Share

Bab 63: Komedi yang Tidak Lucu

Author: Duvessa
last update Last Updated: 2025-06-08 02:32:55
Begitu pintu tertutup, keheningan langsung menyelimuti ruang kerja pribadi itu. Tidak ada suara selain langkah sepatu Alvano yang berderap pelan menuju balik mejanya. Dia duduk dengan tenang, menyilangkan tangan di depan dada, menatap dua orang di hadapannya tanpa ekspresi.

Isvara berdiri tidak jauh dari pintu, matanya enggan bertemu siapa pun. Sementara Jefri, yang terlihat paling bingung di antara mereka bertiga, berdiri kikuk di sampingnya—masih memegang berkas yang entah sejak kapan mulai bergetar di tangannya.

Beberapa detik berlalu tanpa satu pun suara. Lalu, suara Alvano terdengar. Pelan, tapi tajam.

“Mau aku yang tanya, atau kalian yang jelaskan duluan?”

Jefri langsung panik. “Saya tidak tahu apa-apa, Pak. Sumpah. Saya tidak tahu kenapa tiba-tiba saya jadi pacar orang—”

“Bukan ‘orang’,” sela Alvano datar. “Istriku.”

Isvara menutup mata sejenak. Dia ingin menghilang. Atau minimal, memutar waktu lima menit ke belakang.

Alvano menoleh ke arah Isvara. “Isvara?”

“Maaf …” gumam Isvar
Duvessa

Jangan lupa tinggalkan jejak ya guys :)

| 76
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Dian Damayanti
cuuuuuteee....so sweeet....lanjutkan ceritanya yg gemesin ini ya thooor....mantap
goodnovel comment avatar
Ida Daningsih
ceritanya menarik
goodnovel comment avatar
gusfenti fenti
bagus cerita nya tp tiap bntr iklan...‍♀️
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 220: Tanpa Kabar

    Di penthouse, Isvara membereskan meja makan yang masih menyisakan dua piring tak tersentuh. Ayam panggang yang tadi dia buat kini sudah dingin, sementara salad di mangkuk hanya diaduk setengah hati. Sejak Alvano pergi dua jam lalu, dia terus memandang layar ponsel, menunggu kabar yang tidak pernah datang.Dia beranjak ke ruang tamu, menyalakan TV, mencoba mencari hiburan. Namun, setiap saluran terasa bising, setiap suara seperti menusuk telinga. Remote akhirnya dia letakkan lagi di meja, dan dia duduk di sofa menghadap city light, memeluk bantal seolah itu satu-satunya penghangat yang tersisa.“Mas,” gumamnya pelan, nyaris seperti doa.Pikirannya berputar ke wajah Alvano di mobil tadi. Rahang yang mengeras, sorot mata yang dingin, genggaman setir yang begitu kencang. Dia tahu, kalau malam ini amarah itu dibiarkan lepas tanpa kendali, besok mungkin akan ada luka baru yang tak bisa dia tarik kembali.Isvara menghela napas panjang, meraih ponsel, dan mulai mengetik pesan.[Mas, hati-hat

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 219: Calon Kakak Ipar

    “Pak,” sapa Jefri singkat, mencoba mencairkan suasana, lalu menarik kursi di sebelah Alvano.Mereka memilih bertemu di sebuah bar yang tidak jauh dari penthouse Alvano. Pencahayaan temaram dan denting gelas yang beradu menciptakan suasana yang tampak santai, tapi tidak cukup untuk menurunkan ketegangan di antara mereka.Jefri sebenarnya tidak kaget ketika mendapat pesan ajakan dari Alvano. Sejak resepsionis apartemennya menyerahkan buah kiriman, dia langsung tahu bahwa Alvano ada di sana. Dan kalau Alvano ada di sana saat Adisti juga berada di sana … ya, hanya masalah waktu sebelum mereka bicara empat mata.“Sebulan kita nggak ketemu, status kita sudah berubah, ya, Jef?” Sarkastis itu meluncur dari bibir Alvano, terdengar datar tapi mengandung tekanan yang jelas. Seolah setiap kata punya bobot yang sengaja dibuat untuk menekan lawan bicaranya.Jefri hanya menghela napas pendek, menatap gelas kosong di depannya. Bukannya membalas, dia memberi isyarat pada bartender untuk menuangkan mi

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 218: Bagaimana Bisa?

    “Mas!” seru Isvara refleks, nada suaranya sedikit lebih tinggi dari biasanya.Alvano langsung menoleh cepat. “Kamu kenapa?” Jelas pria itu panik, apalagi melihat wajah istrinya yang tampak tegang.“Aduh … kayaknya aku kram perut deh. Ini ‘kan lagi datang bulan,” keluh Isvara sambil menunduk, satu tangannya menekan perut bawah. Padahal dia sudah selesai dengan tamu bulanan itu.Isvara sengaja mengalihkan perhatian Alvano ke arah kursi penumpang tempatnya duduk. Hatinya berdegup kencang, bukan karena sakit, tapi karena takut kalau suaminya melihat apa yang baru saja dia lihat.Alvano mencondongkan tubuh, berusaha memeriksa kondisi istrinya. “Kramnya parah? Kita ke dokter dulu atau–”“Nggak usah. Aku cuma mau pulang, Mas. Istirahat aja di rumah. Boleh, ya?” pintanya cepat, suaranya dibuat selembut mungkin.Alvano masih sempat ragu, tapi akhirnya menghela napas dan mengangguk. “Ya sudah, kalau itu mau kamu.” Alvano menyalakan mesin mobil, membiarkan Isvara kembali bersandar sambil memegan

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 217: Wejangan Opa

    Sekitar setengah jam kemudian, mobil berhenti di depan rumah keluarga besar Narendra.Pintu ganda sudah terbuka. Renjana, istri muda Giri, berdiri di ambang, mengenakan gaun krem sederhana. “Masuklah, Opa sedang di ruang baca. Sejak tadi tidak mau ke kamar,” ujarnya pelan.Di dalam, aroma kayu manis bercampur dengan wangi buku tua. Giri duduk di kursi kulit cokelat, selimut tipis menutupi kakinya.“Ra …,” panggilnya lebih dulu, mengabaikan cucu kandungnya sendiri. “Kemarilah. Sudah lama Opa nggak lihat kamu.”“Apa kabar, Opa? Saya dengar tadi kurang enak badan.” Isvara mendekat, membungkuk sedikit sambil tersenyum.“Ah, hanya lelah. Orang tua kalau sedikit pusing saja, rumah langsung ribut seperti mau kiamat,” jawab Giri, melirik Renjana yang tersenyum kecut.Mereka mengobrol sebentar, menanyakan kabar keluarga, saling bertukar cerita ringan. Giri sempat menyinggung masa kecil Alvano. Tawa kecil mengisi sela-sela percakapan, tapi tidak menghapus garis letih di wajah Giri.Tiba-tiba, ta

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 216: Tahu Posisi

    Akhirnya, pilihan jatuh pada restoran steak yang hanya berjarak dua blok dari kantor. Tempat yang cukup nyaman untuk ukuran jam makan siang. Sekat-sekat kayu tinggi memisahkan tiap meja, pencahayaan temaram memberi kesan tenang. Meski ramai, suasananya seolah mereka duduk di ruang makan pribadi.Pelayan baru saja meletakkan dua piring steak sirloin dengan aroma mentega bawang putih dan rosemary yang langsung memenuhi udara. Potongan dagingnya tampak juicy, masih mengepulkan uap tipis.Tanpa banyak bicara, Alvano menarik piring Isvara ke arahnya. Pisau dan garpu langsung bekerja, memotong daging itu menjadi potongan kecil yang pas untuk sekali suap.“Biar kamu tinggal makan,” ujar Alvano, seperti hal ini adalah prosedur standar makan siang. Begitu selesai, piring itu kembali ke hadapan Isvara.“So sweet sekali, Pak CEO.” Otomatis saja bibir perempuan itu melengkung tipis. Lalu dia mulai makan, dan mengunyah perlahan. “Hm …” Isvara menutup mata, menghela napas panjang seperti sedang ber

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 215: Jaga Image

    Malam itu, penthouse tenggelam dalam kesunyian. Isvara keluar dari kamar mandi, rambut setengah basah, pijakan kakinya nyaris tak bersuara. Piyama sutra tipis membungkus tubuhnya, mengikuti setiap gerak, membuatnya terlihat santai sekaligus berbahaya di mata suaminya.Alvano duduk di tepi ranjang, kaus hitamnya membentuk lekuk bahu dan dada bidang. Tatapannya mengunci Isvara dari ujung kaki hingga ke mata, dalam dan penuh arti. Tatapan yang membuat perempuan itu merasakan udara menghangat.“Kenapa liatnya kayak mau makan orang, Mas?” goda Isvara sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk.“Karena aku lagi lapar,” sahut Alvano.Isvara terkikik mendengar itu, lalu berjalan begitu saja melewati Alvano menuju meja rias. Namun baru dua langkah, pergelangan tangannya diraih. Tarikan itu lembut tapi tegas, membuat tubuhnya jatuh perlahan ke pangkuan sang suami.“Mas, mau makan?” godanya lagi, bibirnya melengkung nakal. Sungguh, dia tak tahan melihat suaminya yang cemberut seperti itu.“Mau

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status