Share

Bab 3

Author: Husky
Setelah aku mengeluarkan cairanku di dalam mulut pacarku, ia kembali tertidur pulas. Aku pun keluar dari kamar, dan langsung melihat Sarah yang sudah menyiapkan sarapan dan menunggu.

Sarah tersenyum dengan mata yang melengkung manis, seraya berkata, “Kakak ipar, sarapannya sudah siap.”

Ia menatapku, senyumnya terlihat begitu tenang, seolah semua yang terjadi semalam hanyalah mimpi belaka. Pandangan mataku jatuh pada wajahnya yang manis, lalu perlahan turun ke tulang selangkanya yang halus, bentuk dadanya yang menonjol, serta pinggangnya yang ramping.

Tatapanku seolah bisa menembus pakaian tipis yang ia kenakan. Entah kenapa, tiba-tiba aku teringat dan ingin melihatnya lagi memakai piyama yang ia kenakan semalam.

Sikapnya yang begitu tenang membuatku tidak bisa menebak apa yang sebenarnya ia pikirkan saat ini. Akhirnya aku hanya mengangguk pelan dan menyelesaikan sarapan tanpa banyak bicara.

“Kakakmu bilang, kamu ingin ikut denganku ke kantor.”

Mungkin karena nada suaraku terdengar dingin, gadis itu hanya mengangguk canggung. Namun entah apa yang baru saja terpikirkan olehnya, sesaat kemudian ia kembali menunjukkan senyum cerah.

“Baiklah, Kakak Ipar. Aku pasti akan bekerja dengan baik untukmu.”

Entah sengaja atau tidak, saat ia mengucapkan kata "bekerja dengan baik", seperti ada penekanan yang terasa berbeda. Hal itu membuatku secara refleks melirik ke arahnya, namun ketika kutengok, gadis itu tetap tersenyum manis seperti biasa, seolah barusan tidak mengatakan apa pun.

Dalam perjalanan menuju kantor, ia duduk tenang di kursi penumpang, diam dan patuh, tidak mengatakan sepatah kata pun. Setibanya di kantor, aku membawanya masuk ke ruang kerjaku.

“Kamu di sini saja. Kalau ada apa-apa, panggil aku."

Meski rasa penasaranku terhadap gadis ini semakin besar, tapi urusan pekerjaan tetap yang utama. Aku menahan diri dan kembali fokus bekerja. Setelah beberapa lama berkutat dengan pekerjaanku, aku mulai meregangkan leher ketika mendengar suara lembut yang menggoda dari samping.

“Kakak Ipar, ini teh untukmu.”

Sarah berdiri di sampingku sambil tersenyum, di tangannya sudah ada secangkir teh. Saat dia hendak menyerahkannya kepadaku, entah kenapa tangannya tiba-tiba bergetar, dan teh itu pun tumpah tepat mengenai bagian selangkanganku.

“Ah!”

Sarah berseru pelan, lalu secara refleks meletakkan ponselnya di samping. Dengan panik ia mengambil tisu dan berusaha menyeka noda di celanaku. Tangannya yang lembut bergerak canggung, matanya tampak berkaca-kaca.

“Kakak ipar, maaf aku tidak sengaja.”

Karena sangat panik, gerakan Sarah pun menjadi agak kasar. Akibat rangsangan yang bertambah, aku tanpa sadar menarik napas berat. Sepasang mata milik Sarah yang jernih menatapku lurus, seolah menyimpan berbagai emosi yang sulit ditebak.

Tubuhku bereaksi tanpa bisa aku kendalikan, bagian depan celanaku mulai terlihat menonjol. Sarah menyadari hal itu, ia menunduk dengan wajah terkejut menatap tonjolan tersebut.

“Kakak ipar, kamu…”

Rasa canggung merambat, ketika aku hendak mengatakan sesuatu, tiba-tiba terdengar ketukan di pintu.

“Pak Niko, dokumen pabrik di kawasan barat sudah dikirim. Silakan dicek.” Terdengar suara sekretaris dari luar.

Mulutku terbuka, hendak menyuruh Sarah keluar. Tapi entah apa yang ada di pikirannya, ia justru bersembunyi di bawah meja kerjaku. Belum sempat aku merespons, pintu sudah terbuka. Sekretarisku masuk, diikuti kepala departemen di belakangnya.

“Pak Niko, ada beberapa bagian di dokumen itu yang kurang jelas. Biar saya jelaskan.”

Kepala departemen menyerahkan dokumen itu kepadaku. Namun saat aku menerimanya, tanganku tiba-tiba kaku.

Dari bawah meja, gadis itu pelan-pelan menarik ritsleting celanaku!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Adik Pacarku yang Manis   Bab 10

    “Apa yang harus aku katakan? Apa yang ingin kamu dengar? Apa kamu ingin dengar fakta bahwa wanita itu sebenarnya bukan kakakku, tapi dia adalah ibuku?”Apa?!Kalimatnya sangat mengejutkanku, bahkan otakku masih belum bisa sepenuhnya mencerna apa yang sebenarnya terjadi.“Kamu bertanya untuk apa aku melakukan hal ini, kan? Aku melakukan ini untuk balas dendam!” ucap Sarah dengan suara bergetar, meluapkan emosi yang selama ini terpendam.“Wanita itu melahirkanku di usianya yang baru 16 tahun. Tapi, menjadi anaknya seperti neraka bagiku, sejak kecil aku tidak pernah merasakan kebahagiaan.”“Dia… dia malah… Saat aku pulang ke rumah untuk liburan, dia… dia menjual aku kepada seorang bajingan yang lebih pantas disebut binatang, hanya demi uang 40 juta.”Suara Sarah semakin bergetar dan kalimatnya terputus-putus, seolah sedang menggali ingatan yang sangat menyakitkan. Mataku terbelalak mendengar ceritanya, akhirnya aku paham dengan apa yang terjadi. Aku tak sanggup membayangkan penderitaan ya

  • Adik Pacarku yang Manis   Bab 9

    Hari pernikahanku dengan pacarku semakin dekat, sebentar lagi kami resmi menjadi suami istri. Namun aku justru merasa tidak ingin melanjutkan pernikahan ini. Aku terus mencari kesempatan untuk menjelaskan hal ini pada pacarku. Tapi setiap kali mulutku hendak bicara, selalu ada saja kebetulan yang membuatku menundanya.Pacarku dengan penuh semangat mengurus segala hal untuk acara pernikahan. Sedangkan aku terus membuat alasan untuk menunda, tetapi dia sama sekali tidak keberatan. Di benak pacarku, dia hanya ingin menikah denganku dan menjadi istri orang kaya. Kadang-kadang aku bahkan sempat berpikir, apakah sebaiknya aku mengajaknya putus dan memberinya sejumlah uang kompensasi. Tapi, aku tetap tak sanggup mengatakannya.Aku terus tenggelam dalam rasa ragu, sampai hari ini pun tiba, saat malam sebelum pernikahan.Selama beberapa hari, aku berdalih sibuk dengan urusan perusahaan dan sengaja tidak pulang ke rumah. Meski begitu, yang kurindukan malah si gadis penggoda itu. Pada akhirnya,

  • Adik Pacarku yang Manis   Bab 8

    Entah apakah ada perkataanku yang salah ucapkan, aku bisa dengan jelas merasakan Sarah menjadi semakin bersemangat. Bagian dalamnya terasa jauh lebih rapat, sampai-sampai seperti mencengkeram milikku.Aku tak kuasa menahan diri dan satu erangan lepas dari mulutku seiring dengan pergerakanku yang semakin cepat. Sarah menggigit bibir bawahnya erat-erat. Dia sekuat tenaga menahan diri agar tidak mengeluarkan suara apa pun.Rangsangan dan kenikmatan yang aneh itu justru semakin menghantam otak dan sarafku. Pada saat itu, aku bahkan ingin terus seperti ini, selamanya tidak terpisah.“Niko?” Dari luar pintu terdengar suara pacarku yang sedikit bingung.“Iya, masih ada pekerjaan yang belum selesai. Kamu tidur dulu saja.”Mendengar jawabanku, nada suara pacarku agak kecewa. “Baiklah, aku sebenarnya baru beli lingerie hari ini, aku ingin memakainya di hadapanmu.”Entah terpikir apa, nada suaranya tiba-tiba terdengar lebih ceria. “Nanti setelah kamu selesai kerja, aku pakai untukmu. Kamu pasti s

  • Adik Pacarku yang Manis   Bab 7

    Pacarku sama sekali tidak tahu kode misterius apa yang sedang kami mainkan. Dia hanya menepuk ringan tanganku, kemudian menegurku, “Memangnya kamu menganggap adikku ini asisten suruhanmu?”Aku hanya menjawabnya dengan senyuman, namun pandanganku lurus tertuju pada Sarah. Mungkin karena merasa bersalah ditatap seperti itu, Sarah menunduk dan fokus menyantap makanan di depannya, tidak lagi menatapku sedikit pun.Aku merasa agak bosan dan baru hendak mulai makan, ketika tiba-tiba terasa ada sesuatu yang menggesek kakiku. Aku langsung melirik ke arah Sarah yang duduk di seberang. Namun dia tetap fokus makan, tampak sama sekali tidak terusik. Meski begitu, aku jelas merasakan sepasang kaki kecil yang lembut terus menggesek betisku, bahkan perlahan naik hingga ke pahaku.Gadis sialan ini benar-benar tidak tahu malu, padahal kakaknya ada di samping!Pacarku sama sekali tidak menyadari gejolak tersembunyi di bawah meja. Dia tersenyum sambil menceritakan berbagai kejadian hari ini. Aku hanya me

  • Adik Pacarku yang Manis   Bab 6

    Setelan jas yang kupakai juga sudah ternodai cairan yang ambigu, jelas tak bisa dipakai lagi. Untungnya, di ruanganku masih ada satu ruangan istirahat kecil dengan fasilitas kamar mandi, dan aku juga selalu menyimpan pakaian cadangan di sana.Aku menggendong gadis itu untuk membawanya masuk ke dalam ruangan itu. Setelah di dalam, aku membasahi handuk, lalu dengan teliti menyeka tubuhnya yang ramping dan menawan. Di kulitnya yang putih halus terlihat bercak-bercak biru keunguan, semuanya adalah jejak yang kutinggalkan.Saat handuk hangat menyapu tubuhnya, sebuah gelombang kecil pun mulai timbul, dan aku bisa merasakan jelas kulit di bawah jemariku bergetar pelan. Gadis itu aku dudukkan di atas wastafel, kedua kakinya yang panjang dan ramping sedikit terbuka, memperlihatkan pemandangan yang indah. Hampir saja api yang tadi susah payah aku padamkan kembali berkobar.“Kakak ipar, aku cantik tidak?” tanya Sarah sambil melingkarkan lengannya di leherku dan bibir merahnya menciumku.Aku mena

  • Adik Pacarku yang Manis   Bab 5

    Aku segera memegang pinggangnya untuk menahan gerakan tubuh Sarah yang turun, namun tetap saja, lembah miliknya sudah menelan milikku setengahnya. Rasa sempit dan kenikmatan saat itu membuatku tanpa sadar menarik napas dalam, seluruh napasku menjadi semakin terburu-buru. Otot-otot di sekujur tubuhku menegang sekeras batu, kata-kata yang keluar dari mulutku pun tak lagi beraturan, seakan diperas keluar dari sela-sela gigi.“Apa kamu tahu… apa yang sedang kamu lakukan?”Alih-alih menjawab pertanyaanku, Sarah justru membungkam bibirku dengan ciumannya. Lidahnya dengan lembut mempermainkan lidahku, lidah kami saling menyambut hingga benang-benang liur terhubung di antara kami. Saat bibir kami terpisah, aku justru merasa belum puas.Sepasang mata yang menyerupai mata kelinci itu menatapku lurus. Aku bisa dengan jelas melihat bayanganku sendiri di dalam pupilnya. Seakan-akan tidak ada hal lain lagi yang jadi fokusnya selain diriku.“Kakak ipar, aku menginginkanmu… Puaskan aku, ya?” Suaranya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status