Share

Menemani

Albert dan Jessica sudah berada di mobil, Albert memasangkan sabuk pengaman Jessica. Sedangkan Jessica merasa gugup, apa yang sebenarnya laki-laki ini pikirkan pikir Jessica.

Wajahnya Albert mendekati wajah Jessica, menatap gadis itu dengan intens. Sedangkan jantung Jessica berdegup kencang menatap Albert, perasaannya tak karuan sekarang.

"Gadis pintar, kamu cantik sekali pakai baju itu Jessica," bisik Albert.

Albert segera menancapkan gas nya menuju ke suatu tempat bersama Jessica, sedangkan Jessica merasa sedikit ketakutan.

Bodoh sekali kamu Jessica menuruti laki-laki yang tak waras ini, umpat Jessica kepada dirinya sendiri. Dia sangat polos apa bodoh menurut begitu saja kepada Albert.

Albert membawa Jessica ke suatu tempat yang tak asing menurut Jessica, ke tempat yang membuat Jessica bertemu dengan Albert.

"Tunggu disini," ucap Albert kepada Jessica. Jessica hanya mengangguk dan menunggu Albert di dalam mobil.

Laki-laki itu melangkahkan kakinya masuk menuju mini bar itu, tak lama ja keluar membawa sebuah kotak yang ia simpan di kursi belakang.

Albert melajukan kembali mobilnya menuju suatu tempat, Jessica hanya terdiam dan sesekali melirik ke arah Albert yang sedari tadi hanya fokus menyetir.

Tak lama mobil nya masuk ke arah apartemen elit yang tak asing bagi Jessica.

"Ini dimana?" tanya jessica bingung.

"Apartemenku," jawab Albert singkat.

Albert memarkirkan mobilnya di ruang parkir bawah tanah, membukakan pintu mobil untuk Jessica dan menggandeng Jessica menuju lift.

Jessica tampak gugup saat Albert menggenggam tangannya, ada apa dengan Albert yang tiba-tiba memeluknya dan sekarang menggenggam tangannya.

"Kok kita kesini?" tanya jessica lagi 

"Sudah saya bilang temani saya hari ini, jangan banyak bertanya lagi."

Jessica langsung terdiam, dia bingung kenapa Albert malah memarahinya, bukannya seharusnya Jessica yang marah padanya karena memeluknya tanpa ijin dan sekarang menggandeng tangannya.

Albert menekan tombol lift, pintu lift terbuka di lantai 19 Albert dan Jessica segera keluar dari lift itu. Jessica menelan ludahnya mengingat kejadian beberapa minggu yang lalu ketika dia tiba-tiba terbangun di apartemen ini.

Jessica menatap Albert yang sedang menekan password pintu apartemennya, pintu itu segera terbuka. Albert masih menggandeng Jessica dan menutup pintunya, Albert tiba-tiba menggendong Jessica, Jessica seketika kaget atas perlakuan Albert.

"Hey! Turunin aku! Turunin gak!!" Jessica memukuli dada Albert yang tiba tiba menggendongnya.

"Turunin aku!!"

Albert menatap Jessica dingin gadis itu ketakutan, mata Jessica mulai memerah dan mengeluarkan air mata, ia menangis ketakutan melihat kelakuan aneh Albert.

"Sudah saya bilang, kamu diam jangan berontak. Kalau kamu berontak kamu tanggung sendiri akibatnya." ucap Albert sedikit mengancam, Jessica terisak karena ketakutan melihat perlakuan aneh Albert.

Albert menggendong Jessica menuju kamarnya, lalu menidurkan Jessica di kasur ukuran king sizenya itu. Jessica segera duduk tangannya gemetar ketakutan.

"Mau berontak?" ujar Albert dingin, Albert berbaring di sebelah Jessica, lalu menarik gadis itu dan memeluknya.

"... Jangan apa-apain aku," lirih Jessica yang masih ketakutan.

Albert masih memeluk Jessica, menenggelamkan wajahnya ke bahu Jessica.

"Saya mau peluk kamu, kamu jangan berisik jangan mikir aneh-aneh saya gak akan apa apain kamu," jelas Albert yang membuat Jessica sedikit lega mendengarnya.

Jessica memeluk Albert kembali tanpa sadar, laki-laki itu memeluk Jessica sangat erat membuat Jessica terbawa suasana.

"Kamu tidak kenapa-napa? Kalau kamu ada masalah kamu bisa cerita sama aku," ujar Jessica yang masih memeluk Albert sambil menepuk-nepuk punggungnya dengan lembut, tapi Albert tidak menjawabnya.

"Jess kamu tidur sama saya aja malam ini ya," ucap Albert.

"Gila kamu!" jawab Jessica yang langsung melepaskan pelukannya.

Albert kembali menarik Jessica ke pelukannya.

"Jangan di lepas," lirih Albert.

Jessica sangat bingung dengan Albert, sikapnya hari ini begitu aneh. Tapi dia kasihan ketika melihat wajah Albert yang terlihat seperti sedang memendam masalah, wajahnya terlihat murung dan tidak bersemangat berbeda sekali dengan tadi pagi.

Albert memeluk Jessica sampai mereka berdua tertidur, entah apa yang di pikiran Albert untuk mengajak gadis ini.

Jessica terbangun dari tidurnya dengan kaget, dia melihat Albert masih memeluknya dengan erat. Dia melihat itu seperti merasa dejavu, tentu saja karena kedua kalinya Jessica terbangun di samping Albert.

Tak lama Albert terbangun juga, dia menatap wajah Jessica lalu tersenyum. Dia merasa nyaman dan tenang berada disisi gadis itu.

Albert mengusap wajah Jessica dengan lembut, seakan dia lupa kalau hari ini dia baru saja putus dengan kekasihnya.

"Terimakasih banyak sudah mau menemaniku."

Jessica terdiam mendengar perkataan Albert, apakah dia sangat kesepian? Pikir Jessica.

Albert mengusap kepala Jessica lalu segera bangkit dari tempat tidurnya itu, ia berjalan mengambil kotak yang dibawanya tadi.

"Jessica, mau temani saya minum?" tanya Albert kepada jessica yang sedang merapihkan rambutnya.

".. Tapi besok aku masuk kerja" jawab Jessica ingin menolak.

Albert mendekati Jessica yang masih duduk di kasur king size miliknya, sedangkan Jessica terlihat gugup.

"Minum sedikit saja," pinta Albert, Albert memberi jessica gelas sloki yang berisi wine. Jessica dengan ragu menerima gelas itu, tak apa jika hanya beberapa tegukan pikirnya.

Jessica menatap layar ponselnya yang sudah menunjukan pukul 09.24 malam, Albert mengambil ponsel itu di tangan Jessica, lalu menatapnya.

"Kenapa? Apa pacarmu mencarimu?" tanya Albert. Jessica menggelengkan kepalanya.

Albert terus terusan mengisi gelasnya dengan wine, Jessica khawatir Albert terlalu mabuk.

"Kamu tahu jess? Pacar saya meninggalkan saya dan memilih orang baru," curhatnya.

Jessica menatap Albert wajahnya terlihat sangat menyedihkan, ia kembali ingat dirinya ketika memergoki pacarnya selingkuh. Sedangkan Albert terus mengoceh mengeluarkan semua isi hatinya yang sedang kacau malam ini.

Mereka berdua memiliki kesamaan saat ini. Sama-sama di selingkuhi oleh kekasihnya.

Albert sudah menghabisnya 2 botol wine, dia sedari tadi tak henti meminum wine yang ia tuangkan ke slokinya, membuat Jessica merasa kasihan.

Jessica coba menghentikan Albert yang mulai terlihat mabuk, dia merebut sloki yang di pegang Albert. Laki-laki itu menatap Jessica.

"Kamu tidak usah pulang saja, ayo kita minum lagi," ucap Albert setengah tak sadar.

Jessica menjitak kepala Albert sedikit kesal.

"Ayo sadar aku mau pulang, mau tidur," kata Jessica kesal.

Albert menatap Jessica lagi lalu memeluknya.

"Tidur disini saja, temani saya," bisik Albert. Jessica yang mendengarnya melotot.

"Enak saja! Mencari kesempatan dalam ksempitan!"  ucap Jessica geram, rasanya ingin sekali menoyor kepala laki-laki ini.

Albert melepaskan pelukannya lalu menggendong Jessica lagi, melempar Jessica ke kasur empuk miliknya.

"AKU MAU PULAAAANGG!!!" teriak Jesica kesal.

Sedangkan Albert segera menindih tubuh Jessica lalu menciumnya dengan kasar.

"..Mmhh lepasin, kurang ajar dasar mesum!" berontak Jessica melepaskan ciuman Albert dan mendorong tubuhnya, lalu Jessica segera bangkit.

"Kalau kamu tetap mau pulang saya antar kamu, tapi saya ikut," kata Albert kepada Jessica.

_________________________________

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status