Share

Bab 14: Melepas Gaunnya

Penulis: NACL
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-01 10:35:17

‘Bangun, Di! Mas Dhava bukan single lagi. Jaga sikap kamu!’ maki Diana dalam hati, tangannya meremas gaun depan dada. Apalagi seseorang di samping pria itu menatap lekat padanya.

​Diana yang sempat tercenung sesaat, kini tersadar. Usai ditampar oleh kenyataan tentang Dhava dan juga dirinya yang … sebatas sepupu dan klien.

Tidak lebih!

​Ya, ia harus profesional. Perlahan langkah Diana memperpendek jarak. Ia memaksakan senyum manis di bibir. Tidak boleh merusak kebahagiaan siapa pun!

​“Hi, Mas.” Mata karamel itu menatap pada Dhava, dan ia menggesernya turun ke samping. “Wah, kita udah lama nggak ketemu, ya.”

​“Iya, Aunty. Apa kabal?” Tangan mungil putih bersih terjulur. Diana menerimanya dan anak itu mencium punggung tangannya. “Aku kangen cama Aunty.”

​Kecintaannya pada anak-anak membuat Diana spontan memeluk bocah yang tingginya tidak sampai sedadanya.

​“Aunty juga kangen kamu, Davka. Ngomong-ngomong ada yang
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Aduh, Sayang Jangan Goda Aku Terus   Bab 63: Pasien Klinik Cantik

    Tanpa buang waktu lagi, Dhava turun ke lantai satu. Ia keluar dari butik. Diana yang melayani pelanggan sempat memperhatikan tingkah pria itu yang tergesa.Tepat di depan bangunan, Dhava langsung memanggil petugas keamanan kawasan pertokoan. Ia memberikan instruksi rahasia dengan nada rendah.“Di lantai dua kerabat saya keracunan, dia minum terlalu banyak. Tolong Bapak antar di masuk taksi! Tenang Pak ada uang capek,” tawar Dhava, ekor matanya melirik ke kaca di lantai dua.Petugas itu mengangguk patuh.Tak lama, Dhava dan dua petugas itu sudah menghilang dengan cepat menaiki tangga menuju lantai dua butik.Diana sontak merasa ada sesuatu nakal sedang direncanakan terapisnya itu di atas sana. Ingin sekali ia meninggalkan pelanggan yang cerewet ini untuk menyusul. Namun, tanggung jawab menahan langkahnya.‘Apa mereka berantem tadi? Jangan-jangan Mas Rayan …,’ batin Diana penasaran.Sialnya, ia hanya bisa menelan kegelisahan dan hasratnya untuk tahu apa yang sedang dilakukan sang terapi

  • Aduh, Sayang Jangan Goda Aku Terus   Bab 62: Merebut Milikku!

    “Tolong lebih cepat, Mas. Ada Mas Rayan di butik,” teriak Diana dari balik helm.“Apa? Mau apa dia di sana?!” balas Dhava, suaranya tidak kalah tinggi.Diana menggeleng tegas, meskipun Dhava tidak bisa melihatnya. Namun, ia Kembali mengeratkan pelukannya di punggung pria itu. Meskipun jantungnya berdebar hebat, ia percaya bersama Dhava segalanya akan lebih mudah. Ya, setidaknya sang terrapis ini melindunginya.Motor sport merah itu melaju kencang, membelah jalanan utama. Hanya dalam belasan menit, mereka akhirnya tiba di depan butik yang kini penuh sesak oleh kerumunan beberapa pria asing.“Ada apa ini?” gumam wanita itu.Diana buru-buru turun tanpa melepas helm-nya. Dalam langkahnya menuju pintu butik, ia sempat menangkap bisikan memilukan dari sekelompok pria yang menatap butiknya dengan jijik.“Katanya pria mabuk tadi suaminya pemilik butik itu.”“Hu’um. Kasihan sekali istrinya.”Seketika seluruh tubuh Diana membeku di tempat. Suhu pagi ini lebih mirip freezer besar baginya. Wajahn

  • Aduh, Sayang Jangan Goda Aku Terus   Bab 61: Suami Kamu Sama Aku

    “Lu ‘kan ….” Renita menyipitkan matanya. Jarinya tertuju pada hidung Rayan yang kembang kempis menghirup campuran aroma alkohol dan parfum yang menyengat dari tubuh wanita itu.Rayan mengangguk tegas. “Iya, ini aku. Masih ingat aja. By the way kamu makin seksi, Re.”Tatapan Rayan jelas menyiratkan ia pria kelaparan. Bola mata hitamnya bahkan tidak berkedip, terpatri pada dada wanita itu yang luar biasa besar dan tumpah ruah. Menggunakan tank top ketat bertali tipis, puting Renita terlihat mencetak kain, sungguh menantang untuk disentuh.Rayan menelan ludah, gairah liar berkumpul di kejantanannya. Tentu, ia ingin meraup mangsa yang lebih dari sekadar gratis malam ini.Alih-alih marah mendapat tatapan itu, Renita justru terbahak. Membuat Rayan tercengang, dan ia berhasil melepaskan diri dari pria itu. Meskipun tubuhnya masih oleng."Gila! Kenapa lu … di sini? Ada masalah sama istri lu, si anak alim itu?" ejek Renita, dengan mata yang memicing nakal.Tanpa menunggu jawaban, wanita itu me

  • Aduh, Sayang Jangan Goda Aku Terus   Bab 60: YOLO! You Only Live Once! Kamu Hanya Hidup Sekali

    Diana menatap Dhava lekat. Meskipun tahu ini salah besar, ia malah memeluk pria itu. Tidak ingin melepaskannya sedetik pun. Untuk hari ini, ia benar-benar menginginkan Dhava lebih dari apa pun.**Di tempat lain, kemarahan Rayan sudah memuncak saat ia membanting pintu utama rumah. Suara dentuman itu mengagetkan Rina yang sedang menonton televisi.“Astaga, Rayandra! Apa-apaan kamu ini?” gerutu Rina, menghampiri putranya. “Kok, bajumu, ih, bau!”Rayan langsung menuju kamarnya, merobek kemeja yang berbau muntah dan mengabaikan ocehan Rina tentang pakaiannya. "Diam, Bu! Aku lagi kotor dan jijik!" hardiknya di balik pintu.Beberapa saat kemudian, Rayan keluar kamar, sudah rapi. Ia mnghampiri Rina yang menunggunya di ujung tangga dengan wajah garang.“Kamu tahu nggak kalau Diana—” Rina belum selesai.Rayan menyela, “Kalau dia pulang, tolong kasih tau aku.” Langkahnya bergerak cepat menuruni anak tangga.“Heh, mau ke mana lagi, sih?!” Rina berteriak dari atas. “Istrimu pergi, tahuuuu!”“Kelab

  • Aduh, Sayang Jangan Goda Aku Terus   Bab 59: Kenapa Suamiku Bukan Kamu Aja?

    “Nggak!” tolak Diana yang langsung menutup mulutnya dengan rapat.Rayan terkekeh sinis dan membelai pucuk rambut istrinya. Pria itu berbisik lagi, “Kenapa? Kamu ‘kan selalu mau dipuaskan? Ayo pulang!”Tanpa menunggu jawaban, Rayan mencengkeram lengan Diana sekuat tenaga, menariknya secara paksa keluar dari rumah utama.Diana tersentak, menghentakkan kaki dan menarik diri mati-matian, berbisik memohon Rayan melepaskannya, “Jangan gini, Mas! Aku mohon!”Sialnya, Rayan tak peduli, ia membuka pintu Mini Cooper dan mendorong tubuh Diana kasar masuk ke dalam, menguncinya dari luar.“Mama dan Papa udah percayain kamu ke aku! Jadi nurut sama, Mas, ya.” Rayan tersenyum tipis penuh rencana.Tubuh Diana ambruk di kursi penumpang. Ia menatap liar sekeliling kabin mobil itu dengan jijik yang mendalam. Setiap sudut mobil ini terasa terkontaminasi. Kenangan ciuman Rayan dan wanita lain langsung menghantam, membuat perutnya bergejolak mual.Rayan masuk mobil, dan memasang sabuk pengaman.“Ceraikan aj

  • Aduh, Sayang Jangan Goda Aku Terus   Bab 58: Pake Mulutmu

    “Bagaimana bisa? Katanya ada urusan kantor?” lirih Diana, bibirnya gemetar. Jemari kirinya meremas kuat ujung rambutnya. Mata karamelnya itu bergeser ke arah pintu masuk utama yang terbuka. Rayan benar-benar membuat sambutan tidak terduga.Tubuh Diana terasa mati rasa, seolah darah berhenti mengalir ke ujung jari dan kakinya. Kepalanya mendongak, menatap siluet yang baru saja muncul di ambang pintu, itu Rayan. Pria itu berdiri tegak.Mata Diana melebar. Seluruh udara di paru-parunya seperti disedot habis. Ia tidak bisa bernapas, dan tidak bisa bersuara.'Jangan mundur, Di,’ bisiknya dalam hati.Diana menyeret langkahnya, berusaha menepis rasa cemasnya akan Rayan dengan senyum mematikannya.Sial! Mengapa ia merasa terintimidasi seperti ini.Saat tiba di ambang pintu, Diana langsung berhadapan dengan seringai dingin Rayan. "Kenapa Mas ada di sini? Bukankah Mas harusnya ... di kantor?" desak Diana, suaranya yang bergelombang itu mencoba tegas.Rayan memiringkan kepala, seringainya makin

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status