Beranda / Urban / Affair Cinta Sang Vokalis / Sofia Saudara Kandung Manthis

Share

Sofia Saudara Kandung Manthis

Penulis: mrd_bb
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-19 00:03:37

Empat tahanan lainnya rata-rata karena karena pencurian dan merampok, rata-rata di hukum 5 sampai dengan 7 tahun penjara dan semuanya sudah berada di Lapas lebih dari 3 tahunan.

Ketika mereka bertanya Manthis masuk ke Lapas ini karena kasus apa, Manthis akhirnya jujur kalau dia seorang public figure dan terjebak masalah nafsu yang tak mampu dia tahan.

Mereka semua tertawa dan bilang wajar saja, karena wajah Manthis memang tampan dan manis, sehingga banyak di gilia kaum hawa. Ustad Arman malah bilang, itu sebetulnya ujian bagi orang yang memiliki kelebihan seperti Manthis ini.

“Wajah ganteng dan mempunyai kelebihan ekonomi seperti kamu itu, itulah ujian sesungguhnya, kalau kamu tak bisa memperbaiki kelakuanmu, maka akan jadi malapetaka bagi kamu dan orang lain kelak,” nasehat Ustad Arman pada Manthis.

Sehari setelah di lapas, dia dikunjungi Nadu, Manthis lalu minta Nadu membeli sembako, rokok dan juga makanan ringan di kantin yang terdapat di Lapas, lalu semuanya di bagi rata ke hampir 100 an napi lainnya, yang selnya berdekatan dengan sel Manthis.

Gara-gara itulah, proses ‘permak’ bagi tahanan baru tak berlaku bagi Manthis, dia malah di lindungi selama di Lapas, karena Manthis di anggap orang yang bawa rejeki, terlebih Manthis makin hari makin akrab dengan Ustad Arman, napi binaan paling senior dan cukup di segani di lapas ini.

Manthis juga makin popular di lapas ini, karena banyak yang tahu kalau dia public figure yang sangat terkenal.

Terlebih kalau Nadu atau Amang datang berkunjung, semua napi ketiban rejeki, termasuk kantin di dalam, sebab pasti sembako dan rokok habis di borong Nadu atas permintaan Manthis, lalu di bagikan ke semua napi binaan.

Manthis sengaja minta beli Nadu belinya di kantin, bukan diluaran, walaupun harganya agak mahal, karena kalau beli diluar, pemeriksaan sangat ketat dan ribet.

“Gila lo bro, kuliat lo makin betah aja di dalam tahanan ini,” kata Nadu dan Arman yang datang berkunjung bersama Darmi, ibunya. Manthis langsung tertawa, ini sekaligus melegakan dua sahabatnya, dan juga ibunya yang datang berkunjung.

Satu minggu Manthis berada di lapas, dia kaget saat dipanggil sipir keluar.

“Ada seorang bule cantik, dia bilang saudara kamu dan ingin bertemu dengan kamu!” kata sipir itu, saat Manthis bersama tahanan lainnya sedang santai berjemur di pagi hari, ada kebiasaan di lapas ini, mulai jam 8 hingga jam 10 pagi semua napi binaan diminta berjemur sampai berkeringat. 

Setelah memasang bajunya, Manthis pun menuju ruang tunggu bersama sipir itu.

Saat jalan Manthis bertanya-tanya dalam hati, siapa bule cantik yang dikatakan saudaranya itu. Manthis memang di beri sedikit ke istimewaan, dia boleh menerima tamu di ruangan khusus. Manthis pun duduk menunggu, tak lama kemudian pintu ruangan itu terbuka dan masuklah seorang bule dengan rambut jagungnya sebahu, wanita ini memang cantik, badan ramping dan berpakaian sopan.

Wanita ini dipersilahkan duduk berhadapan dengan Manthis, di ruangan itu hanya terdapat dua kursi dan di tengah-tengahnya meja kecil.

“Anda siapa yaa?” tanya Manthis dalam Bahasa Inggris, sejak SMP Manthis sudah sangat mahir Bahasa Inggris, dia belajar secara otodidak, yakni dulu suka menyanyikan lagu-lagu barat kesukaannya, lama-lama dia jadi terbiasa dan lancar berbahasa Inggris.

“Aku Sofia De Jong…!” sahut wanita itu sambil tersenyum, malah dia menjawab dalam Bahasa Indonesia yang fasih, hingga Manthis malu sendiri.

“Sofia De Jong…jadi kamu…?”

“Iya aku saudara kandung kamu dari Belanda, anak papa Alexander De Jong, aku anak keduanya, kakak pertama namanya Richard De Jong ga bisa datang ke sini, dia sibuk kerja di Neterlands!”

“Ohh…berarti kita bersaudara…maaf…aku ga pernah berkunjung ke Belanda!” sahut Manthis dan dia berdiri lalu memeluk erat kakak kandung beda ibu ini. Manthis yakin Sofia ini kakak kandungnya, karena bentuk hidung dan matanya sangat mirip dia. 

Setelah berpelukan, wajah Sofia terlihat ceria dan berbinar-binar, sekian lama dia ingin sekali bertemu adik kandungnya ini, baru kesampaian setelah dia kini kerja di Jakarta dan kaget saat melihat ramainya berita-berita terkait saudaranya ini.

Sofia lalu bercerita, ia lalu menelusuri latar belakang Manthis dan akhirnya dia bisa bertemu Darmi, dari sanalah Sofia yakin kalau Manthis De Jong saudara kandungnya, yang dulu dipesankan mendiang papanya, agar di cari kelak kalau suatu saat jalan-jalan ke Indonesia.

“Jadi ka Sofia dan suami kini tinggal di Jakarta?”

“Iya, suami kaka jadi diplomat di kedutaan Neterlands, baru 3 bulan yang lalu kami pindah ke Jakarta!” sahut Sofia. Wanita ini lalu memperlihatkan foto suami dan dua anaknya di smartphonenya, yang tertua perempuan cantik berusia 5 tahun dan adiknya laki-laki berusia 3 tahun.

Setelah itu keduanya bercerita terkait ayah kandung mereka, Manthis blak-blakan bilang tak pernah melihat wajah ayah kandung mereka, kecuali sebuah foto jadul di rumah ibunya.

Ketika Manthis melihat foto Alexander De Jong dari smartpohe Sofia, dia sampai memerah matanya, karena ayahnya sangat gagah dan mirip dengannya saat sehat dan muda, hanya ayahnya tentu bule 100%, sedangkan dia blasteran.

Manthis juga blak-blakan bilang, sangat malu dan menyesali kelakuannya selama ini, yang akhirnya mengantar dia ke penjara.

“Tak apa Manthis, 3 tahun itu bukan waktu yang lama, kaka yakin kamu pasti kuat dan nanti sekeluar dari penjara akan lebih baik lagi!” Sofia memberi semangat ke adiknya ini, Sofia juga minta Manthsi tak perlu banding, takutnya hukuman dia malah bisa bertambah lama.

“Jalani saja yaaa…kaka yakin kamu kuat!” Sofia memberi support pada adiknya ini.

Setelah hampir 40 menitan berbicara, Sofia akhirnya pamit, karena sudah di beri peringatan dari petugas lapas, kalau jadwal berkunjung sudah habis.

Sofia janji akan selalu mengusahakan datang berkunjung, kalau waktunya lowong, dia juga janji akan mengajak suami atau kalau memungkinkan, dua anaknya juga akan ikut di ajak.

Manthis pun kini menjalani statusnya sebagai napi, setiap hari dia memperdalam pelajaran agamanya, selain minta di bawakan buku-buku agama pafa Nadu atau Amran, dia juga di bimbing Ustad Arman.

Manthis juga di saat waktu senggang memanfaatkan menciptakan lagu-lagu baru, dia berencana kelak setelah keluar dari Lapas akan bersolo karir.

Kadang saat dia bernyanyi, puluhan napi duduk melingkarinya dan mendengarkan suara merdu Manthis, gitar dia pinjam dari seorang sipir. Sesekali Ben dan John serta Produser Ogong Lee juga datang berkunjung, namun sampai hari ini tak terlihat batang hidung Ray berkunjung.

Namun Manthis tidak menyalahkan dan memusingkan hal itu, dia memaklumi, kalau Ray masih sangat marah dengannya. Manthis juga tak mau larut dalam penyesalan mendalam, dia kini hanya fokus menjalankan hukumannya. Bahkan Sheila hanya sekali berkunjung, setelahnya dia tak pernah lagi terlihat mendatangi kekasihnya ini.

*****

Ray benar-benar senewen tak terkira, semua jadwal The Stollen’s berantakan. Album ke III batal di rekam, tour ke 50 kota di batalkan, yang lebih parah tentu saja endorsmen kini menarik diri dan membatalkan semua kontraknya.

The Stollen’s berada di titik nadir paling rendahnya, 6 bulan setelah Manthis di penjara, Ray pun terpaksa mengadakan audisi kembali mencari vocalis baru. Namun sudah hampir 200 orang belum ada juga yang sesuai keinginan Ray.

Setelah berunding dengan Ben dan John, ketiganya akhirnya sepakat untuk mencari vokalis tamu dulu, seorang penyanyi berbakat yang menjadi juara sebuah ajang pencarian bakat, serta sudah mengeluarkan 10 lagu singelnya dan mendapatkan sambutan hangat dari penggemarnya.

Lucky Black, itulah nama sang vocalis ini, karena kulitnya yang agak legam tapi manis, setelah beberapa kali latihan bersama, Lucky pun ikat kontrak untuk satu album bersama The Stollen’s.

Walaupun dari segi apapun Lucky tak bisa di samakan dengan Manthis yang sudah jadi ikon group band ini, tapi Ray, Ben dan John melihat Lucky sangat bagus, karena memiliki suara yang khas.

Setelah 2 bulan rekaman, The Stollen’s bersama Lucky Black pun meluncurkan album, Produser Ogong Lee sudah melakukan segala daya upaya agar Album ke III dengan vocalis baru group ini kembali bomming.

Namun harapannya tak sesuai ekpestasinya, sambutan penggemar dingin sekali, bahkan di youtube, sehari saat di tayangkan, hanya di tonton 5.000 orang, beda jauh dengan saat vocalisnya masih di pegang Manthis de Jong, yang di tonton lebih satu juta orang.

Ogong Lee tak patah semangat, dia lalu melobi stasiun-stasiun TV agar mengundang The Stollen’s di acara-acara mereka, agar mampu mendongkrak penjualan serta meraih kembali kejayaan yang sudah hilang.

Namun lagi-lagi sambutannya tak sesuai harapan, album dan lagu baru milik band ini benar-benar jeblok di pasaran. Ogong Lee pun kini hanya bisa ‘menangis’ bombay, dia rugi besar, kini targetnya hanyalah bagaimana agar kembali modal, sangat sulit meraih untung.

Magnet Manthis tak bisa diganti oleh vocalis selevel Lucky Black, padahal Lucky juga banyak punya penggemar fanatik, tapi dia tak bisa menyakinkan penggemar fanatik The Stollen’s yang tetap menganggap Manthis De Jong adalah roh band ini dan tak bisa tergantikan oleh siapapun.

Setelah enam bulan sejak merilis album ke III, Ray pun tak punya pilihan lain, dia terpaksa kembali ‘memecat’ Lucky Black, karena gagal mengangkat peforma group band mereka ini.

Ray tak putus asa, dia bersama Ben dan juga John kadang gantian bernyanyi atau mengontrak mahal vocalis yang sudah top, untuk menjadi bintang tamu band mereka, saat tampil di TV ataupun undangan-undangan lainnya.

Sambutan penggemar The Stollen’s lumayan, apalagi kalau vokalisnya itu merupakan vokalis yang sudah punya nama besar.

Deretan penyanyi top sudah The Stollen’s gaet untuk tampil bersama, seperti vocalis Band Raja, Ian Kasela, vocalis Gigi Arman Maulana, Ryan D’Massiv dan ada sambutan yang lumayan meriah, kala secara tak terduga, Ariel Noah ikutan jadi vokalis tamu di sebuah acara TV swasta.

Tak ketinggalan, Ahmad Albar penyanyo rock senior tanah air yang menjadi panutan Ray dalam bermusik juga pernah mereka gaet, saat tampil khusus di sebuah acara TV yang sedang berulang tahun. 

Tentu saja penampilan itu tak bisa dijadikan landasan, kalau The Stollen’s bisa menggaet vokalis-vokalis top tersebut untuk bergabung, karena mereka masih eksis bersama group bandnya.

Berbagai upaya terus Ray, Ben dan John usahakan agar band The Stollen’s kembali ke saat jaya-jayanya, namun sambutan walaupun cukup meriah, belum cukup untuk mengangkat The Stollen’s ke angkasa, seperti saat Manthis masih pegang posisi vokalis utama.

Akhirnya, setelah lebih dari setahun, Ray pun menyerah, dia dan Ben serta John tak mampu juga mengangkat lagi peforma band mereka seperti saat Manthis masih jadi vokalis.

“Apa boleh buat…kita akan vakum lama…entah sampai kapan, hanya Tuhan yang tahu!” kata Ray lirih, ketika ketiganya berkumpul di studio The Stollen’s.

Mulanya Ray ingin membubarkan The Stollen’s, namun niatnya di tentang keras Ben dan John.

“Jangan Ray, band ini jangan di bubarkan, vakum lebih cocok, kita tak tahu kedepannya seperti apa!” kata Ben.

 “Betul Ray, aku sependapat dengan Ben…band ini kita nyatakan vakum dulu dari dunia music, siapa tahu kelak ada jalan keluar yang menggembirakan. Misalnya…Manthis keluar dari penjara dan bisa kita ajak bergabung lagi!” timpal John.

Mendengar nama Manthis di sebut John, wajah Ray terlihat agak berubah, tanda dia masih tak senang dengan sang vokalis ini. Bukan tak senang secara personal, tapi lebih pada kasus yang menerpa Manthis ini.

Bahkan sampai detik ini, Ray belum pernah sekalipun menjenguk Manthis di lapas. Padahal Ben dan John sudah 5x menjenguk, tapi Ray tetap bersikukuh tak mau datang.

“Lupakanlah Manthis bergabung lagi dengan kita, apa mungkin band kita ini akan sama seperti dulu. Ingat kasus Manthis itu merupkan aib yang sangat besar, mustahil dia bisa bangkit dalam waktu yang cepat, belum lagi band-band baru terus bermunculan dengan gaya dan peforma yang sangat bagus,” inilah alasan Ray, ia kemudian mengisap rokoknya lalu menghembuskan dengan kencang, lalu mengambil wine untuk meredakan kemangkelan hatinya.

Ben dan John saling pandang, keduanya kini sama menghembuskan nafas panjang, sambil menyedot rokoknya masing-masing, lalu terdiam dalam kesunyian.

Keduanya membenarkan ucapan Ray, bukan perkara gampang mengembalikan kejayaan The Stollen’s, apalagi hujatan dan juga nyinyiran penggemar mereka masih sangat kuat, walaupun kasus itu sudah berlalu hampir dua tahunan, terkait perilaku Manthis yang dianggap sangat mencoreng group band ini.

Sehari kemudian, Ray, Ben dan John mengadakan confers terkait vakumnya band The Stollen’s sampai batas waktu yang belum di tentukan.

Tak sedikit penggemarnya yang menyayangkan keputusan tiga personel ini, saat ada yang menyinggung apakah ada kemungkinan Manthis akan kembali bersama lagi. Ray langsung menggeleng dan bilang kemungkinan itu sangat kecil.

“Tapi kita saja ke depannya, hanya Tuhan yang tahu, intinya Manthis adalah masalalu group band ini!” ceplos Ray.

Namun Ray menggaris bawahi, hubungan personal dengan Manthis tetap baik dan dia berharap Manthis segera keluar dari penjara dan kembali berkarya, dengan jalan bersolo karir.

“Kalau Manthis ingin bersolo karir, saya dukung!” ucap Ray sebelum menyudahi confers tersebut.

*****

BERSAMBUNG

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Affair Cinta Sang Vokalis   Bab 154: Jodoh Tak Di duga

    James tertawa sambil mengangguk, sambil jalan menuju mushalla yang ada di cottage itu, James bercerita kalau dia sudah tertarik mualaf sejak 10 tahunan yang lalu, tapi mantap mualaf 3 tahunan yang lalu setelah melihat orang rame sholat Idul Fitri dan COVID-19 merebak, di mana harus cuci tangan dan kaki yang bersih, sehingga James pun memantapkan hatinya. Ternyata Sheila, ibunya sangat mendukung, termasuk Andrew, ayah sambungnya, apalagi James sudah dewasa dan tentu sudah matang berpikir. James kini setiap hari melihat Kania syuting dan setelah syuting keduanya sering jalan berdua, hingga tak terasa syuting 5 harian kelar dan Kania harus bersiap pulang kembali ke Jakarta. James yang bersikap dewasa kaget saat Kania mengatakan kini banyak menerima job film, sehingga sering meninggalkan rumah. James pun memberi nasehat ke wanita jelita yang makin matang ini, agar jangan lagi ambil semua job film atau iklan. “Kasian Aji, dia butuh kamu Kania, apalagi ini masa-masa perkembangan dia!”

  • Affair Cinta Sang Vokalis   Bab 153: Ada yang Menangis..!

    “Tak apa Mas Rafsa…nama saya Tikno, saya malah tak mengira malam ini bisa melihat langsung acara hebat ini, tak bakal saya lupakan seumur hidup, selamat yaa buat Mas Rafsa dan Mba Stella, moga secepatnya menikah dan punya anak-anak yang tak kalah ganteng dan cantik seperti papa dan ibunya ini!”Rafsa lalu memanggil Tarot sopir pribadinya, dan minta diambilkan tas kecil, tak sampai 10 menitan Tarot balik lagi, Rafsa lalu mengambil selembar cek, yang sudah bertuliskan angka uangnya di sana.“Pa Tikno, saya tak bawa uang cash, ini selembar cek sebesar 50 juta, bisa bapak uangkan kapan saja, bawa saja ke bank yaang tertera di cek itu…!” Tikno hampir terlonjak kaget, tak mengira akan dapat cek senilai fantastis bagi ukurannya. Tapi bagi Rafsa itu angka yang sangat kecil.Setelah menyalami Rafsa sampai tangannya dan juga tangan Stella di cium, lalu Rafsa mengenalkan ke ayah bundanya, Tikno sampai minta foto selfie, karena dia meng

  • Affair Cinta Sang Vokalis   Bab 152: Rafsa dan Stella Ditunangkan

    Setelah adegan romantis itu selesai di putar, di mana Rafsa terlihat mencium dahi Stella, Mami Stefani tersenyum dan terlihat puas.Dia tak memperdulikan bagaimana dua sejoli itu saling lirik dengan wajah bak udang rebus, malu tak terkira, kenapa sampai di putar adegan itu dan di tonton ratusan orang, suara suit-suit terdengar, hingga kedua sejoli ini makin malu.Rafsa dan Stella tak menyangka kalau ada yang diam-diam merekam dan saat ini di tatap ratusan undangan.Kini semuanya butuh jawaban, apa maksud di putarnya adegan romantis itu, di acara ultah sang crazy tampan ini.“Nahh para undangan semua…malam ini saya ingin mengumumkan, di ultah Rafsa De Jong yang ke 27 tahun, dia akan kami tunangkan dengan kekasihnya yang ada di sampingnya ini dan pernikahan pun akan segera di gelar secepatnya!”Maka riuhlah semuanya, tak mengira kalau dua sejoli itu malam ini akan bertunangan. Banyak yang kaget, terutama keluarga Manthis de Jong, k

  • Affair Cinta Sang Vokalis   Bab 151: Hampir Telat

    Di tata dengan sangat mewah, membuat semua tamu undangan yang terlihat berjalan menyingkir kaget, tak mengira ada motor nyelonong masuk ke rumah ini.Bagaimana tak kaget, kenapa ada motor ojek daring bisa nyelonong masuk ke rumah mewah dan eksklusife ini, ini sama dengan cari penyakit.Tapi saat melihat Rafsa di boncengan motor online itu semua tertawa, mereka kini mulai bercanda, kalau di crazy rich tampan itu sedang bikin sebuah pesta kejutan.“Dasarrrr, si crazy rich ternyata yang bikin ulah, ada-ada saja kejutan di ultahnya kali ini, tapi aseek juga nih, jadi penasaran, apalagi kejutan yang akan dia buat!” ungkap tamu-tamu berpakaian perlente dan juga para ART yang terlihat sibuk hilir mudik melayani tamu-tamu undangan.Motor ojek online berhenti tepat di tengah-tengah taman dan tak jauh dari panggung kecil yang di tata sedemikian rupa, sehingga Rafsa sukses menjadi pusat perhatian, semua kaget hingga terdiam, termasuk pemain musik, tak me

  • Affair Cinta Sang Vokalis   Bab 150: Terjebak Macet

    Desy pun melayani dengan baik Stella dan Rafsa, Stella tanpa sungkan kembali mengajak Desy bercakap-cakap dan bilang jodoh banget ketemu lagi dengan pramugari cantik ini.Rafsa hanya tersenyum melihat calon istrinya ini bercakap akrab dengan Desy. Keramah tamahan Stella membuat Desy kagum dan makin hormat pada Stella yang dianggapnya wanita berkelas yang sangat ramah.Sebagai pramugari, Stella bisa menilai penumpang-penumpang nya yang tajir melintir, ataupun pura-pura tajir.Desy hapal semuanya, sehingga rasa hormatnya langsung tinggi pada Stella, termasuk Rafsa yang terlihat cool serta tak genit dan tetap bersikap wajar.Sesampainya di bandara, keduanya berpisah, Rafsa langsung pulang ke rumah, saat Rafsa ingin mengantarnya pulang, Stella langsung tertawa dan bilang mending Rafsa segera menemui ke tiga orang tuanya untuk melamarnya segera.“Ingat jangan kelamaan atau calon ibu anak-anakmu ini akan di lamar orang lain!” kelakar Stella d

  • Affair Cinta Sang Vokalis   Bab 149: Warning Stella buat Rafsa

    Stella lalu turun dari panggung kecil dan berjalan perlahan menuju Rafsa yang sedang berdiri dan merentangkan tangan bersiap memeluk gadis yang sudah meruntuhkan hatinya ini.Stella lalu memeluk pemuda ini, tepuk tangan makin membahana, saat tubuh bak model ini tenggelam dalam pelukan pemuda tampan bertubuh atletis ini.“I Love so much…!” bisik Rafsa.“Love youu to…!” bisik Stella.Stella merenggangkan pelukan dan menatap wajah Rafsa yang tersenyum kecil dan terlihat mata pemuda itu agak berkaca-kaca, terharu cintanya tak lagi bertepuk sebelah tangan.Mereka tak sadar kelakuan mereka masih disaksikan puluhan pengunjung yang terus bertepuk tangan dan diam-diam ada yang merekam adegan romantis ini dan hanay hitungan menit tersebar di media sosial dan tentu saja ada yang kaget melihat adegan romantis ini, siapa lagi kalau bukan Mami Stefani dan Mami Gerald, yang mengirimkan rekaman itu ternyata Kiki, kakakny

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status