Home / Fantasi / Aduh Tak Tahan, Prof! / 136 | Runtuhnya Dunia

Share

136 | Runtuhnya Dunia

Author: Strawberry
last update Last Updated: 2025-11-15 21:32:04

Hanna tidak langsung menangis, dia menatap Lily kemudian Alderic kemudian dia tersenyum.

Justru itu yang membuat semuanya terasa jauh lebih menakutkan.

Dia berdiri kaku, seperti tubuhnya dan jiwanya terbelah menjadi dua bagian yang tidak lagi saling mengenali. Udara yang ia hirup terasa dingin, asing, dan seperti tidak masuk ke paru-parunya.

“K…kamu bohong, kan?.”

Hanna akhirnya bersuara, tapi suaranya serak—hampir seperti suara orang lain. “Kamu pasti bohong. Ini cuma… permainan kalian lagi. Kalian suka mengatur hidupku, jadi—jadi ini cuma bagian dari itu, kan?”

“Hanna…” Alderic memberi satu langkah kecil ke arahnya. “Aku tidak akan pernah berani bercanda tentang ini, aku juga baru tahu. Selama ini Mamamu menyembunyikanmu dariku!”

“Tetap saja… tetap saja itu bisa jadi kebohongan kan!” Hanna mundur selangkah, lalu satu langkah lagi. “Aku nggak kenal kamu! Kamu bukan siapa-siapa di hidupku! Kenapa sekarang—KENAPA SEKARANG KAMU NGAKU?!”

“Karena aku baru tahu, Hanna! Aku baru tahu sesaat
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Aduh Tak Tahan, Prof!   141 | Rahasia Lain

    “Aku minta maaf, Hanna… sebenarnya…”Suara Julian terdengar patah, intonasi suaranya yang biasanya sangat penuh kharisma dan wibawa hilang begitu saja, tidak seperti ilmuwan jenius yang dihormati Valthera, bukan pejabat institusi, tetapi seorang pria yang akhirnya kehabisan tempat bersembunyi.Semua mata langsung tertuju padanya.Lily berhenti bernapas. Alderic berdiri tegak, tatapannya seperti baja panas. Liam menahan napas, rahangnya mengeras. Ryan… tersenyum miring, menikmati drama yang ia lemparkan ke tengah ruangan. Menurut dia ini seperti menonton opera mini keluarga yang menggelikan. Kisah cinta usang yang terlalu dipaksakan.Julian mengangkat wajahnya perlahan.“Aku menyodorkan datamu ke keluarga Kelly bukan hanya karena ingin masa depanmu stabil,” ia memulai dengan suara serak. “Tapi… karena aku tahu sesuatu yang tidak seharusnya aku tahu.”Hanna menatapnya tanpa berkedip. “Apa itu tentang kecocokan DNA-ku dengan Prof. Liam?”Julian mengusap wajahnya, seperti ingin mengh

  • Aduh Tak Tahan, Prof!   140 | Rahasia Professor Julian

    Julian tidak langsung menjawab. Wajahnya memucat, tapi bukan karena takut pada Ryan, melainkan karena ia sadar rahasia yang selama ini ia tutup rapat sudah didorong paksa ke tepi jurang.Dia khawatir jika berkata jujur maka Lilu akan membencinya, namun posisinya saat ini juga jelas tidak menguntungkan.Alderic mempersempit tatapannya.“Julian,” ujarnya datar, “jawab pertanyaannya!.”Ryan menyeringai seperti seseorang yang menikmati kehancuran orang lain.“Ayah saya tidak akan bergerak tanpa dasar yang kuat,” lanjut Ryan pelan. “Dan… Prof. Julian memberi kami alasan.”Hanna menegang. Ia memandang Julian, bingung, terluka, curiga.“Apa maksudnya…?” suaranya kecil tapi stabil. “Prof. Julian, apakah Anda memiliki rahasia yang tidak kami ketahui?”Julian akhirnya mengembuskan napas—pendek, berat, dan putus asa.“Aku…” Ia menatap Lily sekilas. Lalu pada Hanna.“Aku … sebenarnya hanya mengabulkan permintaan Mamamu, Hanna. Mencarikanmu suami yang capable dan bisa diandalkan. Aku memang pern

  • Aduh Tak Tahan, Prof!   139 | Another Secret Revealed

    Hening panjang menyelimuti ruangan. Namun, bukan hening yang tenang, ini adalah hening yang membuat punggung meremang.Lily memandang Hanna, wajahnya seperti baru disambar halilintar. Julian refleks berdiri lebih tegap. Alderic… tidak langsung bicara. Ia hanya menatap Liam, lalu menatap putrinya.“Berapa orang?” tanya Alderic datar.“Sepuluh,” jawab Liam pelan tapi jelas. “Berseragam penuh. Dan mobil mereka berhenti tepat di ujung jalan.”Lily menutup mulut dengan kedua tangan, tubuhnya gemetar.“Valthera tidak mungkin… mereka tidak akan se—”“Lily,” sela Liam dingin. “Mereka datang bukan sebagai negara, tapi sebagai perpanjangan tangan keluarga Kelly. Suaranya rendah, tapi tegas.“Dan Ryan sudah tidak peduli lagi soal batasan hukum.”Alderic menarik napas dalam, lalu menatap Lily seolah meminta pengakuan terakhir.“Kamu tahu ini akan terjadi?” tanyanya.Lily menggeleng cepat, panik. “Tidak—aku tidak pernah menyuruh Ryan ke sini! Aku cuma… aku cuma bicara dengannya beberapa hari lalu,

  • Aduh Tak Tahan, Prof!   138 | Dia Datang

    Alderic menatap Lily lama, sebelum akhirnya mengalihkan pandangan. Bukan ragu, melainkan karena terlalu banyak kata yang kalau diucapkan saat itu, hanya akan memperburuk keadaan.Dia tidak mau tersulut emosi, karena mau diributkan juga percuma, tidak akan mengubah keadaan.Lily menyeka air mata dengan tangan gemetar. “Alderic… Hanna masih bisa punya masa depan yang jauh lebih baik, kalau kamu memang sayang sama dia, tolong bujuk dia untuk kembali pada Ryan.” Lily mengambil jeda “ Ryan satu-satunya pria yang bisa menjamin itu.” tambahnyaSeketika, tatapan Alderic mengeras.Lily membeku.“Aku tahu kamu ingin yang terbaik untuk Hanna,” ujar Alderic, suaranya rendah namun stabil. “Tapi Ryan? Laki-laki itu bahkan melihat Hanna seperti proyek. Seperti benda yang bisa diatur sesuai kebutuhan keluarganya. Aku tidak setuju”Lily menegang, tetapi tidak membantah.Julian langsung melirik Lily, menyadari perdebatan baru hendak meledak.Alderic melangkah dua langkah mendekat, nada suaranya tegas.

  • Aduh Tak Tahan, Prof!   137 | Dalam Bayang-Bayang Penyesalan

    Begitu pintu tertutup di belakang Hanna dan Liam, ruangan teras rumah yang tenang dan hijau itu berubah menjadi arena perdebatan yang sudah tertahan bertahun-tahun.Lily berdiri mematung, wajahnya pucat, bibirnya bergetar. Ia membuka mulut, ingin bicara… tapi tak ada suara yang keluar.Julian langsung menopangnya sebelum wanita itu jatuh.“Lily… tenang. Tarik napas dulu.”“Kamu…telah menyakiti Hanna, kamu lihat sendiri bagaimana reaksinya? Aku berniat mengatakannya sendiri, gak sekarang. Dari dulu kamu memang gak becus, Alderic!” maki Lily tak dapat menahan emosinya lagi.“Kamu tahu kan kenapa aku sengaja sembunyikan dia darimu sekarang? Seperti ini! Kamu mengacaukan segalanya!”Namun Alderic…Alderic berdiri di sisi lain ruangan, kedua tangannya mengepal begitu kencang sampai buku jarinya memutih. Napasnya berat, seperti seseorang yang mencoba menahan badai di dadanya.“Aku tidak becus?”Suara itu akhirnya keluar.Pelan. Serak. Menyakitkan.Lily mengangkat wajahnya, matanya memerah.

  • Aduh Tak Tahan, Prof!   136 | Runtuhnya Dunia

    Hanna tidak langsung menangis, dia menatap Lily kemudian Alderic kemudian dia tersenyum.Justru itu yang membuat semuanya terasa jauh lebih menakutkan.Dia berdiri kaku, seperti tubuhnya dan jiwanya terbelah menjadi dua bagian yang tidak lagi saling mengenali. Udara yang ia hirup terasa dingin, asing, dan seperti tidak masuk ke paru-parunya.“K…kamu bohong, kan?.”Hanna akhirnya bersuara, tapi suaranya serak—hampir seperti suara orang lain. “Kamu pasti bohong. Ini cuma… permainan kalian lagi. Kalian suka mengatur hidupku, jadi—jadi ini cuma bagian dari itu, kan?”“Hanna…” Alderic memberi satu langkah kecil ke arahnya. “Aku tidak akan pernah berani bercanda tentang ini, aku juga baru tahu. Selama ini Mamamu menyembunyikanmu dariku!”“Tetap saja… tetap saja itu bisa jadi kebohongan kan!” Hanna mundur selangkah, lalu satu langkah lagi. “Aku nggak kenal kamu! Kamu bukan siapa-siapa di hidupku! Kenapa sekarang—KENAPA SEKARANG KAMU NGAKU?!”“Karena aku baru tahu, Hanna! Aku baru tahu sesaat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status