"Dia kenapa nangis, sih?" tanya Rayyan pada Ify ketika pria itu telah menyusul Odelia di kampus."Tuh, habis dimarahin dosen," jawab Ify membuat Odelia langsung memukulnya.Dia bukannya tidak ingin Rayyan tahu alasan dia menangis, tapi dia hanya tak mau nanti alasannya dimarahi dosen ketahuan. Bukankah itu memalukan? Di keluarga besarnya, semua orang tahu, bahwa tak ada satu pun laki-laki yang bisa menolak pesona Odelia dengan senyum ajaib miliknya.Kalau saja Rayyan tahu, bisa-bisa dia akan membongkarnya di grup WhatsApp keluarga dan berujung dia yang dibully.Ify mengelus tangannya yang tadi dipukul Odelia, perih hingga sekarang, bahkan memerah. Kalau saja di sini tak ada Rayyan—si sepupu Odelia yang super protektif—sudah Ify balas. Ya kali, Ify hanya diam saja."Lagian, ngapain sih lo? Kok bisa dimarahin dosen? Ngadi-ngadi," omel Rayyan. Bukannya mencoba menghibur Odelia, Rayyan malah mengomeli Odelia. Sekalipun Rayyan begitu over protektif pada Odelia, dia juga tak akan membela Od
Dua hari sudah, Odelia benar-benar berhenti menggoda Angga. Rasa kesalnya masih sama seperti seperti hari di mana Angga membentaknya. Walaupun uangnya membeli kopi diganti Rayyan dua kali lipat, tapi dia masih kesal.Memangnya siapa yang tidak kesal jika dibentak? Terlebih lagi Odelia adalah orang yang sangat jarang dibentak. Sekalipun mamanya cerewet, Odelia tak pernah dibentak mamanya, apalagi papanya yang punya sifat lembut. Sedangkan Ify, ikut kesal melihat wajah Odelia yang tak enak dilihat, dia juga telah muak melihat wajah masam Odelia sejak dua hari ini."Kayaknya lo udah suka sama pak Angga, masa dibentak aja marahnya sampai 2 hari," ujar Ify.Dugaan Ify tak pernah salah, dia yakin, Odelia sudah benar-benar menyukai Angga, bukan hanya sekedar balas dendam karena harga dirinya telah diinjak-injak. Kalau Odelia tak menyukai Angga, tak mungkin gadis itu sampai marah selama ini. Ify mengenal tabiat Odelia, yang jika punya rencana seperti ini tapi malah dibuat kesal, dia marahnya
Pukul 10.30 jam mata kuliah Angga sudah selesai, Odelia tahu karena jadwal Angga memang selesai pada pukul 10.30. Saat ini, Odelia duduk di kursi yang telah disiapkan pihak kampus, kursi panjang yang diletakkan di koridor di masing-masing ruang kelas.Dari tempatnya duduk, Odelia dapat melihat gedung petinggi prodi. Gadis itu juga dapat melihat Angga yang baru saja keluar dari ruang akma. Tapi baru saja beberapa detik Angga keluar, gadis yang mungkin seumuran dengan Odelia menghampiri pria itu, membuat Odelia terbelalak kaget."Wah, parah, tuh dosen, nuduh gue pacaran, tahunya yang pacaran itu dia," sungut Odelia. Dia benar-benar tak terima tadi Angga mengunduhnya pacaran."Lah, lah, malah gandengan," lanjut gadis itu bersungut. Dia benar-benar kesal melihat Angga bergandengan tangan dengan gadis lain."Gue aja gak pernah tuh, gandengan sama pak Angga, kok dia berani banget gandeng pak Angga."Odelia memukul-mukul tasnya, menyalurkan kekesalannya lantaran melihat Angga bersama gadis i
Odelia tak tahu bagaimana dengan perasaannya, dia benar-benar tak suka melihat Angga dengan gadis lain. Apa dia telah jatuh cinta pada dosennya itu?Astaga, bukankah ini hal yang gila? Kalau dia sampai menyukai Angga, perasaannya juga tak akan dibalas Angga karena pria itu yang sudah memiliki kekasih.Pukul 1 siang, waktunya pulang karena kelasnya telah berakhir, tapi sepertinya urung saat dia melihat Angga dan gadis kemarin ada di kafe. Dinding kafe yang terbuat dari kaca itu bisa dilihat dari luar. Odelia melihat Angga juga gadis yang kemarin dia lihat bersama Angga, sedang makan di kafe dekat kampus. Begitu mesra, saling tertawa lepas juga mengobrol tanpa beban. Odelia cemburu melihatnya, hatinya terasa ngilu juga panas melihat keduanya yang begitu dekat.Kenapa semua orang selalu terlihat bahagia di mata Odelia? Tak ada yang tahu, alasan Odelia yang suka menggoda itu karena dia iri melihat orang-orang yang bisa tertawa bersama orang yang mereka cintai. Odelia belum pernah seperti
Lagi, Odelia demam tinggi, ini semua pasti karena gadis itu yang hujan-hujanan kemarin dan ditambah dengan dia yang tidur tanpa mengganti bajunya.Odelia berdeham pelan, berusaha menghilangkan rasa gatal di tenggorokannya. Suaranya juga serak, hidungnya mampet, dan kepalanya pening. Namun, dia tak ingin mamanya tahu, yang ada nanti dia malah dimarahi, bersyukur dia sudah bangun sebelum mamanya membangunkan.Walau dia tengah sakit, Odelia memaksakan dirinya untuk ke kampus. Dia sudah sangat banyak ketinggalan pelajaran. Waktu dia sakit yang hampir seminggu juga ketinggalan pelajaran Angga.Odelia mengambil tasnya yang tergeletak di lantai, tasnya pun masih basah, pasti buku-bukunya juga basah. Ah, terpaksa gadis itu akan mencatat ulang materinya.Odelia mengeluarkan semua benda yang ada di tasnya, buku cetak tentang hukum tata negara, binder, notebook, tempat pensil, makalah kelompoknya yang padahal besok akan presentasi, dan ponselnya yang benar-benar mati total."Biarin aja, deh, nan
"Maaf, Pak, kami telat."Ify memohon maaf pada dosen yang masuk di kelasnya kali ini, sedangkan Odelia di sampingnya hanya menunduk lemah lantaran sakit."Silakan duduk," suruh pak Maula, menyuruh keduanya duduk.Ify pun menuntun Odelia untuk duduk, namun baru beberapa langkah, tubuh Odelia tumbang. Gadis itu pingsan, membuat semuanya terkejut, tak terkecuali. Pak Maulana bahkan sampai bangkit dari duduknya, berniat menolong, tapi sudah didahului oleh teman-teman Odelia yang lain."Bawa ke unit kesehatan saja," perintah pak Maulana. "Yang lain duduk ke tempat masing-masing."Andre—teman sekelas Ify dan Odelia—yang menggendong Odelia ke unit kesehatan, diikutioleh Ify di belakangnya, sebelum itu, Ify pamitpada pak Maulana kalau dia tak bisa masuk kelas hari ini. Bersyukur pak Maulana mengizinkan.Sesampainya di unit kesehatan, Odelia langsung diletakkan di brankar, dan ditangani oleh salah satu petugas di unit kesehatan tersebut. Minyak kayu putih dioles di bawah hidung Odelia, agar
Bukankah ini sama saja? Kenapa juga tadi Ify takut diomeli mama Odelia kalau ujung-ujungnya dia tetap kena omel? Sena tak berhenti mengoceh, mengomel pada Ify juga Odelia padahal saat ini mereka masih berada di unit kesehatan kampus.Niat hati ingin menginfokan kalau Odelia pingsan di kampus, Ify malah kena omel, lantaran tak bilang kalau Odelia sakit."Udah tahu baru sembuh, sok-sokan pulang jalan kaki pas hujan deras. Kamu gak mau sehat?" omel Sena lagi.Gilang tak bisa datang karena memiliki banyak pekerjaan, tapi di kantornya, sejak tadi Gilang tak henti-hentinya melafalkan doa akan anaknya baik-baik saja."Mulai besok, ke kampus dianterin Mama atau papa, gak ada penolakan. Bawa motor males, dianterin gak mau."Lagi, Sena mengomel tanpa henti, matanya melirik pada Ify yang hanya menunduk."Ify juga, kalau kayak gini lagi gak Tante restuin sama Rayyan," ancam Sena.Hal itu sontak membuat Ify yang tadi menunduk seketika mendongak, menatap Sena dan langsung menggeleng cepat. Mendapat
AssalamualaikumHollaaaMohon maaf untuk tanggal 27-31 aku gk bisa update. Kalau kalian pembaca Balikan Dengan Mantan, pasti tahu aku setiap akhir bulan bakal hiatus dan balik lagi pas tgl 1 bulan depannya. Ada begitu banyak urusan aku di RL.Jadi, tunggu update aku tgl 1 Juni, yah...Gak lama kok, aku mau selesaikan ujian komprehensif sama skripsi dulu, biar cepat lulus🤭 Doakan aku yahSemangat buat kalian semua, semoga segala macam urusannya dilancarkan. Jangan terlalu dipikirin, nanti stres gk bisa makan.Jangan bosan menunggu, gk lama kok cuma sekitar 4 atau 5 hariBye byePS: bisa jadi awal bulan aku bakal crazy up, semoga tercapai kayak Balikan Dengan Mantan yah.