Share

Nyebelin!

Penulis: Dita SY
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-23 09:00:54

Crot!

Kedua mata Monica melebar sempurna saat cairan kental menyembur ke wajah. "Pak, kok udah keluar? Baru juga saya mainin sebentar."

Andi yang masih berada di awang-awang, meremas rambut Monica kencang sambil meraung. "Ugh! Monica! Ngeliat kamu pakai pakaian begitu aja udah bikin saya tera ngsang. Gimana kalau dimasukin."

Monica mendengus kesal. "Belum juga dimasukin, Pak. Gimana dong? Udah munc rat aja." Ia melangkah cepat ke meja Andi, mengambil tissue dan mengusap wajahnya dengan kesal.

Terkekeh pelan, Andi menaikan celana dan berjalan mendekati Monica. "Jangan marah Sayang. Kita ulang lagi ya. Tadi itu pemanasan aja. Yuk kita coba lagi."

Melirik, Monica terlihat jengkel karena belum merasakan apapun. Meski dibayar, tetapi dia ingin juga merasakan sentuhan nakal Andi.

"Ayo, jangan marah. Nanti saya tambahin uang jajan buat kamu," bisik Andi.

"Ya udah, tapi janji yang kedua harus lama."

"Iya," angguk Andi,
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rika Bohayy Bohayy99
hehehe ini mah kehidupan asli jadi cerita di novel bagus menarik moga aja gak bertele" langsung sat set alur ceritanya biar ga monoton semngat kak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Ah! Enak Mas Dokter   Cosplay Lagi

    ~~Pagi hari~~Sama seperti pagi sebelumnya, Andi meminta Monica untuk memakai pakaian cosplay, namun kali ini dia menghubungi Edi dulu, memberi perintah pada karyawan satu-satunya itu agar menjaga pintu.Selesai menghubungi Edi, Andi menghubungi sang sekretaris."Kamu ambil pakaian hari Rabu ya," kata Andi berbicara dengan Monica di dalam telepon."Saya cosplay jadi Pramugari Pak?""Iya, kita terbang ke udara pagi ini," kekeh Andi."Tapi janji jangan cepet keluar ya, Pak. Kemarin baru dipegang udah crot. Terus lagi pemanasan malah ada tamu.""Iya, kamu jangan khawatir. Saya udah minum jamu pagi ini. Hari ini dijamin aman, Edi udah saya minta jaga pintu. Ngga akan ada yang ganggu kita lagi.""Oke deh kalau gitu. Jangan sampai kentang lagi. Saya 'kan penasaran pengen diehem sama Pak Andi.""Iya Sayang. Kamu tenang aja, nanti kamu ngerasain punya saya masuk ke punya kamu. Saya goyang kamu sampai lemes," ta

  • Ah! Enak Mas Dokter   Semoga Semuanya Lancar

    "Halo, Pak Dirga. Anda mendengar saya?" Suara Gunawan terdengar panik karena tak mendengar sahutan dari Dirga."Ma-maaf Pak Gunawan, saya sangat senang mendengar kabar dari Anda sampai kehabisan kata-kata. Terima kasih atas bantuannya, Pak." Dirga tersadar dari lamunan sekian detik."Sama-sama Pak Dirga. Semoga informasi dari saya bisa langsung Anda sampaikan pada yang bersangkutan. Besok pengadilan agama akan mengirim surat pemanggilan sidang pertama pada Pak Andi.""Pasti Pak, saya akan secepatnya memberitahu kabar gembira dari Anda ke Febby dan keluarganya. Sekali lagi terima kasih banyak.""Baik Pak, kalau begitu saya sudahi dulu. Selamat malam.""Malam Pak Gunawan," sahut Dirga mengakhiri telepon. Ia memasukkan ponsel ke dalam dasbor sambil tersenyum lebar. "Sebentar lagi. Sebentar lagi kamu jadi istri Dirga Dewanto."Selesai berbicara dengan Gunawan, Dirga kembali fokus melajukan mobil menuju Bogor_rumah kedua orang tuanya.

  • Ah! Enak Mas Dokter   Gugatan Cerai Diterima

    Yang dirindukan setengah mati, sedang merindukan setengah mati juga. Dirga duduk termenung di dalam mobil sambil menatap foto Febby yang dijadikan pajangan di atas dasbor."Aku kangen kamu, Baby. Gimana kabarmu, hem? Gimana kabar anak kita? Dia baik-baik saja 'kan? Dia pasti kangen Papanya." Dirga tersenyum lembut, membayangkan pergumulan panas semalam yang membuatnya tidak bisa tidur.Saat sedang termenung menikmati suasana sepi di dalam mobil, tiba-tiba kaca mobilnya diketuk seseorang.Dirga menoleh ke kaca jendela, melihat Edi_karyawan Andi yang memiliki janji temu dengannya tadi.Ia membuka kaca, dan berbicara dengan Edi, "Letakan kamera pengintai ini di dalam ruangan Andi!" kata Dirga memberikan tiga kamera yang memiliki bentuk sangat kecil, pada Edi.Laki-laki kurus itu menundukkan tubuh, "Tapi saya takut ketahuan, Pak." Tangan Edi gemetar, berkeringat.Dirga menatap tajam, satu tangannya mengeluarkan berkas dari dalam tas

  • Ah! Enak Mas Dokter   Kangen

    "Sisca! Mana susunya?" seru Febby dari dalam kamar mewah bernuansa pink-putih, lengkap dengan hiasan boneka Hello Kitty."Sabar Teh, ini lagi dibawa ke kamar," sahut Sisca berjalan cepat ke kamar sepupunya sambil membawa nampan dengan kedua tangan. Ia membuka pintu kamar lebar lalu melangkah masuk.Febby tersenyum simpul melihat Sisca membawa susu hangat pesanan. Ia berdiri dari ranjang, menghampiri Sisca dan membantu membawa nampan itu."Makasih ya," ucap Febby pada wanita yang memiliki usia lebih muda satu tahun darinya. "Udah cantik, baik, rajin. Sepupu aku emang best," puji wanita hamil itu pada satu-satunya sepupu kandung dari keluarga Inneke.Sisca, adalah anak dari adik Inneke yang menikah dengan pedagang gorengan di pinggir jalan. Adiknya juga hanya memiliki satu anak, yaitu Sisca."Sama-sama Teh, diminum dulu susunya." Sisca melangkah mendekati kursi di depan meja rias lalu duduk. "Teteh mau cemilan sekalian? Aku ambilin ya."

  • Ah! Enak Mas Dokter   Nyebelin!

    Crot!Kedua mata Monica melebar sempurna saat cairan kental menyembur ke wajah. "Pak, kok udah keluar? Baru juga saya mainin sebentar."Andi yang masih berada di awang-awang, meremas rambut Monica kencang sambil meraung. "Ugh! Monica! Ngeliat kamu pakai pakaian begitu aja udah bikin saya tera ngsang. Gimana kalau dimasukin."Monica mendengus kesal. "Belum juga dimasukin, Pak. Gimana dong? Udah munc rat aja." Ia melangkah cepat ke meja Andi, mengambil tissue dan mengusap wajahnya dengan kesal.Terkekeh pelan, Andi menaikan celana dan berjalan mendekati Monica. "Jangan marah Sayang. Kita ulang lagi ya. Tadi itu pemanasan aja. Yuk kita coba lagi."Melirik, Monica terlihat jengkel karena belum merasakan apapun. Meski dibayar, tetapi dia ingin juga merasakan sentuhan nakal Andi."Ayo, jangan marah. Nanti saya tambahin uang jajan buat kamu," bisik Andi."Ya udah, tapi janji yang kedua harus lama.""Iya," angguk Andi,

  • Ah! Enak Mas Dokter   Bapak Mau Sekarang?

    Setelah mendapat perintah dari Andi di dalam telepon tadi, Monica berdiri dari tempat duduknya yang berada di depan ruangan CEO abal-abal itu. Sebelum masuk ke sana, ia mengemasi meja kerja dan merapikan pakaian dari atas sampai ke rok span yang terdapat lipatan."Mau ke mana, Mon?" tanya salah satu karyawan, yang memang hanya satu-satunya di kantor itu.Monica yang tengah merapikan kancing kemeja, menegakkan kepala, melihat ke arah laki-laki itu, "Pak Andi nyuruh aku nunggu di ruangannya. Ada tugas tambahan katanya."Laki-laki bertubuh kurus dan kulitnya agak gelap itu manggut-manggut, "Tugas ehem-ehem ya?" candanya mengulum senyum. Ia tahu tugas apa saja yang harus dikerjakan oleh Monica, karena dia yang mencarikan calon sekretaris untuk Andi dengan beberapa syarat."Pokoknya gitu, lumayan buat tambahan," jawab Monica jujur. "Ngomong-ngomong kantor ini bergerak di bidang apa sih? Kok kayak ngga ada kejelasan di surat kontrak kerja. Apa jangan-ja

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status