"Lo cepirit gue cerai in lo GEMPA!" teriak Anaya dari dalam kamar mandi.
"Tapi ini udah di ujung Anaya! Gue udah gak tahan!" jawab Gempa yang masih berusaha menahan kotorannya agar tidak keluar di celana."Nanay buruan!" teriak Gempa yang sudah mulai tidak tahan.Cklek"Nyebelin banget sih lo! Di kamar mandi lain kan bisa," kesal Anaya. Dia segera keluar dari kamar mandi, begitupun dengan Gempa yang langsung masuk dengan terburu buru.Beberapa menit kemudian Gempa keluar dengan mengelus perutnya lega. Dia berjalan menghampiri Anaya yang sedang duduk menyender di atas tempat tidur."Geser," ucap Gempa ketus."Sensi amat bro," jawab Anaya. Dia pun sedikit bergeser agar Gempa bisa tertidur di sampingnya."Kenapa lo?" tanya Anaya heran karena Gempa hanya diam saja."Marah," jawabnya ketus."Marah kok ngomong, aneh!" sindir Anaya."Bacot!" sinis Gempa. Dia mengambil ponselnya dan memainkannJam sudah menunjukan pukul 08.15 namun guru belum juga datang ke kelas. Alhasil mereka semua memanfaatkan waktu untuk berghibah ria."Gabut gak sih," ucap Andin menenggelamkan kepalanya pada tumpukan tangan."Mayan," jawab Mawar santai."Kita bolos yuu, lagian bu Isti juga kayanya gak bakal masuk, gimana kalo kita bolos ke kelas sebrang?" ucap Andin. Kelas sebrang ialah kelas kumpulan inti WARRIOR."Kuyyy gasss ngeng..." teriak Vanta sangat bersemangat."Masa cewek nyamperin cowok," ucap Nada."Bener jugaaa" jawab mereka bertiga. Mereka berempat pun melirik pada Anaya. Sudah bisa di pastikan mereka meminta Anaya untuk menyuruh suaminya datang ke kelas mereka."Apaa?" sinis Anaya."Yaa ya ya... Mau yaaa," ucap Andin memohon."Ayoo lah Nay, diantara kita kan yang udah sah cuma lo doang," rengek Mawar memohon."Dihhh nggak yaa, gue malu anjir," jawab Anaya malas."Chat ajah kali Nay," uca
brakPintu kelas terbuka dengan kasar. Siapa lagi pelakunya jika bukan Gempa and the gang.Anaya memutar bola matanya malas, "Rusuh," gumamnya.Gempa segera berjalan menuju tempat duduk Anaya, "Hii bro," sapa Gempa bergurau."Sok akrab," jawab Anaya malas."Pergi lo Nad, huss huss huss," usir Gempa pada Nada yang duduk di sebelah Anaya.Dengan wajah malasnya Nada pun beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri Jeno dan Gaga yang sedang duduk di pojokan kelas.Setelah kepergian Nada dari tempat duduknya Gempa pun segera duduk dan terus memperhatikan wajah cantik Anaya yang berada di sebelahnya."Gempa!" kesal Anaya. Dia memukul pelan tangan Gempa yang menopang dagunya untuk memandangi Anaya."Cantik," ucap Gempa sambil tersenyum manis kearah Anaya.Salting. Itulah yang dirasakan Anaya sekarang. "Apaan sih lo," Anaya segera mengalihkan pikirannya dengan membuka buku pelajaran.
Andra dan Anaya sudah berada di markas Andraros. "Ngapain lo ajak gue kesini?" tanya Anaya heran."Gue mau kenalin lo sama temen temen gue," jawab Andra tersenyum. Dia menggandeng Anaya masuk kedalam markas."Wahhh cewek nih," ucap salah seorang anggota Andraros yang sedang duduk di sofa."Cewek lu bos?" tanya seseorang yang baru saja datang dengan minuman di tangannya."Mantan, dan tugas kalian jagain dia jangan sampe dia terluka," ucap Andra pada teman temannya."Beres kalo itu mah," jawab mereka bersamaan."Silahkan duduk ratunya Andraros," ucap Andra mempersilahkan Anaya untuk duduk di sofa."Apaan sih Dra," kekeh Anaya lalu duduk di sofa dengan Andra di sebelahnya."Mau minum apa Nay?" tanya Andra."Apa ajah, tapi kalo ada sih gue mau jus mangga," jawab Anaya terkekeh."Pasti ada lah. Apa sih yang nggak buat ratunya Andraros," Andra segera beranjak dari duduknya untuk menuju dapur dan meng
"Tapi gue harus pulang Dra, gu-gue-" ahhh Anaya tidak bisa jujur sekarang."INI HUJAN ANAYA!" ucap Andra lembut namun tegas. Dia menarik Anaya kembali ke ruang tv."Gempa," gumam Anaya. Dia terus saja memikirkan nasib suami bayinya yang sedang sakit itu.Sudah bisa Anaya pastikan pasti sekarang dia sedang uring uringan dan terisak di dalam kamar sambil memukul mukul bantal lovenya."Mending lo makan dulu deh, Nay. Lo dari tadi belum makan," ucap Andra pada Anaya yang masih setia melamun di sebelahnya."Nay," panggil Andra karena Anaya tidak menjawab ucapannya."Em hah kenapa?" tanya Anaya terkejut."Lo kenapa sih?!" ucap Andra heran sendiri. "Lo lagi ada masalah?" tanya Andra memastikan."Gue cuma mau pulang Dra," jawab Anaya lirih."Udah mending lo makan dulu sana," ucap Andra. Dia mengelus rambut Anaya dengan lembut."Gue gak laper," balas Anaya. Dia masih memikirkan nasib Gempa bagaimana. Pa
Keesokan harinya!Anaya dan Gempa sedang berada di pusat perbelanjaan. Berhubung ini hari sabtu dan sekolah libur, jadi mereka memutuskan untuk berjalan jalan untuk merefrest otaknya masing masing."Nay, sini deh," Gempa menarik tangan Anaya menuju tempat perlengkapan bayi."Heh ngapain lo ajak gue kesini?!" ucap Anaya terkejut."Bagus," Gempa mengambil salah satu baju bayi yang menarik perhatiannya sedari tadi."Lucu kan, warna pink," ucapnya."Gempa kita gak butuh ini, lagian gue juga gak lagi hamil. Ngapain beli kaya ginian segala," jawab Anaya. Dia menyimpan kembali baju itu pada tempat semula."Soal bayi mah gampang. Pulang dari sini kita bikin," ucapnya sangat enteng. Gempa mengambil kembali baju bayi itu, dia juga mengambil baju yang lain karena dia berniat untuk memiliki anak kembar jadi bajunya juga harus ada dua."Ini juga bagus, yang ini buat cewek yang ini buat cowok," ucap Gempa sambil men
BussshhhhAnaya menyemburkan air pada wajah Gempa. "Anaya anjing!" umpat Gempa terkejut.UhukkUhukkk"Sorry sorry gue sengaja," ucap Anaya panik sendiri."Bacot lo, Nay!" sinis Gempa."Yaa lagian lo ngomong mesum tiba tiba, gue kan terkejuuutt," jawab Anaya sedikit mengejek."Bilang ajah lo sengaja mau nyembur gue, lo juga dari tadi udah kesel kan sama gue," ucap Gempa yang masih membersihkan wajahnya dengan tisu."Gue dari tadi udah minta maaf, maaf gue sengaja!" ucap Anaya menahan kekehannya."Tuh kan lo sengaja. Emang lo istri durhakot Nay, gada akhlak." jawab Gempa kesal."Uhhh cup cup cup..." kekeh Anaya."Bacot! Gue bukan bocah," jawab Gempa kesal."Iya lo bukan bocah tapi bayi cabul," gumam Anaya yang masih bisa di dengar oleh Gempa."Apa lo bayi cabul, bayi cabul?" sinis Gempa."Apaan sih, lo salah denger kali. Siapa juga yang bilang bayi cabul," ela
Anaya sedang duduk di sofa dengan kepala Gempa di pangkuannya. Yap sudah di pastikan bahwa lelaki itu tertidur di atas paha Anaya. Sehabis mereka berbelanja tadi Gempa langsung merengek untuk meminta tidur di atas paha Anaya.Anaya pun tidak keberatan dengan itu, dia langsung duduk di sofa begitupun dengan Gempa yang langsung menjatuhkan kepalanya pada paha Anaya dan memeluk perut rata istrinya itu."Lama lama pegel juga," gumam Anaya saat pinggangnya terasa sakit akibat terlalu lama duduk dengan posisi itu.Anaya menunduk dilihatnya Gempa yang masih terlelap dengan nyaman, "Nyenyak banget lagi tidurnya," ucap Anaya menghembuskan nafasnya gusar. Sebisa mungkin dia menahan sakit pinggangnya karena tidak tega untuk membangunkan Gempa. Yang ada nanti dia seperti bayi yang akan terus merengek sampai dia menemukan tempat ternyamannya kembali.Sembari menunggu Gempa terbangun Anaya memainkan ponselnya. Dan langsung mendapat notifikasi dari Andra.AndraOnlineHii NayLagi ngapain?HiiLagi
Jam sudah menunjukan pukul 16.09Anaya keluar kamar dengan cara mengendap ngendap. Dia masih takut dengan tingkah Gempa yang seperti om om pedo."Fyuhhh... Untung dia lagi tidur," Anaya menghembuskan nafasnya lega saat melihat Gempa yang tertidur diatas sofa. Dan tanpa Anaya sadari bahwa Gempa hanya berpura pura tertidur.Anaya segera berjalan menuju dapur untuk memasak makanan karena sejak tadi perutnya terus saja berbunyi meminta di isi."Masak yang simpel ajah lah biar cepet jadi, takut si pedo keburu bangun juga," gumam Anaya pelan.Dia pun segera mengambil dua butir telur dan beberapa sayuran untuk dia gunakan sebagai pelengkap mie instan yang ia masak.Anaya memasak dengan hati yang tidak karuan. Dia takut jika Gempa tiba tiba ada di belakangnya dan berprilaku seperti tadi. Anaya terus mengatur perasaannya agar lebih tenang.Akhirnya setelah beberapa menit mie instan yang Anaya buat pun sudah jadi. Dengan cepat nam