Gempa dan Anaya baru saja sampai di apartemen nya. "Nanay gue laper,". Ucap Gempa dan langsung merebahkan tubuhnya di atas sofa.
"Mau makan apa?" Tanya Anaya sambil berjalan untuk menyimpan tasnya dan Gempa kedalam kamar.
"Mau susu,". Jawab Gempa dengan mata terpejam.
Anaya berjalan menuju dapur untuk membuatkan suami bayinya itu susu. "Tinggal rasa coklat, gakpapa kan?" Tanya Anaya berteriak.
"Mau yang stroberi,". Balas Gempa.
Anaya tidak menghiraukan ucapan Gempa, dia tetap membuatkan susu coklat untuk Gempa, yang tersisa saja tinggal rasa itu, mau gimana lagi.
Anaya berjalan menuju sofa dengan segelas susu di tangannya. "Nih,". Ucap Anaya menyodorkan gelas berisi susu coklat itu pada Gempa.
"Nanay... Ini susu coklat bukan stroberi." Kesal Gempa.
Anaya masih acuh dan tidak memperdulikan Gempa. Dia malah asik menonton acara televisi di hadapannya.
"Gue gak mau." Ucap Gempa sambil menyimpan susu itu di atas meja dengan w
"Nanay gue gak mau ikut camping lah, males." Ucap Gempa saat Anaya sedang memasukan peralatan camping miliknya kedalam tas.Anaya masih acuh dan tidak merespon ucapan Gempa sama sekali. "Nanay ihhh... Gue gak mau ikut camping kalo gak seregu sama lo." Teriak Gempa kesal sendiri karena Anaya sama sekali tidak merespon ucapannya."Gak usah kaya anak kecil deh Gem. Ini acara sekolah bukan acara kita berdua." Bentak Anaya."Lo bisa seregu sama si Dito kenapa gue nggak,". Ucap Gempa tak mau kalah."Yaa gue gak tau, lo sendiri kan udah tau semuanya lo juga ikut rapat tadi sore," . Balas Anaya kesal sendiri dengan sifat childish suaminya itu."Nye nye nye bilang aja lo mau selingkuh sama si Dito,". Tuduh Gempa sambil memukul mukul bantal love nya. Entah memiliki dosa apa sehingga bantal love yang lucu itu selalu menjadi sasaran kemarahan Gempa."Kesel tau gak, kesell..." Teriak Gempa kesal sendiri.Anaya berjalan menghampiri Gempa yang sedang duduk di atas tempat t
Bagian 1Semua siswa siswi kelas dua belas sedang berkumpul di lapangan untuk persiapan dan pengarahan acara camping.Anaya sedang sibuk mengabsen takut ada siswa atau siswi yang tidak hadir. "Loh Amir mana?" Tanya Anaya pada teman sekelas Amir."Gak tau, tadi pagi sih ada,". Jawabnya.Anaya langsung mengabsen inti WARRIOR terlebih dahulu untuk memastikan hanya Amir yang tidak ada disana atau bahkan semuanya tidak ada termasuk suami bayinya itu. "Dimas?" Panggil Anaya."Gak ada Nay, semua gang nya Gempa gak ada di sini,". Balas salah satu teman sekelasnya Gempa.Sudah Anaya duga, mereka itu seperti satu paket. Jika satu orang tidak ada maka sudah bisa di pastikan yang enam juga tidak ada.Anaya berjalan menghampiri Dito yang sedang memberi arahan kepada anggota OSIS. "Dit, tolong absenin anak anak dulu dong, gue kebelet,". Ucap Anaya berbohong."Emm oke, Siska tolong lo lanjutin absen anak anak,". Perintah Dito
"Nay, Nay bangun udah sampe". Ucap Gempa sambil menepuk nepuk pipi Anaya pelan."Nay, sayang, bangun". Ucapnya lagi karena Anaya masih tetap nyaman dengan posisinya."Hmmm,". Gumam Anaya yang sedikit terusik."Bangun udah sampe,". Ucap Gempa.Anaya langsung membuka matanya terkejut. "Hah, Udah sampe?" Tanya Anaya tak percaya. Dia melihat keluar jendela untuk memastikan jika mereka benar benar sudah sampai atau tidak."Udah yu turun, barang barang lo udah di bawa sama Amir,". Ajak Gempa yang langsung beranjak dari duduknya.Mereka berduapun turun dari bis. "Kalo pasutri mh beda yaa bro, yang lain udah bangu
Setelah solat isya anak anak peserta camping sudah berada di lapangan untuk melakukan perjalanan malam."Kok gak pake jaket?" Tanya Anaya pada Gempa."Males,". Jawab Gempa santai. Anaya hanya menganggukan kepalanya."Pemberangkatan pertama itu Dito, Anaya, Nada dan Galang". Ucap Ambra di depan sana."Disusul dengan pemberangkatan kedua Amir, Jeno, Mawar, dan Nadia". Lanjutnya."Yes, gue sama Amir,". Heboh Nadia. Vanta melirik Nadia dengan tatapan sinisnya."Dilanjut dengan pemberangkatan ketiga yaitu Gaga, Niko, Andin, dan Ameral". Lanjut Ambra."Dan pemberangkatan kelima itu Gempa, Dimas, Siska dan Vanta". Ucap Ambra yang membuat Anaya dan Gempa terkejut."What. Lo sama Siska." Kesal Anaya.Gempa juga kaget tapi dia berusaha untuk tetap cool. "Lo juga sama Dito," jawab Gempa acuh."Gempa nanti jagain gue yaaa,". Ucap Siska yang langsung merangkul tangan Gempa manja."Pasti dong,"
"Aaaaaa... Harimau, mamah tolong Nada..." Teriak Nada dan terus berlari secepat mungkin."Ya allah Nada gak mau mati muda, Nada masih mau nikah walaupun gak sama Jeno juga gakpapa, asalkan Nada selamat." Teriaknya tak karuan.Nada berhenti saat dia sadar bahwa dia dan ketiga temannya terpisah sangat jauh. "Aduh... Ini kemana lagi,". Tanya Nada pada diri sendiri."Hiks, ini gue di mana yaaa?" Gumam Nada sambil terisak.Sekarang dia seperti sudah jatuh tertimpa tangga. Sudah di kejar harimau, terpisah dengan ketiga temannya pula.Nada sangat bingung sekarang. "Jeno tolongin gue,". Isak Nada. Dia duduk di bawah pohon dengan memeluk kedua kakinya."Jenoo gue takut,". Isak Nada semakin lirih."Hiks... Hiks... Hiks..." Nada terus terisak dengan memeluk lututnya ketakutan."Jeno, tolongin Nada..." Isaknya semakin lirih.Disisi lain, kelompoknya Jeno sudah di berangkatkan oleh Cici. "Hati hati Jen,". Ucap
Inti WARRIOR dan yang lainnya hanya bisa diam saat Gempa menanyakan dimana keberadaan Anaya."Anaya dimana. ANJING!" Teriak Gempa saat semua orang bahkan Ambra pun hanya diam saat dia menanyakan keeradaan istrinya."Bajingan! Jawab babi!" Umpat Gempa kesal sendiri."A-an Anaya hilang,". Ucap Galang dan langsung menunduk takut."Bajingan!" Umpat Gempa lalu menghajar Galang habis habisan.BughhBughhBughh"Lo gue tugasin buat jagain dia. Bangsat!" Umpat Gempa disela sela menghajar Galang.BughhBughh"Udah Gem, gak guna lo kaya gini,". Peringat Jeno dan langsung menarik Gempa agar menjauh dari tubuh Galang yang sudah terkapar lemas di tanah.Gempa beralih menatap Dito dan langsung menghajarnya habis habisan seperti yang ia lakukan pada Galang.BughhBughhBughh"Bajingan!" Umpatnya dan terus melayangkan pukulan pada Dito.Bughhhh
Perlahan Gempa membuka matanya karena dia merasa ada yang berbeda dari posisi tidurnya semalam. "Nanay..." Teriak Gempa saat Anaya tidak ada di sampingnya."Sttttt, gue lagi di urut sama Nada,". Ucap Anaya lembut.Mendengar itu Gempa pun langsung duduk di samping Anaya yang sedang di urut oleh Nada. "Lo kenapa?" Tanya Gempa dengan raut wajah khawatir."Gak usah pegang pegang." Peringat Anaya lalu menepis tangan Gempa yang akan menyentuh kakinya."Lo kenapa?" Tanya Gempa sekali lagi."Keseleo,". Jawab Anaya singkat."Kapan? Dimana? Kok gue gak di bangunin sih." Ucap Gempa kesal sendiri karena Anaya selalu saja membuatnya khawatir."Sttttt, gak boleh berisik,". Peringat Anaya lalu meletakan jari gelunjuknya pada bibir cerewet suaminya itu."Udah selesai, gak boleh terlalu banyak gerak dulu biar gak tambah bengkak,". Ucap Nada yang langsung di balas anggukan oleh Anaya. "Makasih, Nad," Ucap Anaya tersenyum.
Malam ini adalah malam terakhir mereka di tempat camping. Itu artinya malam ini adalah malam yang paling di tunggu tunggu oleh semua siwa siswi yang mengikuti camping. Acara malam ini adalah api unggun dan nyanyi nyanyi bersama.Anaya sudah berada di lapangan sejak tadi sedangkan Gempa, dia masih sibuk dengan ke enam sahabatnya."Nay, nanti mau nampilin apa?" Tanya Dito pada Anaya."Emm enggak deh, lagian gue sama temen temen juga belum latihan apa apa," Jawab Anaya. Dia memang tidak begitu suka tampil di depan orang banyak apalagi untuk joged atau bernyanyi.Dito hanya mengangguk anggukan kepalanya mengerti. "Nanti kalo temen lo ada yang mau tampil, bilang kak Cici aja,".Ucap Dito."Oke,". Jawab Anaya singkat."Anaya." Teriak seseorang dari arah belakang. Dan sudah bisa Anaya pastikan bahwa itu adalah Gempa. Suaminya.Anaya menoleh pada sumber suara. "Apa?" Jawabnya. Gempa tidak menjawab, dia langsung menarik tangan Anaya menuju tendanya."Woy g