Share

Satu

Odelia tak henti-hentinya mengumpat bahkan menggerutu. Itu semua akibat pak Angga yang mengusirnya di kelas padahal dia yang hanya telat 1 menit 35 detik saja. Sungguh tak ada kata toleransi di hidup dosen itu.

"Sialan, tuh dosen," umpat Odelia yang kesekian kalinya hingga membuat sahabat karibnya memutar bola mata malas mendengar umpatan Odelia.

"Ya udah, sih, terima aja nasib lo."

Odelia melirik sinis pada Ify yang dengan mudahnya mengatakan padanya untuk menerima nasib. Apa-apaan ini? Dari semester 1 sampai 4, senyum adalah senjata yang dia gunakan untuk membuat dosen mengizinkannya masuk kelas jika terlambat. Namun pak Angga, satu-satunya dosen yang tidak terpikat padahal kata orang-orang senyumnya itu bagai magnet yang dapat menarik perhatian semua orang.

"Gue gak terima dipermalukan di depan kelas, mana tuh dosen bilang kalau senyum gue jelek kayak muka gue dan parahnya dia sama sekali gak terpanah sama senyum gue," cerocos Odelia.

"Ambil hikmahnya aja, gak semua cowok yang terpanah lihat senyum lo, buktinya pak Angga bilang kalau senyum lo itu jelek."

Ify malah memperkeruh suasana, hal itu semakin membuat Odelia kesal mendengar fakta bahwa tak semua laki-laki yang terpanah melihat senyumnya. Hei, sejak Odelia SMP sampai duduk di bangku perkuliahan, tak ada satu pun yang tak terpesona dengan senyumnya yang begitu menawan.

"Gue bakal buat dosen itu jatuh cinta sama gue, gue bakal buat omongannya tadi malah jadi bumerang," ucap Odelia menggebu-gebu. Dia benar-benar tak terima dikatai jelek oleh pak Angga—dosen killer di fakultas Hukum.

"Dengan cara?" Ify bertanya, sahabat Odelia sejak kecil itu wanti-wanti kala mendengar ucapan menggebu-gebu dari Odelia. Ify mengenal Odelia, gadis 19 tahun itu orang yang nekat dengan ide-ide gila yang membuat Ify berkali-kali harus menepuk jidat. Bahkan mungkin Ify juga terlibat di dalamnya.

"Liat aja nanti, bakal gue balas."

"Jangan macam-macam sama pak Angga kalau lo mau tenang di kampus, pak Angga itu terkenal kejam sama mahasiswa yang suka main-main sama dia," peringat Ify.

"Enggak macam-macam, cuma satu macam," ujar Odelia diiringi dengan tawa jahat miliknya.

***

"Nolan," panggil Odelia. Setelah tadi makan di kantin, Odelia kembali ke kelasnya.

Kelasnya sangat berisik ketika dia sampai, semua penghuninya tengah saling bertanya perihal tugas yang diberikan oleh pak Angga.

"Kenapa?" Nolan—ketua komisariat kelas HK-1— menghampirinya.

"Ada tugas?"

"Ada. Lo gak diijinkan ngerjain tugas ini, karena di absen lo alpa," jelas Nolan.

"Serius?"

Nolan mengangguk sebagai jawaban. Dia menerima kertas yang disodorkan Ify.

Melihat Ify yang memberikan kertas pada Nolan, Odelia mengernyit heran.

"Kok curang, lo ngerjain tugas, sedangkan gue gak."

"Nasib lo emang udah gitu, mau diapa lagi?"

Sialan. Odelia rasanya ingin mengumpat pada Ify sekarang juga.

Tapi, teringat dengan perkataan Nolan barusan yang katanya dia akan menyusul, membuat Odelia tersenyum senang. Bukankah ini kesempatan?

"Terus nilai gue gimana, anjir?"

Nolan mengangkat bahunya, tanda tak tahu. P

"Gak tahu, pak Angga gak bilang apa-apa."

Nolan pun berniat meninggalkan Odelia, tapi dengan cepat Odelia mencegahnya.

"Lo mau kemana?"

"Bawain ini ke ruangan pak Angga," jawab Nolan.

"Gue aja."

Tanpa persetujuan dari Nolan, gadis iry langsung mengambil ketas kumpulan tugas teman sekelasnya dan berlalu menuju ruangan pak Angga.

***

Angga menggeram kesal lantaran senyum mahasiswi bernama Odelia Anastasya Gavrila terus saja terngiang-ngiang di kepalanya. Ternyata rumor yang beredar di kalangan dosen-dosen tentang mahasiswi dengan senyum ajaibnya itu benar. Angga tadi hampir saja mengizinkan Odelia masuk kelas jika dia tidak membentengi dirinya.

Dewangga Baskara Putra. Dosen muda berusia 29 tahun yang sama sekali belum memiliki pasangan hidup. Prinsipnya 'Tak ada kata toleransi untuk mahasiswa yang lambat'. Setiap mahasiswa yang lambat masuk di kelasnya, jangan harap Angga akan mengizinkan mereka masuk sekalipun dia anak rektor.

Semua mengenal Angga, dosen killer, iblis tugas. Angga mendapat julukan di kampus dengan julukan iblis tugas. Bagaimana tidak, Angga tak pernah main-main memberikan mahasiswanya tugas. Katanya hanya satu, supaya mahasiswa belajar juga di rumah. Dengan adanya tugas, secara tidak langsung mahasiswanya belajar tanpa mereka sadari.

Pintu ruangannya diketuk, Angga yang tadinya menenggelamkan wajahnya di meja pun mendongak. Dengan sedikit berteriak, Angga menyuruh untuk masuk.

"Siang, Pak."

Sapaan itu tak dijawab Angga, tapi dia menatap tajam pada mahasiswi yang ada di depannya. Mahasiswi yang tak lain adalah Odelia itu tersenyum manis.

"Masuk gak ngucapin salam, kamu kira ini kandang kambing," omel Angga.

"Eh!"

Ini memang kebiasaan Odelia, jarang mengucapkan salam.

"Mau apa kemari?"

"Saya mau kasih lembar tugas sama, Bapak."

Lembar tugas? Ya tadi, sebelum keluar kelas Odelia, dia memberikan tugas yang harus dikerjakan dan dikumpul hari ini ini juga. Tapi, dia menyuruh ketua komisariat kelas bukan Odelia.

"Saya nyuruh komsat yang bawa tugasnya, kenapa jadi kamu yang bawa?" Tanya Angga. Dia tahu, kalau gadis yang ada di ruangannya ini bukanlah ketua komisariat kelas.

Sedangkan Odelia kini sibuk mencari berbagai macam alasan. Tidak mungkin kan dia mengatakan tujuannya membawa tugas teman-temannya karena ingin balas dendam dengan dosen itu? Membawa tugasnya sendiri saja ke dosen dia sudah malas, apalagi harus membawa tugas teman-temannya. Ini semua demi balas dendamnya.

"Kenapa cuma diam? Punya mulut kan?"

Sumpah, demi apa pun, mulut dosen yang satu ini benar-benar pedas. Odelia belum pernah menghadapi dosen killer seperti Angga.

"Lagian kamu juga gak ngerjain tugas kan? Kontrak kuliahnya, jika terlambat masuk kelas maka tidak bisa mengikuti kelas hari itu, juga tidak bisa mengerjakan tugas hari itu. Kamu saya anggap alpa dan gak ada nilai hari ini."

What the fuck? Odelia rasanya ingin meraup wajah Angga untuk mengutarakan kekesalannya. Dia yang berencana untuk membuat dosen itu bertekuk lutut padanya malah dibuat kesal.

"Keluar, saya gak mau terima tugas kelasmu kalau bukan komsat yang bawa," usir Angga.

"Tapi Pak, saya kan sudah di sini. Komsat kelas saya juga lagi sibuk."

"Sibuk ngapain? Dia harusnya tahu kalau itu kewajiban dia. Keluar dari ruangan saya, saya tidak suka melihat mahasiswa yang membantah seperti kamu."

Sial. Dengan perasaan dongkol, Odelia keluar dari ruangan Angga.

"Sialan, tuh dosen, gue malah diusir. Gue sumpahin gak nikah-nikah," sungut gadis itu masih di depan ruangan Angga, alhasil Angga yang ada di dalam dapat mendengarnya.

"Saya dengar Odelia Anastasya Gavrila, jangan harap nilai kamu aman di mata kuliah saya," teriak Angga di ruangannya.

Odelia mengepalkan tangannya. Baiklah, ini masih awal, biasanya awal itu selalu gagal, besok-besok Odelia yakin, dia tidak akan gagal membuat dosen itu terpesona padanya.

"Habis lo kalo udah suka sama gue," cicit Odelia sembari meninggalkan ruangan Angga.

***

Ify tak henti-hentinya tertawa kala mendengar cerita Odelia perihal dia yang diusir dari ruangan Angga. Perut gadis itu bahkan sampai sakit lantaran menertawakan Odelia, bukan hanya itu, air mata Ify sampai keluar dari sudut matanya.

"Ketawa aja terus sampai mampus," gerutu Odelia mendelik tajam pada Ify.

"Sumpah yah, hari ini tuh, hari tersial lo," ujar Ify.

Benar kata Ify, hari ini adalah hari tersialnya. Pertama, dia terlambat sebenarnya sengaja terlambat karena masuk kuliah kalau saja mamanya tidak memaksa. Kedua, dimarahi dan dimaki-maki oleh Angga di depan teman-teman kelasnya kemudian tak diizinkan masuk kelas. Ketiga, yang paling terakhir dan paling menyebalkan, diusir di ruangan dosen itu secara terang-terangan.

"Tuh dosen jual mahal banget. Gue yakin, dia itu sebenarnya terpesona sama gue, cuma diam-diam. Awas aja tuh dosen," ucap Odelia menggebu-gebu mengeluarkan kekesalannya.

"Terima aja sih, nasib lo hari ini. Semua akan indah pada waktunya bestie."

"Sialan, gimana bisa diterima? Mana hari ini gue dianggap alpa plus gak ada nilai hari ini lagi."

"Semua akan indah pada waktunya," kata Ify sambil melanjutkan tawanya.

***

Hayoloh....

Masih awal ini mah

Selamat membaca

Mungkin ini Romance-komedi, tapi komedian mungkin gak terlalu dapat. Semoga suka, ya?

bye bye

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status