Share

Nasihat

Author: Dita SY
last update Last Updated: 2025-07-01 08:00:04

Meninggalkan Anggun yang masih mematung di apartemen, Dirga masuk ke mobil yang berada di parkiran lalu melaju pergi.

Berhenti di depan kemacetan panjang lampu merah, Dokter Tampan itu mengambil ponsel di dalam saku, menghubungi seseorang.

Tak sampai satu menit, suara nada sambung berubah menjadi suara halo dari ujung sana.

"Aku akan pergi sementara waktu ke rumah kedua orang tuaku, dan tinggal di sana," ucap Dirga dengan nada berat.

"Kamu yakin? Kenapa?" tanya Bella, satu-satunya orang yang bisa dipercaya oleh Dirga saat ini.

Menghela napas panjang, Dirga menjawab, "Demi melindungi Febby dari amukan Anggun. Dia semakin gila. Aku takut dia mengetahui kalau wanita itu adalah Febby. Aku tidak mau terjadi sesuatu pada Febby. Jalan terbaik, aku akan pergi sementara waktu sampai putusan sidang selesai. Sampai aku benar-benar sudah mengakhiri hubungan dengan Anggun."

Wanita yang berbicara di ujung sana, mendesah pelan lalu mengatakan,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Dyah Wiryastini
Rumittt sekali
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ah! Enak Mas Dokter   Kabar Buruk

    Dewanto terdiam mendengar kabar buruk dari Bramanto, menyaring informasi yang diberikan sahabatnya.Sekian detik berpikir, pria baya itu mengatakan, "Tuduhan mal praktek itu atas dasar apa? Kalau dia tidak menemukan keterangan tentang program kehamilan yang dijalani Febby di rumah sakit, itu tidak bisa dijadikan bukti adanya mal praktek. Apalagi yang dilakukan Dirga pada Febby sama sekali tidak membuat Febby mengalami kerugian apapun.""Ya, aku tahu soal itu. Kemungkinan tuduhan dari Andi soal mal praktek tidak akan masuk ke penyidikan, tapi perselingkuhan, itu yang sedang diproses. Kamu tahu 'kan undang-undang baru yang menyatakan kalau kasus perselingkuhan bisa dipidanakan, apalagi anakmu memiliki gelar Dokter spesialis Kandungan. Yang dimana ... seharusnya dia bisa memegang sumpahnya. Tapi kalau perselingkuhan tidak bisa dibuktikan, anakmu akan dinyatakan tidak bersalah."Dewanto mengembus napas kasar sambil mengusap kening yang berkeringat. "Aku tahu t

  • Ah! Enak Mas Dokter   Melapor Balik

    Mobil Fandi dan Inneke masuk ke halaman rumah mewahnya. Suami-istri itu turun serentak dari mobil berbeda.Fandi tersenyum menatap ke arah istri dan anak semata wayang yang terlihat semringah."Ibu sama Febby dari mana?" tanya Ayah satu anak itu pada kedua wanita kesayangan.Inneke melangkah tergesa-gesa mendekati Fandi. "Ibu punya kabar bahagia untuk Ayah." Ia rangkul lengan suaminya sambil tersenyum cerah.Kening Fandi berkerut, "Kabar apa?" tanyanya penasaran."Masuk ke rumah dulu atuh." Inneke menarik lengan suaminya, namun Fandi bergeming, menunggu anak kesayangan ikut masuk."Feb, kabar apa? Kata Ibu dia bawa kabar gembira? Ayah jadi penasaran," tanya Fandi pada Febby yang berjalan mendekati pintu rumah.Febby mengulum senyum, melirik ibunya yang mengedipkan mata, merahasiakan kabar itu."Pokoknya kabar bahagia ini Ibu jelasin di dalam aja," kata Inneke, kembali menarik lengan suaminya masuk ke rumah.

  • Ah! Enak Mas Dokter   Bantu Aku!

    "Surat panggilan dari kantor Polisi?" Dengan sisa tenaga yang ada, Andi berusaha bangkit dari duduknya. Satu tangan memegang pintu pagar, tangan lain menggenggam amplop surat. Duda tanpa anak itu melangkah gontai memasuki rumah sambil meremas kertas. Tak sanggup berjalan lebih jauh, Andi menjatuhkan tubuh yang lemas di atas sofa panjang ruang tamu. Sekali lagi, ia baca surat panggilan dari Polisi, mencermati isinya. "Siapa yang melaporkan aku ... Ayah Fandi?" gumamnya tak habis pikir dia dilaporkan ke Polisi atas kasus hukum lebih dari satu. Puas membaca berulang kali, Andi meletakkan kertas tersebut ke atas meja lalu mengambil ponsel dari saku celana dan menghubungi seseorang. Satu-satunya orang yang bisa membantu saat ini hanya Anggun, namun telepon itu tidak diangkat. "Nenek sihir! Angkat teleponnya!" geram Andi meremas benda pipih hitam tersebut sangat erat hingga menimbulkan bunyi 'krek'.

  • Ah! Enak Mas Dokter   Surat Panggilan dari Polisi

    Di kediaman Fandi_Juragan Kerupuk yang terkenal seantero Bandung.Setelah tiga hari puasa bermain ponsel, akhirnya Sisca bisa melampiaskan dahaga itu dengan memainkan benda pipihnya sepuas hati.Yang pertama dilakukan, pasti melihat postingan Aa tersayang_Andi. Ia membuka akun sosial media Andi dan melihat postingan terbaru.DEG!Kedua mata sipitnya membulat sempurna saat membaca caption di foto Andi yang menangis. Di sana tertulis jelas kalau Andi baru saja bercerai dari Febby."Aa Andi cerai sama Teh Febby? Eh, kok aku ngga tahu? Kok Teh Febby ngga ngasih tahu?" Tangannya mendadak tremor setelah melihat postingan yang membuat detak jantung berhenti sekian detik. "Kenapa keluarga ini tenang-tenang aja? Kayak ngga ada yang terjadi."Penasaran, ia pun melihat semua postingan kesedihan Andi. "Aa, atuh kasihan amat si Aa dicerai. Jadi Teh Febby selingkuh? Sama Dokter Kandungan sendiri?"Sayangnya di postingan Andi tak menga

  • Ah! Enak Mas Dokter   Anak Kita Kembar?

    "Baby, apa kata Ibu tadi?" tanya Dirga penasaran. "Kamu lagi di mana? Sayang."Febby tersenyum lebar sambil mengusap perut yang semakin besar, lebih besar dari usia kandungan seharusnya. "Aku masih ada di rumah sakit, Mas. Baru selesai periksa kandungan. Dan kata Dokter, anak kita kembar."Deg!Dirga terdiam membisu.Kening Febby berkerut, tak mendengar suara ayah dari bayi di kandungan. Awalnya dia pikir Dirga akan berteriak dan melompat-lompat. "Mas, kamu ngga senang ya dengernya?"Hening!Tak ada jawaban dari sana. Febby menatap ibunya dengan ekspresi bingung. Inneke pun mendekat dan memanggil nama calon menantunya."Dung, kamu denger ngga Febby ngomong apa? Dung, kamu masih ada di sana?" tanya Inneke, sama bingung dengan Febby.Kedua wanita itu saling pandang, dan tak lama terdengar suara napas terengah-engah."Baby, apa katamu tadi? Bayi kita kembar?" tanya Dirga dengan suara seperti habis berlari

  • Ah! Enak Mas Dokter   Kembar?

    "Sisca!"Suara teriakan terdengar saat Sisca baru saja masuk ke rumah mewah Fandi_suami dari bibinya. Buru-buru ia memasukkan ponsel ke dalam saku, padahal baru saja dia ingin mengirim chat pada Andi."Sis! Ke sini sebentar, Neng."Wanita muda itu berdecak kesal, "Apaan sih, baru juga dateng," gerutunya seraya menghentakkan kaki ke atas lantai.Jujur saja, menjaga Febby bukan keinginannya. Dia hanya menuruti permintaan kedua orang tuanya. Ayah Sisca berhutang budi pada Fandi karena keluarga mereka selalu dibantu disaat sulit.Ibu Sisca memang tidak seberuntung Inneke yang memiliki suami cukup kaya, bahkan sebelum Fandi jadi Bos Kerupuk. Meski perbedaan ekonomi mereka cukup jauh berbeda, namun Fandi dan Inneke tak pernah lupa membantu dengan memberikan tempat usaha gorengan di pinggir jalan.Akan tetapi, keuangan keluarga Sisca masih belum bisa dikatakan maju, karena ayah Sisca harus menghidupi adik dan orang tuanya yang jompo. Se

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status