แชร์

Part 20

ผู้เขียน: Chairatun Hisan
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-08-13 09:58:30

"Pertama ... camkan satu hal. Bahwa meskipun aku sakit hati dengan perbuatan suamiku dan keluarganya, tetapi aku masih punya hati. Tidak seperti kalian, yang bersikap manis di depanku, tapi menik4mku dari belakang!" Marwa menatap tajam ke arah mereka yang sedang tertunduk. "Jadi selama Mas Ammar berada di rumah sakit, aku akan menanggung biaya perobatannya.

Kedua ... Mas Ammar boleh tinggal kembali di rumahku setelah pulang dari rumah sakit. Begitu juga dengan kalian. Silakan tinggal di rumahku dan rawat Mas Ammar dengan baik. Ingat! Bukan aku, tapi kalian yang mengurusnya."

Mereka saling bertukar pandang. Senyum mengembang di bibir mereka. Tak menyangka Marwa akan sebaik itu. Padahal tadinya mereka sudah berpikiran yang buruk-buruk.

Sementara Marwa memerhatikan gerak-gerik mereka sambil tertawa di dalam hati. Belum tahu saja mereka!

"Ehem! Bisa aku lanjutkan?" tanya Marwa melihat keriuhan mereka yang kasak-kusuk kegirangan.

"B-bisa ... bisa, Mbak. Silakan lanjutkan!" Kania menjawab d
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทล่าสุด

  • Air Mata Suami dan Mertuaku   Part 30

    Marwa keluar dari ruangan kerjanya, lalu turun ke lantai bawah untuk mencari udara segar. Penat sekali rasanya. Belum lagi ia bisa memutuskan apakah akan menerima tawaran dari Pak Najib untuk bekerja di perusahaannya, ia sudah harus berhadapan dengan orang-orang bermuka dua itu. Mood jadi buruk seketika."Nanda, saya ke luar sebentar, ya," pamitnya pada pegawai toko yang sudah lama bekerja padanya itu. "Jika jam delapan malam saya belum kembali ke sini, tutup saja!" "Baik, Bu. Hati-hati."Marwa berlalu sembari melempar senyum pada dua orang pegawai tokonya yang lain. Ia berniat hendak ke salon. Merawat dan memanjakan diri di sana, mungkin bisa menghilangkan lelah hatinya.Langit sudah mengguratkan warna oranye, ketika Marwa hampir tiba di tujuan. Ia melirik arlojinya. Ternyata sudah hampir magrib. Merasa tanggung, lalu ia membelokkan mobilnya masuk ke masjid. Tak lama azan pun berkumandang dan ia ikut salat berjamaah.Ia merogoh ponsel dalam tas, lalu menghubungi seseorang. [Vi, sepu

  • Air Mata Suami dan Mertuaku   Part 29

    Air yang tengah diminum Ammar seketika tersembur ke luar dari mulutnya, begitu mendengar pengaduan istri dan adiknya. "Apa? Terblokir? Kok, bisa? Apa tadi kamu salah memasukkan kode PIN-nya, Alena?""Sudah benar, kok, Mas. Iya, kan, Kania?""Iya, Mas. Mbak Alena nggak salah memasukkan kode PIN, kok.""Ya, Allah! Ujian apa lagi yang Kau berikan pada kami?" Ammar merutuki nasib mereka yang tiada henti diterpa badai.Kepalanya mendadak berdenyut. Ia mulai panik memikirkan bagaimana menyambung hidup di kemudian hari. Sementara isi dalam dompetnya hanya tinggal beberapa lembar uang lima puluh ribu.Sementara Bu Salma tak sanggup berkata-kata lagi. Ia tak henti-hentinya menangis. Ingin membantu, tetapi apalah daya. Ia juga tak punya uang tabungan. Semua sudah habis ia belanjakan. Gaya hidup hedonis yang sudah mendarah daging pada dirinya, membuatnya lupa untuk memikirkan kebutuhan hidup di kemudian hari.Merasa semua itu akan sangat mudah didapatkan, mengingat putranya yang memiliki jabatan

  • Air Mata Suami dan Mertuaku   Part 28

    [Ada apa lagi, Mas?] Marwa yang sedang mengemudi akhirnya menghentikan laju mobinya, lalu menjawab telepon Ammar setelah berpuluh kali suaminya itu menghubungi.Rasanya puas sekali hari ini membuat suami dan ibu mertuanya itu syok berat. Dan ia yakin, pasti sebentar lagi mereka akan mengemis dan memohon-mohon lagi untuk ditampung di rumahnya.[Tolong kamu jelaskan pada Mas apa maksud semua ini, Dek! Kenapa kamu tega ngontrakin rumah Mama pada orang lain, hah? Kamu pikir itu rumah kamu apa?]Ammar mulai naik pitam. Otaknya sangat lelah dan tak mampu lagi untuk berpikir jernih. Semua peristiwa yang menimpanya dengan bertubi-tubi, membuatnya hampir kehilangan akal sehatnya.[Bukankah sejak di rumah tadi aku sudah peringatkan agar jangan balik ke rumah Mama. Kalian saja yang ngeyel. Nggak mau dengerin apa kataku. Syok, kan, jadinya!][Tapi kelakuan buruk kamu ini sudah benar-benar keterlaluan, Dek! Sejak kapan kamu jadi sadis seperti ini? Mas nggak tau lagi sekarang sedang berhadapan deng

  • Air Mata Suami dan Mertuaku   Part 27

    "Apaaa?" Mereka terkejut setengah mati mendengar pengakuan wanita itu. Ingin tak percaya, tetapi bisa saja yang dikatakannya itu benar. Jika dia berbohong, mana mungkin dia bisa mengenal Marwa dan apa untungnya buat dia?"Bagaimana? Sudah paham, kan, dengan penjelasan yang saya berikan? Kalau begitu saya mau masuk dulu. Mau meneruskan pekerjaan saya yang tadi tertunda. Permisi!" Wanita itu bergegas menutup pintu seraya menggumam. "Heh, buang-buang waktu saja!""Mas! Lihat, kan, kelakuan istri Mas itu? Dia semakin brutal dan semena-mena. Bisa-bisanya dia ngontrakin rumah ini tanpa sepengetahuan kita? Kurang ajar banget, nggak, sih. Sebel, deh!" geram Kania."Benar-benar sudah keterlaluan Mbak Marwa. Aku nggak nyangka dia akan sejauh ini, Mas." Alena menggeleng-geleng heran sekaligus cemas. Ternyata dugaannya tidak meleset. Di balik sikapnya yang tiba-tiba berubah manis, ternyata ada banyak kejutan yang terselubung. Lalu akan ada kejutan apa lagi setelah ini?Ammar hanya bisa menarik na

  • Air Mata Suami dan Mertuaku   Part 26

    Beberapa jam sebelumnya ....Setelah keluar begitu saja dari rumah Marwa, mereka berempat pergi dengan menaiki taxi online menuju rumah Bu Salma. Ada sedikit perasaan lega di hati mereka, meskipun mereka tak tahu bagaimana harus menyambung hidup di kemudian hari. Biarlah, pikir mereka. Daripada harus mengorbankan harga diri dengan menjadi pembantu abadi di rumah Marwa.Tanpa disadari air mata Bu Salma pun jatuh. Perasaan sedih, kecewa, benci, marah, semua melebur jadi satu. Ammar yang duduk di samping pak sopir menoleh ke belakang. Ia melihat istri mudanya, ibu, dan adiknya dengan rasa iba. Perasaan bersalah dan menyesal kian membuncah memenuhi relung hatinya.Andai kesalahan fatal itu tidak pernah ia lakukan, tentu hidupnya tak akan menderita, dan orang-orang yang ia sayangi tak akan merasakan kesedihan seperti saat ini.'Aku memang bodoh. Aku tak berguna. Aku penyebab semua penderitaan yang mereka rasakan. Jangankan berjuang untuk mereka, mengurus diriku sendiri saja aku tak bisa. B

  • Air Mata Suami dan Mertuaku   Part 25

    Marwa kembali memasukkan bahan-bahan masakan yang tadi tidak jadi diolah, ke dalam lemari pendingin. Ia senyum-senyum sendiri, membayangkan apa yang akan orang-orang itu hadapi nanti di sana. Semoga saja mereka tidak syok dan kena serangan jantung massal.'Siapa suruh tak mau menjalankan sesuai kesepakatan. Sudah dikasih hati minta jantung. Mana ada di dunia ini yang gratis. Buang air kecil saja harus bayar. Ini sudah dikasih tempat tinggal dan makan gratis, malah memilih pergi. Tak mau disuruh membersihkan rumah.Alasannya karena harga diri. Ironis sekali! Mereka saja tak pernah menghargaiku. Bahkan aku dikhianati secara keji. Lihat saja nanti, pasti mereka akan mengemis-ngemis lagi padaku, mengharap aku sudi menerima mereka kembali di rumah ini.'Ponselnya yang tergeletak di atas meja makan berdering. Tertera nama Meysie di layar. 'Tumben, ada apa dia menghubungiku?' Marwa langsung menjawab telepon dan terdengar suara indah sang sekretaris itu dari seberang.[Halo, pagi, Bu Marwa][

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status