Share

Lirikan Sisca

Author: Dita SY
last update Last Updated: 2025-08-04 10:00:08

Melihat kedatangan calon suami Febby, dengan cepat Sisca melangkah menuju ruang tamu sambil membawa nampan di kedua tangan.

Menyunggingkan senyuman manis, Sisca mendekati Tamu dan Tuan Rumah itu lalu berjongkok di dekat meja panjang. Ia meletakkan satu per satu gelas berisi minuman di atas meja kaca.

"Silakan diminum," ucap Sisca dengan senyuman manis sambil melirik ke arah Dirga yang terus memandangi kamar Febby. 'Ganteng juga. Beruntung banget Teh Febby bisa dilamar sama cowok ganteng. Mantan suaminya ganteng, calonnya lebih ganteng lagi. Jangan-jangan Teh Febby pakai pelet?' gumamnya dalam hati.

Dewanto dan Ratna menatap ke arah Sisca dan Bu Ida. Mereka sudah sering melihat Bu Ida, namun baru pertama kalinya melihat wanita muda itu.

"Neng Geulis ini namanya Sisca, Bu Ratna. Pak Dewanto. Dia keponakan istri saya," ucap Fandi memperkenalkan.

Dewanto dan Ratna manggut-manggut. Akhirnya terjawab sudah rasa pen
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
uwghulkhfzuql (hagvwhhgvvqjba)
kok bisa ... ...... author tolong jgn biarkan rencana sepupu ga tau diri ini beneran terjadi...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ah! Enak Mas Dokter   Menuju Halal

    Sejak kepulangan dari Bogor, kondisi kesehatan mental Lilian semakin memburuk. Ia terus menangis dan menolak berkomunikasi dengan siapapun.Anggun tengah berjuang keras untuk bisa mengembalikan Lilian seperti dulu. Meski harus mengorbankan waktu dan tenaga ekstra.Kesabarannya benar-benar diuji. Ia harus berjuang seorang diri untuk menyembuhkan anak semata wayang.Saat ini di ruang psikiater, Anggun tengah mendampingi anaknya menjalani pengobatan dengan Dokter Profesional.Tak lagi sempat mengurus Klinik, bahkan memegang ponsel pun ia tak memiliki waktu."Jadi gimana keadaan anak saya, Dok?" tanya Anggun menatap Lilian lirih.Gadis kecil itu hanya diam seperti patung. Jangankan berbicara, menatap ke arahnya saja enggan."Saya resepkan obat. Tolong diberikan tepat waktu. Jangan sampai kondisinya memburuk. Lilian sangat butuh pengobatan khusus dan dampingan orang tua agar kondisinya bisa membaik.""Baik, Dok," sah

  • Ah! Enak Mas Dokter   Lirikan Sisca

    Melihat kedatangan calon suami Febby, dengan cepat Sisca melangkah menuju ruang tamu sambil membawa nampan di kedua tangan. Menyunggingkan senyuman manis, Sisca mendekati Tamu dan Tuan Rumah itu lalu berjongkok di dekat meja panjang. Ia meletakkan satu per satu gelas berisi minuman di atas meja kaca. "Silakan diminum," ucap Sisca dengan senyuman manis sambil melirik ke arah Dirga yang terus memandangi kamar Febby. 'Ganteng juga. Beruntung banget Teh Febby bisa dilamar sama cowok ganteng. Mantan suaminya ganteng, calonnya lebih ganteng lagi. Jangan-jangan Teh Febby pakai pelet?' gumamnya dalam hati. Dewanto dan Ratna menatap ke arah Sisca dan Bu Ida. Mereka sudah sering melihat Bu Ida, namun baru pertama kalinya melihat wanita muda itu. "Neng Geulis ini namanya Sisca, Bu Ratna. Pak Dewanto. Dia keponakan istri saya," ucap Fandi memperkenalkan. Dewanto dan Ratna manggut-manggut. Akhirnya terjawab sudah rasa pen

  • Ah! Enak Mas Dokter   Kejahatan Sisca

    ~Paginya~ Hatchi! Hatchi! Febby terbangun dari tidur dengan keadaan kurang enak badan. Ia membuka mata, melihat Sisca ada di samping. Tubuh sepupunya itu terbungkus selimut tebal. "Sis, kamu yang naikin suhu AC ya?" tanya Febby pada sepupunya itu. "Kamu kenapa tidur di sini? Ngga pulang ke rumah?" "Hmm, berisik Teh. Aku kurang tidur semalam," sahut Sisca jengkel. Bukannya bangun, wanita muda itu merapatkan selimutnya. "Aku kedinginan Sis. Kamu naikin suhu AC 'kan?" "Apaan sih Teh, berisik banget. Udah tidur lagi. Masih pagi buta juga." Febby mendengus kesal, "Kamu ngapain atuh tidur di sini, bukannya pulang ke rumah. Kamu 'kan dicariin sama Abah Agung." Sisca berdecak, "Teteh ngusir aku? Iya?" Menghela napas panjang, Febby hanya diam. Sisca memutar tubuhnya, menatap Febby dan membuka selimut. "Ngga boleh aku tidur di sini?"

  • Ah! Enak Mas Dokter   Susu Ibu Hamil

    Kabar tentang lamaran Dirga membuat Febby menangis haru. Akhirnya semua kerumitan kisah cinta mereka berakhir. Sebentar lagi dia akan menyandang status sebagai seorang istri untuk kedua kalinya. Istri dari cinta pertama yang akhirnya dipertemukan kembali. "Aku bahagia mendengar kamu akan melamarku, Mas," ucap Febby di dalam telepon. Setelah berbicara panjang lebar tentang lamaran. Malam harinya Febby dan Dirga kembali melanjutkan pembicaraan tentang pernikahan mereka. "Aku juga bahagia, karena semuanya sudah berakhir. Kamu dan aku akan secepatnya bersatu." Febby tersenyum simpul. Rona merah terlihat jelas di kedua pipi. Tak sabar ingin secepatnya menjadi istri Dirga Dewanto_pria pujaan hati. "Bagaimana keadaan kandunganmu, hem?" tanya Dirga disela lamunan Febby yang membayangkan akan segera menjadi istri Dokter Kandungan itu. "Baik. Anak kita sehat." Lamunannya buyar, ia kembali fokus pada pemb

  • Ah! Enak Mas Dokter   Aku Bukan Anak Papi?

    Dirga mengusap kepala anak perempuan itu, "Papi dan Mami sudah bercerai. Kami berdua sudah berpisah dan tidak akan bisa dipersatukan, karena Papi ingin membangun rumah tangga dengan wanita lain.""Mas!" teriak Anggun menahan tangis. Tak terima mendengar Dirga menjelaskan apa yang terjadi pada hubungan mereka. "Tolong jaga perasaan Lilian, Mas!"Dirga melirik emosi, "Sudah waktunya dia tahu hubungan kita yang sebenarnya. Aku tidak rela anak sekecil ini dicuci otaknya oleh Ibu sepertimu!"Lilian menatap Dirga lirih, beralih pada Anggun. Masih belum paham dengan penjelasan itu."Tapi jangan menyakiti hati Lilian, Mas!" isak Anggun menahan tangis.Dirga bergeming, kembali mengusap kepala Lilian lembut, "Papi yakin kamu pasti mengerti apa maksud Papi.Gadis itu menggeleng, "Maksudnya apa Pi?" tanya Lilian dengan wajah sendu."Papi dan Mami sudah berpisah. Kami bukan suami-istri lagi. Dan kamu ... kamu bukan anak kandung Papi,

  • Ah! Enak Mas Dokter   Papi

    "Ini baksonya." Lima bungkus bakso diberikan pada Anggun dan dibayar cash oleh Dokter Kecantikan itu. Tanpa mengucapkan terima kasih, Anggun dan Lilian melangkah terburu-buru kembali ke mobil dan masuk. "Cepat Mi, kita ke rumah Opa dan Oma." Lilian menarik lengan Anggun yang tengah memakaikan sabuk pengaman di pinggang. "Sabar Sayang, kita udah deket rumah Opa dan Oma kamu. Sebentar lagi kita ke sana." Anggun tersenyum simpul, mencubit hidung mungil anaknya. Wajah Lilian berseri, sangat berbeda dengan yang biasa dilihat setiap hari. Kini, Anggun benar-benar sadar Dirga membawa pengaruh baik untuk anak semata wayang. Saat masih menjadi suami-istri, Dirga memang selalu mengutamakan Lilian dalam hal apapun. Bahkan rela pulang kerja lebih awal demi bisa bermain dengan anak perempuannya. Wajar jika Lilian sangat kehilangan sosok Dirga di rumah, dan membuat gadis kecil itu sedih setiap

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status