka maupun duka? Dalam untung dan malang? Dalam sehat maupun sakit?" tanya seorang Pastor."Ya, saya bersedia!" jawab Sarah memandang Heru yang sedang tersenyum padanya."Heru dan Sarah, mulai saat ini, kalian sah menjadi pasangan suami istri. Heru, silahkan mencium istrimu," ujar Pastor mempersilahkan kedua pengantin untuk berciuman.Heru memandang lekat pada Sarah kemudian dicium bibir Sarah dengan lembutnya. Para bridesmaid-nya membuka confetti sehingga terdengar suara meriah disertai dengan kertas warna warni menghujani pengantin baru.Semua tamu undangan bertepuk tangan untuk Heru dan Sarah yang sudah sah menikah baik secara agama maupun secara negara.Acara pemberkatan dilanjutkan dengan acara resepsi. Para tamu undangan dipersilahkan untuk duduk dan menikmati makanan-makanan dan minuman yang lezat yang hilir mudik berdatangan. Pada ba
***"Papi, Kalina sudah tidak tahan disini," ucap Kalina pada sambungan telepon di ruang sipir penjara."Sayang, akan papi kirim seseorang pengacara, agar kamu bisa dikeluarkan dengan jaminan, oke? Apa si Heru itu tidak mau bertanggung jawab sudah menghamilimu tapi juga melaporkanmu ke penjara? Bangs*t benar si Heru!" tanya Teddy dengan rasa marahnya mendengar dari jauh putrinya dipenjara oleh suaminya sendiri."Hm, bukan Heru yang hamilin Kalina, pih ....""Apa!! Kau! Bagaimana bisa kau menikah dengan Heru tapi hamil dengan orang lain?!" gertak Teddy yang kesal dengan kelakuan putrinya."Kalina pikir, dengan cara seperti ini, bisa membuat Heru cepat menikahi Kalina," bela Kalina."Memang! Heru cepat untuk menikah denganmu, tapi pada akhirnya apa? Dia yang membatalkan pernikahannya dan melaporkan kamu ke penjara!""Maaf, papi!""Huft! Sudah tenang! Jika masalah sudah selesai, kau kemari saja! Tak usah lagi pikirin Heru! Papi butuh kamu di Hongkong! Mulai hidup baru dengan papi!"Kalina
"Dimanakah ibu Bella, sekarang?" tanya Hotman Ferris kembali."Terakhir, ketika kami kehilangan Sarah dan ibunya, pada waktu kami sedang mengikutinya, ibu Bella memberi kami sejumlah uang untuk menyuruh kami untuk mengecek di area pelabuhan, terminal, stasiun di pulau Jawa, jadi kami pulang ke Jawa.""Lalu, siapakah Ningrum itu?""Bos Kalina yang mengganti nama Bella menjadi Ningrum agar tidak mudah dilacak," jawab Hercules dengan keadaan tertunduk."Berarti dalang untuk melakukan pembunuhan adalah Kalina atau Bella?" tanya Hotman Ferris."Bukan aku pelakunya!! Tante Bella yang melakukannya!!" teriak Kalina.Tok! Tok! Tok!! "Sekali lagi mohon tersangka tidak berbicara sebelum gilirannya! Jika sekali lagi tersangka mengganggu jalannya persidangan, maka saya perintahkan tersangka untuk kembali ke ruang selnya," ancam Hakim."Mereka adalah yang menyuruh kami untuk mencelakai Sarah dengan ibunya," ringis Hercules.