Share

Ai (Untuk Leo)
Ai (Untuk Leo)
Penulis: Bill

Prolog

  "Entah bagaimana takdir bisa mempertemukan kita. Dan sepertinya kita dipersatukan oleh dua huruf sederhana yaitu Ai. Kata itu juga yang mewakili perasaanku saat ini."

~Leonar Halim Al-Ghifari (Leo)~

  "Aku tak tau apa arti kata Ai, tapi aku suka dengan kata itu karena kaulah yang memberikan kata itu padaku."

~Khansa Arima Iriana (Key)~

            ______________________

  Seorang laki-laki dengan wajah yang mulus beraura dingin itu berdiri ditepi danau yang airnya jernih. Dengan tasnya yang digendong hanya sebelah dan kedua tangannya dilipat didepan dadanya membuat ia berdiri sebagai sosok laki-laki tampan yang tengah menanti seseorang.

  Bukan menanti seseorang, melainkan tengah termenung sendiri di sisi danau yang sudah menjadi kebiasaannya itu.

  Namun ada sosok yang membuat ia tersadar dalam lamunannya itu, seorang anak perempuan datang menghampiri laki-laki itu.

  "Kakak sendirian aja?"

tanya anak kecil pada laki-laki itu.

  Laki-laki itu diam saja tidak menjawab pertanyaan anak kecil itu.

  "Kakak dengar tidak?" tanya ulang anak itu.

  "Pulanglah Dik, aku lebih suka sendiri."

  "Aku akan pulang jika Kakak jawab pertanyaanku."

  Laki-laki itu menghela nafas panjang dan berkata, "Apa yang ingin kau tanyakan?"

  "Kakak tahu tidak bagaimana caranya menyembunyikan rasa sakit yang kita alami?"

  Laki-laki itu tersenyum miring dan berkata, "Pertanyaanmu tidak sesuai dengan usiamu Dik."

  "Kakak tahu jawabannya tidak?" Anak kecil itu menekankan pertanyaannya.

  Laki-laki itu membungkukan badan kemudian bicara didepan anak kecil itu. "Cara orang menyembunyikan rasa sakit itu berbeda, tetapi kebanyakan mereka menyembunyikan sifat aslinya dengan menunjukan sisi lain mereka didepan orang lain."

  "Kakak bisa tulis jawabannya ditanganku?" ujar anak kecil itu sambil menyodorkan pulpen kepada laki-laki itu.

  Laki-laki itu tersenyum lalu menulis perkataannya tadi diatas tangan anak kecil itu.

  "Terimakasih Kak, oh jadi ini jawabannya."

  "Kenapa kau bertanya seperti itu?"

  "Aku kasihan kepada orang yang sudah kuanggap Kakakku sendiri."

  "Kenapa Kakakmu?"

 "Ia ditimpa musibah berkali-kali, sehingga ia selalu bertanya bagaimana cara untuk menyembunyikan rasa sakitnya itu. Tapi aku tidak tahu apa jawabannya, jadi aku tanya sama orang lain."

  Laki-laki itu mendengarkan cerita anak kecil itu dengan seksama. Kemudian anak kecil itu menyambung perkataannya.

  "Kakakku selalu menyendiri seperti halnya yang dilakukan Kakak sekarang ini, jadi aku tanya Kakak dengan pertanyaan itu."

  Laki-laki itu terdiam karena iba mendengar cerita anak kecil itu.

  "Pulanglah dan hiburlah Kakakmu itu," titah laki-laki itu.

  "Baik Kak. O ya Kak, nama Kakak siapa?"

 "Leo."

  "Baiklah aku akan mengingatnya dan memberitahu Kakakku jawabannya, terimakasih Kak," ucap anak kecil itu sambil lari menjauh dari Leo.

  Orang ini mirip Kakak, siapa tau mereka cocok, pikir anak kecil itu sambil berlari kecil.

  Leo hanya memperhatikan anak kecil itu yang berlari menjauh darinya hingga hilang jejaknya. Namun sempat terlintas di benaknya itu keinginan untuk membantu anak kecil dan Kakaknya itu. Lalu siapa Kakak dari anak kecil itu?

  Tiba-tiba suara ponsel yang berdering membuyarkan lamunannya, membuat remaja dengan usia beranjak 17 tahun itu mengangkat panggilan yang masuk ke ponselnya itu.

  Saat Leo mulai mengangkat teleponnya, terlihat dia menyunggingkan bibirnya. Seketika itu auranya menjadi menakutkan.

  "Kuharap mulai saat ini kau jangan pernah menghubungiku lagi. Dan satu hal yang harus kau ingat, aku bukan lagi putramu!" desis Leo, kemudian memutus panggilan teleponnya itu.






                   ~{Ai (untuk Leo)}~

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status