Share

Papi

Penulis: Dita SY
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-03 10:00:41

"Ini baksonya."

Lima bungkus bakso diberikan pada Anggun dan dibayar cash oleh Dokter Kecantikan itu.

Tanpa mengucapkan terima kasih, Anggun dan Lilian melangkah terburu-buru kembali ke mobil dan masuk.

"Cepat Mi, kita ke rumah Opa dan Oma." Lilian menarik lengan Anggun yang tengah memakaikan sabuk pengaman di pinggang.

"Sabar Sayang, kita udah deket rumah Opa dan Oma kamu. Sebentar lagi kita ke sana." Anggun tersenyum simpul, mencubit hidung mungil anaknya.

Wajah Lilian berseri, sangat berbeda dengan yang biasa dilihat setiap hari. Kini, Anggun benar-benar sadar Dirga membawa pengaruh baik untuk anak semata wayang.

Saat masih menjadi suami-istri, Dirga memang selalu mengutamakan Lilian dalam hal apapun. Bahkan rela pulang kerja lebih awal demi bisa bermain dengan anak perempuannya.

Wajar jika Lilian sangat kehilangan sosok Dirga di rumah, dan membuat gadis kecil itu sedih setiap
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Ah! Enak Mas Dokter   Aku Bukan Anak Papi?

    Dirga mengusap kepala anak perempuan itu, "Papi dan Mami sudah bercerai. Kami berdua sudah berpisah dan tidak akan bisa dipersatukan, karena Papi ingin membangun rumah tangga dengan wanita lain.""Mas!" teriak Anggun menahan tangis. Tak terima mendengar Dirga menjelaskan apa yang terjadi pada hubungan mereka. "Tolong jaga perasaan Lilian, Mas!"Dirga melirik emosi, "Sudah waktunya dia tahu hubungan kita yang sebenarnya. Aku tidak rela anak sekecil ini dicuci otaknya oleh Ibu sepertimu!"Lilian menatap Dirga lirih, beralih pada Anggun. Masih belum paham dengan penjelasan itu."Tapi jangan menyakiti hati Lilian, Mas!" isak Anggun menahan tangis.Dirga bergeming, kembali mengusap kepala Lilian lembut, "Papi yakin kamu pasti mengerti apa maksud Papi.Gadis itu menggeleng, "Maksudnya apa Pi?" tanya Lilian dengan wajah sendu."Papi dan Mami sudah berpisah. Kami bukan suami-istri lagi. Dan kamu ... kamu bukan anak kandung Papi,

  • Ah! Enak Mas Dokter   Papi

    "Ini baksonya." Lima bungkus bakso diberikan pada Anggun dan dibayar cash oleh Dokter Kecantikan itu. Tanpa mengucapkan terima kasih, Anggun dan Lilian melangkah terburu-buru kembali ke mobil dan masuk. "Cepat Mi, kita ke rumah Opa dan Oma." Lilian menarik lengan Anggun yang tengah memakaikan sabuk pengaman di pinggang. "Sabar Sayang, kita udah deket rumah Opa dan Oma kamu. Sebentar lagi kita ke sana." Anggun tersenyum simpul, mencubit hidung mungil anaknya. Wajah Lilian berseri, sangat berbeda dengan yang biasa dilihat setiap hari. Kini, Anggun benar-benar sadar Dirga membawa pengaruh baik untuk anak semata wayang. Saat masih menjadi suami-istri, Dirga memang selalu mengutamakan Lilian dalam hal apapun. Bahkan rela pulang kerja lebih awal demi bisa bermain dengan anak perempuannya. Wajar jika Lilian sangat kehilangan sosok Dirga di rumah, dan membuat gadis kecil itu sedih setiap

  • Ah! Enak Mas Dokter   Menyusul ke Bogor

    Dirga baru saja menyelesaikan persyaratan menikah dengan Febby. Semua berkas dan alasan untuk secepatnya menikahi Febby, sudah selesai dilengkapi.Pernikahan akan dilangsungkan secepatnya sesuai ketentuan dari pihak terkait.Selesai dengan urusan yang sedikit rumit, Dirga melajukan mobilnya menuju rumah.Di tengah perjalanan, ponselnya berdering. Ia menatap ke atas benda pipih di jok samping, telepon masuk dari ibunya.Dengan cepat ia menerima telepon itu dan berbicara, "Ada apa, Ma? Aku lagi di jalan.""Tolong beliin Mama bakso langganan kita dong. Mama pengen makan bakso.""Oh, oke. Kebetulan aku mau lewat sana. Ada lagi?""Ngga ada, cuma itu aja. Makasih ya.""Iya, Ma.""Gimana urusan pernikahan? Udah selesai?""Sudah, Ma. Meskipun awalnya agak rumit, tapi akhirnya selesai juga.""Jadi kapan kamu dan Febby bisa menikah?""Secepatnya Ma, karena anak di kandungan Febby anakku

  • Ah! Enak Mas Dokter   Mendapat Ijin

    Setelah mendapat ijin dari kedua uwaknya, Sisca melangkah keluar dari rumah mewah Fandi. Ojek online yang dia pesan sudah menunggu di depan pintu pagar rumah mewah itu. "Neng Sisca?" tanya tukang ojek yang dijawab anggukan kepala oleh gadis itu. "Stasiun ya, Mang." Sisca naik ke atas motor matic putih sambil memakai helm. "Siap, Neng." Tukang ojek melajukan roda duanya menuju stasiun. Dalam waktu beberapa menit, ojek yang ditumpangi Sisca tiba di depan stasiun yang cukup ramai. Wanita itu turun dan membayar jasa ojek online tersebut. Kebetulan kereta cepat menuju Jakarta sudah tiba, buru-buru ia masuk dan duduk di kursi dekat jendela. "Sebentar lagi kita ketemu, A," gumamnya sambil menatap pemandangan di luar kaca jendela. Sepanjang jalan ia terus memikirkan nasib Andi_laki-laki yang beberapa bulan ini mengisi hatinya. Perasaan itu tidak datang begitu saja, awalnya

  • Ah! Enak Mas Dokter   Pamit ke Jakarta

    Dring! Suara ponsel memecah keheningan kamar, sekaligus mengusik kemesraan dua insan yang tengah dimabuk asmara. Benda pipih hitam yang teronggok di atas meja samping tempat tidur itu berdering. Dari layar yang menyala terlihat jelas satu nama memanggil__Bella. "Hape kamu bunyi, Mas," ucap Febby pada Dirga yang baru saja ingin mencium bibirnya. Ia memalingkan wajah ke arah meja. Menghela napas panjang, Dirga menegakkan posisi duduk, melihat ke arah layar ponsel. "Katanya kamu ganti kartu, kok masih ada yang tahu nomor hape kamu?" tanya Febby menelisik. "Telepon dari Bella, dia tahu nomor hape aku," jawab Dirga meraih ponsel dan menerima telepon dari sang sahabat sesama Mantan Dokter Kandungan. "Ga, kamu ada di mana?" tanya Bella setelah Dirga menerima telepon darinya. "Aku ada di rumah," jawab Dirga seraya menatap Febby lekat. "Oh syukurlah."

  • Ah! Enak Mas Dokter   Permintaan Lilian

    Kedatangan Anugrah ke Klinik Kecantikan Anggun, membuat Janda satu anak itu kaget. Apalagi ayahnya datang bersama putri semata wayang_Lilian. Permintaan yang lolos dari bibir mungil cucunya, menyulut emosi Anugrah yang sampai saat ini sangat membenci Dirga. "Kalau ngomong pelan-pelan dong, Pa. Kasihan Lilian." Anggun memeluk anaknya erat, mengusap pucuk kepala gadis kecil itu lembut. Tangisan Lilian pecah di pelukan sang ibu. Bukannya meminta maaf, atau menunjukkan penyesalan, Anugrah justru menarik lengan cucunya dengan kasar. "Kamu dan Mami kamu sama saja. Kenapa sih kalian ngga bisa move-on dari laki-laki bernama Dirga itu? Memang kamu pikir dengan kamu datang ke sini, kamu bisa bertemu mantan Papi tirimu itu?" Karena ketakutan, Lilian mengeratkan pelukannya di tubuh Anggun. Ia membenamkan wajah dan menangis pilu. Anggun menghela napas panjang, menatap ayahnya lirih, "Udah dong Pa, jangan ma

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status