Share

Akhir Dari Segalanya
Akhir Dari Segalanya
Author: Tedy

Bab 1

Author: Tedy
Pada tahun kesepuluh sejak dibiayai oleh Wiliam Vier, Celine Joman menerima tawaran kerja dari perusahaan luar negeri.

Suara teman-temannya yang riuh masih terngiang di telinganya, penuh keterkejutan dan desakan tak sabar.

“Celine, kamu seriusan? Begitu visa beres langsung pergi? Kenapa?!”

“Iya, Pak Wiliam begitu baik padamu! Sepuluh tahun, lho! Kamu dijaga seperti harta karun, takut jatuh dan takut rusak!”

“Kami melihat 99 kali lamarannya, sungguh sangat romantis! Kamu nggak pernah menerimanya, tapi Pak Wiliam juga nggak pernah menyerah. Itu masih belum disebut cinta sejati?”

“Jangan-jangan gara-gara Gwen? Dia hanya gadis kecil yang dibiayai Pak Wiliam. Katanya latar belakangnya cukup prihatin. Paling Pak Wiliam hanya karena penasaran dan niat baik sesaat, mana mungkin bisa dibandingkan denganmu?”

“Iya Celine, jangan bodoh. Hubungan sepuluh tahun, lho! Pak Wiliam begitu mencintaimu, mana mungkin benar-benar terganggu hanya karena bocah kecil yang nggak mengerti apa-apa?”

Mencintaiku?

Celine mengangkat pandangannya, melewati teman-teman yang terus berbicara, lalu menatap ke seberang jalan.

Sebuah sedan hitam yang familiar berhenti perlahan.

Pria di kursi pengemudi sedikit memiringkan tubuh, dengan gerakan yang sangat alami merapikan rambut halus di pelipis gadis di kursi penumpang.

Itu Wiliam.

Di sampingnya, Gwen menengadah sambil tersenyum padanya, alis dan matanya melengkung manis. Dari samping, wajahnya memang agak mirip dengan Celine di masa muda.

Wajah Wiliam terukir ekspresi rileks yang sudah lama tak terlihat, bahkan bisa disebut penuh rasa sayang.

Ekspresi yang semakin jarang Celine lihat dalam setengah tahun ini. Saat menghadapi dirinya, wajah Wiliam hanya tersisa kelelahan dan ketidaksabaran.

Teman-temannya pun mengikuti arah pandangannya dan melihat adegan itu. Seketika, suara mereka berhenti, suasana langsung menjadi canggung.

“Ehm… mungkin hanya kebetulan ketemu.”

“Pak Wiliam….”

Celine menarik kembali pandangannya, tidak ada ekspresi di wajahnya. Dia hanya mengangkat cangkir kopi dan meneguk pelan. Rasa pahit menyebar di ujung lidah.

Celine memotong ucapan mereka, “Aku agak capek, pulang dulu, ya. Soal keluar negeri sudah diputuskan.”

Dia berdiri, mengambil tasnya dan tersenyum paksa pada teman-temannya, tidak memberi kesempatan untuk ditahan lagi. Lalu berbalik dan mendorong pintu kafe.

Angin sore membawa kehangatan, meniup wajahnya, tapi justru membuatnya merasa dingin.

Sepuluh tahun.

Celine teringat saat Wiliam pertama kali membawanya keluar dari rumah kumuh yang lembab dan berbau apek itu. Kala itu, dirinya meringkuk di sudut, bahkan tak berani mengangkat kepala.

Wiliam yang dengan sabar mengajarinya etika sedikit demi sedikit, mengenalkan kemewahan pada dirinya, memberinya segala yang terbaik.

Wiliam memanjakannya hingga menjadi seorang putri sebenarnya, sampai dia hampir lupa seperti apa dirinya dulu.

99 kali lamaran itu selalu begitu megah dan dipersiapkan dengan sempurna setiap kali, memenuhi semua khayalan gadis manapun.

Dirinya bukan tidak tersentuh. Hanya saja, ada sedikit kegelisahan di lubuk hatinya, merasa kebahagiaan itu terlalu indah, seperti mimpi rapuh yang mudah pecah.

Celine selalu berpikir untuk tunggu sebentar lagi. Tunggu sampai dirinya cukup pantas berdiri di sisinya. Tunggu sampai dirinya yakin bahwa ini benar-benar cinta yang kuat.

Sejak kapan semuanya berubah?

Sejak setahun lalu, saat Wiliam datang membawa Gwen, mengusap kepala gadis itu sambil setengah bercanda padanya, “Celine, lihat, aku menemukan pengganti kecilmu. Menarik, ‘kan?”

Sejak pertama kali dirinya marah karena Gwen memecahkan kotak musik koleksinya dan Wiliam malah mengerutkan kening, menegurnya, “Celine, dia masih kecil, belum mengerti. Kamu harus mengalah padanya. Hanya kotak lama, ya sudah kalau pecah. Biar kubelikan yang lebih bagus.”

Sejak berkali-kali dirinya mencium aroma parfum asing di kemeja Wiliam, menemukan pesan-pesan mesra di ponselnya. Sementara Wiliam tak pernah menjelaskan apapun, hanya menutupinya dengan hadiah yang semakin mahal, lalu berubah menjadi tidak sabar, “Bisa nggak sih kamu lebih dewasa? Aku sangat capek, nggak punya energi untuk menghiburmu setiap hari.”

Sejak lamaran terakhirnya, yang ke-99. Di bawah langit yang penuh bintang, dia menggenggam tanganku, tapi pandangannya entah melayang ke mana, “Celine, sudah hampir 100 kali. Kamu pasti akan menerimaku, ‘kan?”

Setelah itu, lamaran ke-100 pun tak kunjung datang.

Yang menggantikannya adalah saat dia mabuk suatu kali, lalu merangkul bahu Celine, nadanya terdengar sembrono dan kejam, “Celine, aku jujur saja padamu. Makanan seenak apapun, kalau dimakan sepuluh tahun, bisa bosan juga. Kamu lebih patuh , ya. Tunggu sampai rasa penasaranku habis, baru kita menikah.”

Bosan.

Satu kata itu menghantam hati Celine tanpa ampun.

Angan-angan terakhir Celine pun hancur tepat di hari ulang tahunnya yang ke-25, minggu lalu.

Celine menunggu dari malam hingga tengah malam, tapi WIliam tak kunjung datang.

Pesan terakhir di ponselnya adalah beberapa foto buram dari pengirim anonim. Di depan hotel, Wiliam merangkul pinggang Gwen, masuk ke dalam dengan sikap yang begitu intim.

Dalam sepuluh tahun, itu adalah pertama kalinya Wiliam absen dari ulang tahunnya.

Saat itu, seolah ada sesuatu yang runtuh sepenuhnya di hatinya.

Celine menghentikan langkahnya, menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan.

Dia mengangkat kepala, menatap langit di sela-sela dedaunan yang bersilangan. Langit itu sangat tinggi dan sangat biru.

Dia mengeluarkan ponselnya, membuka email berisi tawaran dari perusahaan luar negeri itu. Di kolom balasan, hanya ada satu kata.

[ Diterima.]

Mimpi sepuluh tahun, sudah waktunya untuk bangun.
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Akhir Dari Segalanya   Bab 24

    Di Singpur, kehidupan Celine perlahan terisi oleh ritme yang baru.Pekerjaan tetap menjadi pusat hidupnya. Tim yang dia pimpin dengan cepat berjalan stabil dan beberapa proyek sulit berhasil dirinya tuntaskan dengan hasil yang sangat memuaskan.Promosi jabatan, kenaikan gaji, semuanya berjalan lancar.Di akhir pelan, Celine sesekali mengunjungi museum seni atau mengajak teman-teman baru yang dikenalnya untuk mencoba berbagai jenis makanan.Dia juga belajar memasak beberapa hidangan sederhana dan ternyata hasilnya cukup enak.Dia sangat jarang memikirkan Wiliam. Hanya sesekali, saat melihat berita ekonomi yang menyinggung Grup Vier, pandangannya akan berhenti beberapa detik lebih lama, lalu menggeser layar dengan tenang.Pria itu seolah menepati sebuah kesepakatan tak terucap, tak pernah muncul lagi dan tak pernah mencoba menghubunginya.Hal itu membuatnya lega dan juga merasa mungkin Wiliam benar-benar sudah melepaskannya.Di Makas, Wiliam menjadi jauh lebih pendiam dibanding sebelumny

  • Akhir Dari Segalanya   Bab 23

    Celine kembali ke apartemennya dengan hati yang luar biasa tenang.Dia mengunci pintu dari dalam, tidak menyalakan lampu utama, hanya menyalakan lampu lantai. Cahaya kekuningan menyelimuti hunian kecil yang sebenarnya belum lama dirinya tempati itu.Dia berjalan ke jendela dan memandang jalanan di bawah.Beberapa hari sebelumnya, bos besar memanggilnya ke ruang kantor. Bukan karena ada kesalahan dalam pekerjaannya, melainkan memberinya sebuah pilihan yang sama sekali tak terduga.“Cabang Singpur di Wilayah ASIYA membutuhkan seorang penanggung jawab. Bisnis di sana berkembang pesat, tapi timnya butuh penataan ulang. Tantangannya besar.”Bos menatapnya dengan sorot mata tajam, “Ada anggota dewan yang merekomendasimu. Mengingat kinerjamu di kasus akuisisi sebelumnya dan sepertinya kamu juga membutuhkan perubahan lingkungan.” Ucapan itu disertai lirikan bermakna ke arah jendela, ke bawah gedung.Seketika, Celine mengerti maksudnya.Gangguan yang terus-menerus dari Wiliam akhirnya tetap sa

  • Akhir Dari Segalanya   Bab 22

    Seperti biasa, Wiliam menunggu di bawah gedung kantor itu. Dia bahkan sudah terbiasa dengan penantian tanpa harapan seperti ini.Meski setiap kali sosok itu muncul, yang dirinya dapat hanya bayangan yang menjauh.Namun, hari ini tampaknya berbeda.Saat Celine keluar , dia tak langsung berjalan lurus menuju stasiun kereta seperti biasa, melainkan berhenti tepat di hadapannya.Jantung Wiliam berdetak keras, sampai-sampai dia hampir mengira dirinya sedang berhalusinasi.“Ayo, makan bersama,” kata Celine dengan suara yang sangat tenang, tanpa emosi yang jelas. “Di restoran Ital depan sana saja.”Seketika kegembiraan yang luar biasa membanjiri hati Wiliam.Wiliam menjadi salah tingkah, bahkan bicaranya pun menjadi terbata-bata, “Iya, iya, ayo makan. Aku tahu tempat itu, tunggu aku sebentar, aku akan segera ke sana.”Dia berlari kencang menuju apartemennya, lalu dengan terburu-buru merogoh kotak beludru dari laci penyimpanan.Akhirnya Celine luluh dan memberinya kesempatan. Ternyata kegigih

  • Akhir Dari Segalanya   Bab 21

    Setelah keluar dari rumah sakit, Wiliam hanya mengingat helaan napas terakhir Celine dan dengan keras kepala menafsirkan helaan napas itu sebagai tanda hatinya melunak.Ujian… ini pasti ujian terakhir darinya.Celine hanya butuh waktu, butuh bukti ketulusannya yang lebih besar.Wiliam kembali bangkit, bahkan menjadi lebih nekat dari sebelumnya.Dia melepaskan sebagian besar urusan di dalam negeri yang mengharuskan kehadirannya secara langsung dan memilih bekerja jarak jauh, seolah-olah ‘mengejar kembali Celine’ telah menjadi satu-satunya karir yang dirinya tekuni saat ini.Percobaan pertama, dia membawa seikat mawar merah yang segar dan menunggunya di bawah gedung perusahaan.Saat Celine keluar, matanya menyapu sosok pria itu, beserta gumpalan warna merah di pelukannya dengan tanpa riak emosi sedikit pun.Langkah kakinya tidak berhenti, Celine terus berjalan menuju stasiun bawah tanah.Wiliam mengejarnya sambil memeluk bunga itu, tapi Celine mempercepat langkah, membaur ke dalam kerumu

  • Akhir Dari Segalanya   Bab 20

    Wiliam berusaha keras membuka kelopak matanya yang terasa sangat berat.Yang terlihat di atas kepalanya adalah langit-langit putih yang asing, botol infus tergantung di penyangga, meneteskan cairan obat perlahan.Wiliam terdiam beberapa detik, barulah dia menyadari bahwa dirinya berada di rumah sakit.Sisa mabuk membuat kepalanya terasa seperti hendak pecah, sementara perutnya perih seperti terbakar.Dia secara reflek menggerakkan jarinya, lalu menyentuh kulit yang hangat.Dia langsung menoleh. Celine sedang duduk di kursi di samping ranjang, menunduk menatap ponselnya. Wajahnya terlihat sangat tenang.Seketika gelombang kegembiraan menghantam Wiliam.Dia tahu… dia tahu masih ada dirinya di hati Celine. Celine masih tidak rela meninggalkannya. Melihatnya pingsan, Celine masih tetap khawatir dan datang menemaninya.“Celine,” terdengar suara Wiliam yang serak, tapi dipenuhi kegembiraan dan getaran yang tak bisa disembunyikan. Dia reflek ingin menggenggam tangannya. “Aku tahu kamu masih

  • Akhir Dari Segalanya   Bab 19

    Rencana akhir akuisisi akhirnya mendapatkan persetujuan bulat dari dewan direksi. Pihak perusahaan lawan pun menyatakan persetujuan awal. Yang tersisa hanyalah negosiasi detail.“Kerja bagus, Celine!” Pria asing tua yang biasanya serius itu akhirnya tersenyum. Dia menepuk bahu Celine dengan kuat, “Kita harus merayakannya malam ini, kita wajib minum-minum!”Seluruh tim proyek langsung bersorak gembira, suara sorakan mereka seolah mampu meruntuhkan atas gedung.Selama masa ini, tekanan yang mereka hadapi sangat besar dan kini kebahagiaan atas kesuksesan tersebut menghapus semua perasaan lelah.Rekan-rekan kerja mengerumuni Celine, saling bersahutan membahas restoran mana yang akan dipilih untuk merayakan, lalu turun ke bawah dengan riuh.Begitu angin dingin di luar gedung meniup, Celine reflek mengangkat bahunya sedikit. Senyuman santai masih terukir di wajahnya.Dia sengaja mengabaikan tatapan mata yang membara dari arah yang tidak jauh darinya.Wiliam kembali menunggu di sana.Saat mel

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status