Share

Chapter 16

"Nggak usah sok perhatian, Mas! Aku muak! Sumpah, aku muak melihat tingkahmu!"

"Jane, mas benar-benar khawatir dan peduli sama kamu."

"Bohong! Kamu nggak pernah benar-benar peduli padaku, Mas."

"Nggak, Jane. Mas peduli dan khawatir. Mas masih mencintaimu."

"Diaaam!" Kututup telingaku dengan menggunakan tangan kanan.

"Sebaiknya kamu pergi, Mas. Aku nggak mau lihat kamu lagi. Aku udah muak! Aku benci! Pergi, Mas, pergiiii!" teriakku seraya mendorong tubuhnya, meski gerakanku masih sangat lemah.

"Jane, tolong jangan usir mas."

"Pergi, Mas. Pergiii!"

Tiba-tiba pintu membuka. Bang Yudha, Bang Revan, dan Kak Vera masuk ke dalam ruang rawat inapku.

"Ada apa ini ribut-ribut? Astaga, kenapa ada gelas pecah di sini?" tanya Bang Yudha.

"Ah, itu tadi aku nggak sengaja menyenggolnya, Bang," jawab Mas Firman. "Aku panggil petugas kebersihan dulu." Lelaki berkulit putih itu ke luar dari ruangan.

"Gimana keadaan kamu, Dik?" tanya Bang Yudha.

"Alhamdulillah, jauh lebih baik, Bang. Walaupun masih saki
Hana Makaira

Hai, readers, selamat datang di chapter 16. Jangan lupa untuk memberi vote Gem kamu dan tambahkan ke pustaka kamu. Beri ulasan bintang lima juga. Biar Hana makin semangat 🤗😍

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status