Share

Hanya Dipermainkan

Benda empuk itu melayang ke wajah Albert, tapi Albert dengan cepat menghindari batal yang di lempar Jessica, keseimbangan Albert hilang karena kakinya tersandung dan tidak di sangka Albert terjatuh tepat diatas tubuh mungil Jessica.

Mereka berdua saling menatap lengan kokohnya Albert menopang badannya agar tidak menindih Jessica, untuk yang kedua kalinya wajah Jessica sangat dekat dengan wajahnya Albert.

Jessica terpaku, Albert mendekatkan wajahnya kepada Jessica. Melumat sekilas bibir merah Jessica.

"Mmmmhh.. Lepasin! Dasar cabul!" umpat Jessica sambil mendorong Albert untuk melepaskan ciumannya.

Albert terkekeh melihat tingkah Jessica, padahal Jessica yang mencium Albert duluan ketika di bar kemarin.

"Cabul? Siapa yang cabul hmm, kamu kan yang cium saya duluan di bar kemarin. Saya minta tanggung jawab sama kamu, main nyosor nyosor aja," jawab Albert mengingatkan kejadian tempo hari ketika Jessica menciumnya di bar.

"Kapan aku cium kamu? Gak usah ngada-ngada ya!"  Jessica mengelak.

Apa iya dia mencium laki-laki itu ketika dia mabuk kemarin pikir Jessica sambil mengingat-ngingat.

"Yasudah kalau tidak percaya."

Jessica menatap mata Albert berharap dia menemukan kebohongan disana, Albert duduk di samping Jessica menatap gadis itu.

"... Aku mau tanya tentang kejadian malam itu, sebenarnya apa yang terjadi? Kamu gak apa-apain saya kan?" tanya Jessica.

"Saya nidurin kamu kan," jawab Albert singkat, tapi berhasil membuat Jessica kembali melotot dan ingin melempar bantalnya lagi. Albert tertawa melihat wajah Jessica yang memerah.

"Hahaha lucu banget wajah kamu Jess, kaya kepiting rebus tahu gak," ledek Albert.

Jessica cemberut mengapa bisa dia bertemu dengan orang menyebalkan seperti Albert, sampai Jessica brpikir apa benar Albert menidurinya kemarin, Jessica melamun memikirkan hal itu.

"Kan kamu tuh menggemaskan Jess, saya gak apa-apain kamu tenang aja."

"Terus... Kenapa kamu tidur di samping aku? Terus kenapa baju gak utuh lagi?" tanya Jessica meminta penjelasan dari Albert.

"Waktu itu baju kamu basah, saya takut kamu masuk angin. Yasudah saya ganti Baju kamu tapi saya ketiduran hahaha maaf ya."

"APA KAMU BILANG? SEENAKNYA BUKA BUKA BAJU ORANG HAHH!" teriak Jessica geram.

"Sekarang baju kamu basah, kamu mau ganti baju sendiri atau saya gantiin?"

Jessica melempar bantalnya ke wajah Albert dan kali ini mengenai wajahnya.

"Awhh.. Ampun.. Ampun... Ahahahaha "

Albert hanya tertawa ketika di pukuli oleh Jessica, sedangkan Jessica merasa sangat kesal kepada Albert karena bersikap kurang ajar meski berniat baik.

"Kamu keluar dulu aku mau ganti baju," kata Jessica.

"Ngapain keluar? Disini aja lagian saya sudah lihat punya kamu kok," canda Albert, Jessica kali ini memukul kepala Albert dengan tangannya sendiri. Dia menjambak-jambak kepala Albert karena Sangat kesal.

"Awhhh ampun sakit Jess, iya saya keluar."

Albert keluar kamar Jessica, dia menunggu Jessica ganti pakaiannya di ruang tamu, Albert terkekeh melihat kelakuan Jessica sampai dia lupa kalau hari ini dia sedang sangat kesal karena kekasihnya menghilang.

Tak lama Jessica keluar dari kamarnya menggukan kaos polos berwarna putih dan celana kulot hitam, berjalan tertatih mendekati Albert.

"Jess mau saya gendong lagi?" ucap Albert khawatir melihat Jessica, sedangkan Jessica hanya menggelengkan kepalanya tanda tidak mau.

"Sakit banget," lirih Jessica menahan sakit akibat tertabrak tadi. Albert mendekati Jessica membantunya berjalan.

Albert menatap Jessica dengan sangat khawatir, merasa bersalah karena tidak sengaja menabraknya.

"Saya panggilin dokter aja ya, jangan ke klinik saya ga tega lihat kamu," kata Albert lembut

Mereka duduk di sofa bersebelahan, Albert coba mengangkat kakinya Jessica, Meletakan di atas pahanya. Albert mengusap ngusap kaki jessica.

Dia segera menelfon Dokter untuk segera datang ke apartemennya Jessica, Jessica menatap Albert kagum. 

"Kamu pulang aja, udah malem juga kan," ujar Jessica yang sebenarnya dia sudah mulai mengantuk.

Albert melihat ponselnya, jam sudah menunjukan pukul 11 malam. 

"Yasudah saya pulang dulu, nanti Dokternya kesini buat periksa kamu, kamu jangan tidur dulu ya."

"Oh iya, besok kamu mau kemana? Biar saya antar lagian karena saya juga kamu kaya gini. Jadi saya harus tanggung jawab minimal nganter kamu sampai kamu sembuh," ucap Albert tulus, karena dia sangat khawatir kepada Jessica.

"Besok pagi aku pergi ke kantor sih, cuma kayaknya gak usah deh. Aku gak mau ngerepotin orang," jawab Jessica, dia tidak mau merepotkan siapapun apalagi harus diantar-jemput Albert.

"Mau saya antar, atau saya cium lagi?" ucap Albert sambil mendekatkan wajahnya kepada Jessica, seakan mau mencium gadis itu lagi.

Jessica menelan ludah ketika mendengar perkataan Albert, dia tidak mau di jemput Albert tapi dia juga tidak mau di ciumnya.

"Anter!"

..

Tak terasa malam yang gelap sudah berganti pagi yang cerah, Jessica yang kesulitan berjalan sudah siap untuk pergi bekerja.

Dia merapikan kamarnya terlebih dahulu sebelum berangkat, mengecek satu persatu barangnya dan tak lupa membuka tirai jendelanya agar sinar matahari masuk mengisi ruangannya.

Setelah selesai merapihkan apartemennya Jessica bergegas untuk pergi, dia membuka pintu apartemennya, disana terlihat Albert yang sedang asik menunggu Jessica untuk segera keluar.

"Kamu cantik sekali hari ini," puji Albert, matanya menatap Jesica dengan takjub, ternyata Jesia benar-benar cantik pikirnya.

Jessica hanya menatap malas laki-laki itu, dia berjalan mengabaikan Albert yang tersenyum melihatnya, Albert segera menyusul Jessica.

"Jadi kamu bekerja dimana?" tanya Albert memecahkan keheningan, karena sedari tadi Jessica hanya terdiam.

"Yeonsang," jawab Jessica singkat dan datar, ia tak ingin banyak basa-basi dengan Albert. 

Albert melajukan mobilnya menuju tempat Jessica bekerja, wajahnya sangat fokus ketika mengemudi tapi sesekali dia melirik kearah Jessica yang sedang asik memainkan ponselnya. Mobilnya terhenti di depan perusahaan Yeonsang Group  tempat Jessica bekerja, ia segera turun membukakan pintu untuk Jessica sedangkan beberapa orang yang melihat hal itu merasa heran.

Jessica turun dari mobil dengan hati-hati, kakinya sedikit pincang melangkah perlahan. Sedangkan Albert Menatap khawatir kepada Jessica

"Kamu bisa jalan sendiri Jess? Apa mau saya antar kamu sampai masuk?" Albert menawarkan diri kepada Jessica untuk mengantarkan gadis itu sampai ke ruangannya.

"Aku bisa sendiri," ucap Jessica sambil berjalan meninggalkan Albert. Sedangkan Albert segera bergegas pergi.

Albert menatap ponselnya, tak ada notif pesan masuk atau panggilan ta teejawab dari kekasihnya itu. Wajahnya berubah menjadi kesal pikirannya kembali kacau.

"Jika kau tidak mencintaiku seharusnya kau tidak bersamaku, jadi kau tidak perlu repot-repot menghindar dariku seperti ini Adisty!" gumam Albert.

Mobilnya terparkir di sebuah apartemen elit, Albert masuk ke lift menekan tombol 15. Tak lama pintu lift terbuka di lantai 15.

Albert melangkahkan lakinya menuju ke sebuah pintu yang tak jauh dari lift itu, dia menekan pasword apartemen milik Adisty. Perlahan pintunya terbuka melihatkan sebuah pemandangan yang mengejutkan baginya.

Dia menatap Adisty tak percaya, tatapannya sangat menyedihkan berdiri mematung di depan pintu menatap kekasihnya.

"Apa ini kau bisa jelaskan ini?" ucap Albert meminta penjelasan kepada Adisty. Albert melihat Adisty sedang bersama pria lain di hadapannya sekarang.

Sementara Adisty menatap Albert dengan tatapan dingin lalu berjalan menghampiri Albert yang masih terpaku di depan pintu.

"Kamu sudah lihat? Baguslah aku tidak usah repot-repot memberi tahumu," ujar Adisty sinis.

Mata Albert memerah menahan rasa sakit dan amarah, tangannya mengepal kuat rasanya ingin sekali ia memukuli pria yang menjadi selingkuhannya Adisty.

Albert segera pergi meninggalkan Adisty, ia tak mau lama-lama melihat pemandangan yang sangat menjijikkan sekaligus menyakitkan baginya. Mobilnya melaju ke sebuah mini bar untuk melampiaskan kekesalannya.

     _____

Hari mulai petang Jessica segera merapihkan berkas-berkas yang berceceran di mejanya, jam kerjanya sudah selsai beberapa menit yang lalu, waktunya dia untuk segera pulang dan meninggalkan ruangannya.

Jessica berpamitan kepada teman-temannya, kakinya sekarang sudah mulai membaik. Dia melihat mobil Albert sudah terparkir di depan kantor,  membuka kaca mobilnya dan menatap Jessica yang sedang berdiri di depan pintu loby.

"Ayo cepat masuk!" ujar Albert sedikit ketus, Jessica bingung melihat pertama kalinya Albert bersikap ketus seperti itu kepadanya. Apa dia sedang ada masalah? Pikir Jessica.

Jessica segera menghampiri mobilnya Albert lalu dia duduk di sebelah Albert, memasang sabuk pengaman dan menatap laki-laki itu.

"Kamu kenapa?" tanya jessica.

"Temani saya hari ini," lirih Albert, dia menatap Jessica. Gadis itu hanya terdiam tak mengerti apa yang di bicarakan oleh Albert.

"Hah? Mau kemana?" tanya Jessica lagi.

Albert tak menjawab pertanyaan Jessica, mobilnya segera melaju meninggalkan kantor itu.

Mobilnya berhenti di parkiran apartemen Jessica, Albert yang sedaditadi tak mengatakan apapun membuat Jessica kebingungan. Aneh sekali tak biasanya dia seperti itu pikir Jessica.

Jessica menatap Albert canggung, lalu bergegas turun dari mobilnya. Jessica tak ingin berada lama-lama di situasi canggung seprti itu tapi dia juga tak ingin memulai obrolan duluan dengan Albert, tak lama Albert menyusul Jessica masuk ke apartemennya.

"Cepat mandi dan ganti bajumu," kata Albert kepada Jessica sambil memberikan paper bag berisi mini dress yang baru di beli Albert tadi sebelum menjemput Jessica.

Jessica menatap bingung, ia mengambil dress itu lalu bergegas mandi. Albert menunggu Jessica di ruang tamu duduk dengan santainya di sofa menunggu Jessica.

Selsai mandi Jessica mencoba mini dress yang tadi diberikan oleh albert, dress itu sangat pas di gunakan oleh Jessica. Menatap cermin dan mulai menata rambutnya, setelah itu dia mulai memoles wajahnya dengan makeup.

Albert masuk ke kamar Jessica, menatap gadis itu yang sedang merias wajahnya. Mata Albert terpukau melihat Jessica yang begitu cantik dan seksi malam ini.

Melangkahkan kakinya mendekati  gadis itu lalu memeluknya dari belakang, Jessica kaget melihat kelakuan aneh Albert.

"Kamu cantik sekali Jessica," ucap Albert yang masih memeluk Jessica sambil memejamkan matanya.

"Kamu gila? Lepaskan aku!"

Jessica menyikut perut Albert dengan kasar agar Albert melepaskan pelukannya.

"Kasar."

_____________________________________

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status