Kediaman Letnan Jenderal ....Ratu datang sendiri, para pelayan pun segera berlutut semuanya.Nabila segera menuju ke bangunan utama.Bu Mirna berdiri di depan pintu, seolah sudah menduga Nabila akan datang, sejak tadi sudah menunggu."Yang Mulia ...."Nabila tak banyak bicara, "Biarkan tabib istana periksa kondisi kakak ipar dulu."Nabila memang datang bersama tabib istana.Bu Mirna seolah menemukan sandaran, mengangguk berkali-kali."Baik, baik, memang harus diperiksa. Tadi tabib itu bilang, kakak iparmu sudah tak bisa diselamatkan ...."Setelah tabib masuk, Bu Mirna membawa Nabila ke ruang samping.Begitu pintu ditutup, barulah Bu Mirna memberitahukan Nabila kejadiannya."Saat kejadian, Nadine melihat langsung, dia sedikit terguncang, sekarang masih pingsan, Lukas yang menjaganya. Katanya, Nadine tak apa-apa, jadi aku datang dulu ke Kediaman Letnan Jenderal."Nabila mengernyit, wibawanya terpancar meski tak marah.Tak lama, Baron masuk melapor."Yang Mulia, semuanya sudah kami selid
Begitu mendengar teriakan Tania, seorang pria berlari keluar dengan tubuh penuh keringat. Pakaian di tubuhnya sudah sangat lusuh, dan terkena kuah sari kacang.Dia adalah Melvin.Para pelayan melihat tuan muda kedua yang kini tampak kurus, sampai-sampai nyaris tak mengenalinya."Sudah malam begini ada urusan apa, jangan-jangan ada sesuatu yang terjadi pada ayahku di Kota Gido?"Melvin mengucapkan kalimat itu dengan sedikit khawatir.Dia yakin, kalau bukan karena urusan besar seperti hidup dan mati, Keluarga Feno tak mungkin mencarinya.Lagi pula, sebelumnya dia juga sudah cukup tegas, untuk mengusir para pelayan yang dikirim ibunya, dia sampai bilang begini ...."Kecuali si tua itu mati, jangan ganggu aku lagi!"Pelayan itu tertawa sambil berkata, "Tuan Melvin, Nyonya menyuruh aku datang untuk memberitahukan Tuan, Nona Nadine sudah pulang, dan keluarga akan mengadakan jamuan makan. Semua menanti Anda pulang."Melvin mendengus dingin."Nadine sudah pulang? Urusan apa sama aku? Pergi! Pe
Setelah meninggalkan istana, Nadine kembali ke Kediaman Feno dan tinggal sementara di situ bersama Lukas.Nadine sudah mengetahui kebenaran soal penculikannya di masa lalu, jadi tak takut lagi untuk menghadapinya.Karena itu, Lukas pun tidak mencegahnya tinggal di situ.Namun, Nyonya Mirna yang sudah resmi bercerai, tidak pantas tinggal di Kediaman Feno. Karena itu, dirinya pergi ke Kediaman Letnan Jenderal dan tinggal di rumah putranya. Sekalian, dia hendak menasihati putranya agar tidak mengabaikan istri dan anak demi selir luar itu.Akan tetapi, celotehan Nyonya Mirna membuat Vincent sangat jengkel.Dia segera angkat bicara ...."Ibu, pada akhirnya, aku hanya ingin seorang anak laki-laki.""Darah keturunan Keluarga Feno harus dilanjutkan."Nyonya Mirna segera balik bertanya, "Kalau kamu ingin anak laki-laki, apa menantuku tak bisa melahirkan? Harus pergi cari perempuan luar?"Bagi ibunya, jelas-jelas itu cuma alasan untuk mencari kesenangan!Vincent terdiam cukup lama, lalu berkata
Setelah mendengar penjelasan itu, Nabila tampak merenung.Desas-desus yang beredar di istana juga pernah didengar Nabila.Namun, dia tak pernah memedulikannya.Apalagi diri Kaisar ....Setiap hari Kaisar harus mengurus begitu banyak urusan negara. Begitu turun dari ranjangnya, dia harus segera pergi ke ruang kerja istana untuk membaca laporan. Kaisar yang sesibuk itu, bagaimana sempat peduli dengan gosip-gosip itu."Selir Nita terlalu khawatir, begitu juga kamu," ucap Nabila membuka suara."Tapi ...."Nabila meletakkan tangannya di bahu wanita itu, suaranya lembut."Nadine, yang terpenting sekarang adalah kamu. Kamu sudah tahu kebenaran tentang kejadian di masa lalu. Karena itu, aku dan Ibu, juga Lukas yang di luar istana, kami semua khawatir padamu, berharap bisa berada di sisimu setiap waktu."Kalau kamu meninggalkan istana dan bisa bersama Lukas, tentu saja itu hal baik."Tapi, aku hanya ingin tanya satu hal, apa kamu sudah siap menghadapi dia?"Setelah ragu sejenak, Nadine mengangg
Kedua kakak beradik Keluarga Feno adalah kembaran, tetapi sifat mereka sangat berbeda.Selir Nita menatap wanita di depannya, segera berbicara tanpa basa-basi."Desas-desus di istana soal kamu dan Yang Mulia Kaisar, sampai sekarang masih saja beredar. Nona Nadine benar-benar belum pernah dengar sama sekali?"Nadine cukup terkejut."Aku dan Yang Mulia Kaisar?"Tak heran dia belum dengar. Dia hampir selalu tinggal di Istana Rubi, jarang sekali keluar. Lagi pula, para pelayan di Istana Rubi juga bukan tipe orang yang suka bergosip, apalagi berani berbicara sembarangan di hadapannya.Selain itu, belakangan ini Nadine lebih sering di luar istana, jadi memang tak sempat memperhatikan gosip-gosip di dalam.Melihat Nadine benar-benar tak tahu apa-apa, maka Selir Nita segera saja menceritakan semuanya.Setelah mendengar, wajah Nadine segera memerah karena marah."Mereka, mereka kok bisa berbicara begitu!"Aku ini sudah menikah, tinggal di istana pun cuma karena rindu pada Kakak, ingin lebih ser
Istana Kekaisaran.Yohan melangkah masuk ke Istana Rubi. Kalimat pertamanya dilontarkan kepada pelayan istana."Ratu sudah kembali?""Yang Mulia, Ratu sedang berada di dalam, menemani kedua pangeran kecil."Begitu mendengar itu, Yohan yang semula tak terlalu berharap, segera tersenyum.Dia mempercepat langkah, masuk ke aula dalam."Nabila, kamu ...."Tak disangkanya, selain Ratu, Nadine juga berada di dalam aula.Yohan segera menyembunyikan ekspresi kegembiraan yang meluap, kembali menjadi kaisar yang dingin dan tegas.Nadine pun segera berdiri, "Salam hormat, Yang Mulia."Nadine sudah pernah menjadi pemimpin kerajaan, membuatnya tidak lagi setakut dulu saat menghadapi Kaisar. Tapi bagaimanapun, kewibawaan seorang Kaisar tak bisa dianggap remeh.Nadine kemudian berpaling pada Nabila dan berkata, "Kakak, kalau begitu, aku pergi bersiap dulu."Nabila mengangguk ringan padanya.Setelah Nadine pergi, Yohan segera memeluk Nabila, mencium keningnya, lalu pipinya, lalu bibirnya."Hari ini mau
Kediaman Letnan Jenderal.Vincent minum untuk melupakan kesedihan.Dia khawatir tentang Nadine, dan membenci ketidakmampuannya sendiri.Istrinya, Hannah, datang ke sisinya dan merebut cangkir araknya."Kamu sedang apa?"Sebagai suami istri, masih ada rasa sayang Hannah terhadap suaminya.Melihat suaminya begitu murung, hati Hannah juga ikut terasa sakit.Vincent tiba-tiba memeluknya. Vincent dalam postur duduk, sedang istrinya berdiri. Kepalanya menempel di perut sang istri, seperti seorang anak kecil yang mencari penghiburan, tampak keadaan batinnya begitu rapuh."Aku telah membuat kesalahan besar ...."Hannah tertegun sejenak, lalu mengangkat tangan dan menepuk-nepuk punggungnya dengan lembut.Diam-diam Hannah menenangkan dan menemaninya.Hingga perlahan-lahan, Vincent tertidur.Di dalam istana.Nabila telah berjanji pada Nadine, akan memberitahukan dirinya tentang hal-hal yang terjadi di masa lalu.Hanya dengan mengingat kejadian itu saja, Bu Mirna sudah merasa amat sedih, maka dia
Kemunculan mendadak Nadine membuat Nabila dan Vincent sama-sama terkejut.Nabila segera bangkit dan melangkah cepat menuju Nadine."Nadine, kamu ...."Nadine segera menatap tajam ke arah Vincent."Kakak, yang barusan kamu katakan, benarkah? Ingatanku yang hilang itu, ada hubungannya dengan para perampok gunung, 'kan?"Wajah Vincent pucat pasi, tampak tak berdaya."Aku ...." Dia menoleh ke arah Nabila, berharap Nabila bisa mengatakan sesuatu untuk membantunya mengelak.Jika Nadine tahu soal itu, dia pasti akan kambuh.Kalau sampai itu terjadi, Vincent akan makin merasa bersalah.Nadine menoleh menatap Nabila, matanya menyiratkan keteguhan hati."Kakak, benarkah?""Aku ingin mendengar yang sebenarnya.""Katakan padaku, apa aku benar-benar pernah ...."Nadine sangat emosional, mencengkeram lengan Nabila, tubuhnya bergetar.Seolah ada sesuatu yang mengerikan merasuk ke kepalanya, yang tak bisa diusir pergi.Nabila mengangkat tangan memeluknya, tatapannya lembut tetapi penuh kekuatan."Jang
Nabila berpikir matang-matang, "Temui saja."Tak lama kemudian, Vincent dibawa masuk ke Istana Rubi.Di aula utama, Nabila duduk di kursi utama, tampak berwibawa meski tanpa amarah.Meskipun dia dan Vincent adalah kakak beradik kandung, hubungan mereka tak begitu dekat.Dari Keluarga Feno, satu-satunya yang benar-benar dekat dengan Nabila hanyalah Nadine.Vincent mengenakan pakaian pejabat dan memberi salam dengan hormat."Hamba memberi hormat pada Yang Mulia Ratu."Sebagai seorang pejabat, dirinya jelas setia dan berdedikasi.Nabila tak perlu memperlihatkan wajah masam padanya hanya karena wanita simpanan itu.Lagi pula, bahkan kakak iparnya, Hannah, sebagai istrinya yang syah tidak mengeluh apa-apa, jadi untuk apa Nabila mengambil alih kemarahan itu."Silakan duduk.""Terima kasih, Yang Mulia Ratu."Nabila segera bertanya, "Kakak masuk istana, ada keperluan apa?""Kemarin istriku mengatakan bahwa atas perintah Yang Mulia Ratu, dia akan menjadi guru di sekolah privat itu. Yang Mulia R