Share

Bab 15 Kekuatan Bunda

Kuhembuskan napas yang sedari tadi tercekat. Membalas genggaman tangan bunda yang mengerat. Hingga kulingkarkan tangan kananku pada bahu bunda serta tangan kiri tetap menggenggam tangannya erat.

“Benar Ibu Dewi, saya minta maaf. Saat itu saya masih dipenjara. Saya mempercayakan istri saya yang sedang hamil tua pada sahabat saya. Saya tak menyangka jika istri saya meninggal saat melahirkan putri kami.”

Hasan menemuinya di penjara. Menanyakan bagaimana dengan anak yang baru dilahirkan almarhumah istrinya, siapa yang akan mengurusnya? Dia hanya menyampaikan tolong berikan pada orang yang tepat. Tak menyangka jika orang yang dipilih Hasan adalah adiknya sendiri. Sekali lagi Pak Yudha meminta maaf.

Bunda menarik napas panjang, tak ada kata yang terucap. Butir bening perlahan menetes. Mba Nia mengambilkan tisu dan memberikannya pada bunda. Getaran halus kurasakan pada bahu bunda. Aku semakin mendekapnya erat.

“Ibu Dewi, saya sangat berterima kasih ibu sudah membesarkan Alisha. Saya masih
Oase-biru

Terima kasih sudah membaca. Semoga ceritanya bisa berlanjut sesuai harapan.

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status